Tips produktif menulis ini sengaja saya tulis setelah beberapa kali mendapat banyak pertanyaan tentang “kok bisa sih punya ide menulis setiap hari?”, “kok bisa sih ngeblog tiap hari?” dan sebenarnya alasan dari tips produktif menulis yang diminta sebenarnya adalah karena akan selalu ada yang “dikerjakan”, bahkan menumpuk hingga terkadang tidak bisa saya handle sendirian. Bukannya sombong karena terus mendapatkan job menulis ya, namun saya juga berpikir apakah benar ini sudah bisa dinamakan produktif menulis?
Sebenarnya apa sih tips produktif menulis meskipun kanan kiri depan belakang juga digempur dengan kesibukan sebagai ibu rumah tangga sekaligus sebagai pegawa honorer yang pekerjaannya juga bisa datang secara tiba-tiba? Nah dalam artikel ini saya ingin mencoba berbagi sedikit pengalaman mengikuti sebuah webinar yang dapat memacu kita semua untuk hidup dengan produktif. Bukan hanya sekadar sibuk ya, tapi produktif.
Bagaimana caranya? Yuk simak sampai habis ya!
Apa sih Produktif Itu?
Kalau merujuk dari tulisan Deni Dee yang dimaksud produktif adalah sebuah cara untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dengan sedikit waktu dan sedikit usaha. Ketika kamu mencoba ingin produktif, itu artinya kamu mencoba untuk mencapai tujuan dan bisa meluangkan waktu untuk hal-hal penting lainnya.
Begitu juga dengan pengertian dari Coach Aji, senada dengan Kak Deni Dee, sebagaimana yang disampaikan pada Sabtu tanggal 26 Maret 2022 lalu. Saat saya mengikuti sebuah webinar yang diselenggarakan oleh Ibu-Ibu Doyan Nulis bersama dengan Darmawan Aji, seorang Productivity Coach yang saat itu menjadi mentor dalam webinar kami. Jadi selama ini kita produktif atau hanya sekadar sibuk? Coba kita renungkan.
Apakah aktivitas yang kita lakukan sudah bisa dikatakan produktif? Kadang tuh kita disibukkan dengan banyak hal, tapi belum tentu kegiatan tersebut adalah kegiatan yang “produktif” bukan? Bisa jadi kita melakukan aktivitas rutin dari pagi hingga sore hari, lalu apakah aktivitas rutin tersebut bisa dikatakan produktif? Nah, dalam webinar kemarin, Coach Aji memberikan tips-tips agar kita bisa memilih dan memilah kegiatan agar bisa menjadi manusia yang produktif. Jadi bukan hanya sekadar sibuk ya 🙂
Tips-tips yang disampaikan oleh Coach Aji berlaku juga untuk tips produktif menulis lho! Bagaimanakah itu? Yuk, blogger, content writer atau penulis buku bisa merapat! Berikut adalah tips produktif menulis dengan Productivity Journal yang telah diberikan oleh Coach Aji.
Tips Produktif Menulis dengan Productivity Journal
Hal yang perlu kita ketahui sebelum bertekad untuk produktif menulis adalah berpikir strategis. Menurut Coach Aji seringkali rutinitas yang kita lakukan untuk mencapai sebuah “label” produktif itu sendiri terasa kering. Sehingga tidak jarang berhenti di tengah jalan dengan alasan bosan, padahal mungkin saja hal tersebut sebagai dalih untuk tidak melanjutkan apa yang sudah menjadi komitmen kita sejak awal.
Oleh karena itulah pentingnya Productivity Journal hadir untuk menemani produktivitas kita dalam mencapai sebuah tujuan. Tips produktif menulis dengan productivity journal ini sebenarnya sudah lama saya terapkan dalam kegiatan blogging. Isinya kurang lebih sama seperti yang Coach Aji jabarkan. Namun dalam beberapa hal kemudian saya mengubah journal saya sendiri agar lebih tertata dan bisa lebih produktif lagi seperti yang dilakukan oleh Coach Aji. Apa sajakah itu?
1. Menetapkan Tujuan
Menetapkan tujuan merupakan salah satu langkah kita agar kesibukan tidak hanya sekadar “sibuk”. Oleh karena itu kita perlu memikirkan langkah strategis, yakni dimulai dari menentukan visi yang meliputi : tujuan jangka panjang, tujuan 12 pekan, target pekanan, eksekusi hingga target harian.
Saya telah menentukan tujuan jangka panjang kenapa ngeblog dan apa yang harus saya capai dalam sepuluh hingga dua puluh tahun ke depan. Oleh karena itu saya mulai menetapkan apa yang harus dicapai dalam satu tahun ini, tahun depan, bahkan lima tahun lagi. Setelah menentukan tujuannya, saya pun harus menetapkan apa yang harus saya lakukan agar sampai di tujuan tersebut.
Adapun untuk tujuan 12 pekan, kriteria yang diberikan oleh Coach Aji setidaknya dia bisa memiliki :
- meaningful artinya bermakna. Yuk cari tujuan yang bermakna dalam 12 pekan ke depan
- audacious artinya menantang. Maksudnya cari tujuan yang bisa menantang diri, tinggalkan zona nyaman dan lakukan sesuatu yang mungkin bisa membuat kita berdebar karena senang ketika dapat mencapai hal itu.
- inspiring yakni menginspirasi. Setidaknya dalam dua belas pekan tersebut apa yang kita hasilkan dapat menjadi inspirasi untuk diri sendiri deh minimal syukur bisa memberikan inspirasi bagi orang lain, agar lebih semangat lagi untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
2. Motivasinya apa? Buktinya apa?
Tentu setelah menetapkan tujuan tidak bisa behenti di situ. Kita juga harus mengidentifikasi motivasi apa yang sebenarnya ada di balik berdirinya tujuan yang kita tulis? Coba kita raba dan renungkan :
Mengapa tujuan ini penting bagi saya?
Ketika sudah menentukan motivasi, maka segera tetapkan pula aktivitas kunci.
Aktivitas kunci adalah tindakan apa yang perlu dilakukan secara teratur yang berdampak besar pada perwujudan tujuan ini?
Lalu periksa apakah aktivitas yang sudah kita tentukan tersebut terukur? Apakah spesifik dan realistis?
3. Tentukan Ritme Produktivitas
Ini penting sih, karena jangan sampai kita ngos-ngosan di awal lalu kemudian di akhir melempem alias berhenti di tengah jalan. Jangan sampai ya. Kan sayang banget ditinggal ketika sedang sayang-sayangnya. Oleh karena itulah penting menentukan ritme produktivitas.
Misalnya saja ketika saya mulai ingin serius ngeblog dua tahun lalu, ritme yang amburadul bisa-bisa malah bikin semangat down lho. Jadi memang harus ditentukan, seberapa penting dan seberapa banyak kita perlu memanfaatkan waktu untuk aktivitas yang sudah kita rencanakan. Lebih baik sedikit tapi istikamah, daripada banyak namun kehabisan nafas di tengah jalan.
Tetapkan seberapa banyak kita menghabiskan waktu untuk mencapai tujuan yang sudah di angan-angan. Misalnya saja setiap hari harus meluangkan waktu 15 menit untuk menulis, maka penuhi itu dan harus berkomitmen dengan itu. Lalu lihat progresnya dari waktu ke waktu, dan lakukan evaluasi.
Tips tersebut di atas juga bisa menjadi tips menulis di tengah kesibukan sebagai siswa, guru, maupun pekerja freelance seperti saya lho, dan saya sudah mencobanya dalam beberapa minggu ini menggunakan Productivity Journal. Oleh karena itu tidak rugi jika teman-teman juga mencobanya agar produktif yang dimaksud tidak hanya sekadar sibuk tapi tujuan tidak jua tercapai, lelah kan?
Sesi bersama Coach Aji malam itu menjadi sesi yang menarik dan menjadi pemantik semangat saya untuk tidak lagi bermalas-malasan atau kebanyakan alasan ketika sudah berkomitmen menyelesaikan sesuatu apapun kondisinya. Sekaligus juga menjadi ilmu baru untuk terus upgrade pengetahuan, refreshing dengan journaling, dan menyemangati diri agar tidak berhenti di tengah jalan.
Terakhir, pesan dari Coach Aji yang menempel dalam pikiran saya mungkin bisa jadi sumber inspirasi juga untuk teman-teman nih :
Jika semua dianggap penting, maka tidak ada yang benar-benar penting. Jika benar-benar penting, pasti dilakukan.
Jika tidak kunjung dilakukan, jangan-jangan sebenarnya tidak benar-benar penting?
Hayo, yang pintar banget bikin alasan alias ngeles, pasti tertohok banget nih, termasuk saya huhu.. Jadi sudah seberapa penting nih tujuan yang kita rencanakan?
Semoga teman-teman juga terus semangat ya! Itulah tips produtif menulis menggunakan productivity journal, jika ada tips lain yang teman-teman miliki, share di kolom komentar ya!