Cerita Rakyat Nusantara dalam Bingkai Unik. Judul tersebut akhirnya diputuskan sebagai judul buku antologi kami di ODOP Batch 7. Wah cerita rakyat yang gimana nih? Bukannya cerita rakyat ya itu-itu aja yah? Kalau bukan soal Malin Kundang, Joko Tarub, atau Bawang Merah Bawang Putih ya soal perebutan kekuasaan di kerajaan-kerajaan nusantara terdahulu.
Jadi ceritanya dulu saat ODOP 7 kami ditantang oleh para PJ untuk menulis kembali cerita rakyat yang sudah beredar di sekeliling kita selama ini, namun dengan latar, ending, atau karakter tokoh yang berbeda dengan legenda aslinya. Sehingga akan terbit jalan cerita baru dari cerita rakyat yang kita kembangkan. Seru ya? banget.
Cerita Rakyat Nusantara
Negeri ini kaya akan cerita rakyat yang dituturkan sejak kita belum bisa berbicara. Mulai dari ibu dan ayah saya semasa kecil hingga punya anak dan cucu, cerita itu tetap ada, melegenda. Setiap daerah pasti punya kisah yang sangat akrab dan melekat di ingatan seluruh lapisan masyarakat. Cerita yang memiliki banyak kandungan hikmah, kaya akan pembelajaran, bahkan turut berperan serta membentuk karakter anak bangsa. Maka tidak heran jika cerita rakyat akan selalu seru untuk diceritakan kembali pada anak cucu kita kelak.
Maka ketika ODOP berinisiatif untuk membuat kumpulan cerita rakyat dengan modifikasi dari kami sendiri, saya sangat antusias menyambutnya. Saat itu saya tidak berharap untuk dijadikan antologi. Namun siapa sangka naskah saya berjudul Nestapa Cinta Sang Ratu yang diadaptasi dari kisah Ratu Ayu Kencono Wungu berhasil melalui kurasi para PJ di ODOP sehingga bisa masuk ke dalam naskah antologi.
Ada lima belas cerita dalam kumpulan cerita rakyat nusantara yang dikumpulkan dalam satu buku. Menurut saya semuanya unik. Ada yang menyedihkan, menggembirakan, hingga membuat saya tersenyum karena selera humor yang receh.
Malin Kundang Yang Tertukar
Judul asli dari cerita ini “Bukan Malin Kundang” karya Pak RT Suden Basayev.
Suami Amak menarik napas dalam-dalam. “Mereka menyesal telah menukar bayi mereka dengan bayi dari pasangan perantau Minang saat sama-sama usai melahirkan di salah satu dukun bayi”.
“Menukar bayi?” tanya Amak. Suaminya mengangguk.
Apa jadinya jika selama ini yang kita kenal sebagai Malin Kundang bukan anak Amak yang sebenarnya? Sementara bagaimana nasib si anak yang menjadi batu?
Kisahnya ditulis singkat, seperti cerita pendek pada umumnya. Namun sudah menggambarkan cerita secara keseluruhan dari awal hingga akhir. Meski bisa ditebak bagaimana nasib Malin Kundang dari judulnya, namun saya tetap menikmati ledakan demi ledakan yang disuguhkan pada tiap paragrafnya.
Beberapa hal yang membuat saya menyukai cerita rakyat nusantara versi ODOP ini adalah karena ceritanya yang di luar ekspektasi saya. Bukan hanya cerita tentang Malin Kundang yang tertukar, namun ada juga versi Dunia Sissy yang dulu sempat booming jadi sinetron televisi. Banyak kisah yang ditulis oleh teman-teman di ODOP 7 inilah yang memantik daya imajinasi saya untuk kembali menulis cerpen.
Masih banyak lagi cerita-cerita semacam Malin Kundang di atas, seperti Ande-Ande Lumut, Buto Ijo, Sangkuriang, Aria Bumi, Minak Jinggo, dan lain-lain. Setiap cerita memiliki daya pikat yang berbeda-beda, dan tentu saja kita tidak akan pernah dibuat bosan olehnya.
Teman bloger bisa banget lho ikutan membaca buku ini. Keuntungan penjualan didonasikan untuk kegiatan ODOP. Jajan buku sambil donasi, yuk!
Pemesanan bisa langsung kirim email ya ke hanjihanhan@gmail.com
Rakyat Bercerita
Cerita Nusantara dalam Bingkai Yang Unik oleh Suden Basayev, dkk.
Penerbit Embrio Publisher, Sidoarjo.
Cetakan 1, Juli 2020, 257 halaman.
Ya ampun sampai ketuker anaknya..