Kuliner Boyolali kami mulai ketika mengadakan perjalanan dari kota Semarang menuju Solo. Kami melewati tol Semarang-Salatiga. Sepanjang jalan tol tersebut kami disuguhi pemandangan indah di kiri dan kanan jalan, mulai dari indahnya Gunung Ungaran, lalu Gunung Merbabu hingga Gunung Merapi.

Selain itu laju jalan tol yang naik turun hingga berkelak-kelok pun tak urung terkadang membuat anak kami muntah. Walau begitu, kami tak kapok untuk selalu memulai perjalanan darat ini. Yah, namanya juga keluarga dengan jiwa traveling ya.

Saat melintasi keluar pintu tol Salatiga, langit sangat cerah biru tanpa awan sehingga Gunung Merbabu tampak sangat jelas di latar belakang pintu keluar tol Salatiga ini. Sayang sekali saya tidak sempat mengabadikan pemandangan indah langit saat itu.

Pemandangan selama perjalanan setelah keluar pintu tol pun tak kalah indahnya.

Perjalanan pun berlanjut menuju kota selanjutnya yaitu Boyolali. Kota yang terkenal sebagai kota penghasil susu sapi serta kuliner khas soto segernya. Patung sapi mulai banyak ditemui begitu kami memasuki kota ini. Saya jadi teringat kota Batu yang juga punya susu sapi yang khas.

Kuliner Boyolali Soto Seger Mbok Giyem

Kami memutuskan untuk makan siang di kota Boyolali dengan menikmati kuliner khas kota Boyolali yaitu Soto Seger Mbok Giyem. Saat itu saya juga melihat di depan restoran ini ada penjual dawet. Pas sekali, saya yang dari Semarang ini susah sekali menemukan dawet, langsung saja saya hampiri dan memesannya satu tanpa saya lihat lagi dawetnya disajikan seperti apa. Karena saya pikir dawet atau cendol dimana-mana itu ya sama bentuknya. Berwarna hijau, kenyal, diberi santan dan gula merah cair.

dawet bening kuliner boyolali

dok.pribadi

Tak lama dawet yang saya pesan pun datang. Nah, seperti itu penampakan dawet yang saya bilang unik di judul. Saya bingung, karena dawetnya berwarna putih bening walau bentuknya seperti cendol. Lalu ada juga ketan putih didalamnya, tambah bingung lagi saya melihatnya nongol ketan putih segala di situ. Namun aroma gula merah tercium. Maka saya pun yakin bahwa ini memang dawet yang saya pesan.

Ternyata rasanya enak sekali, jauh lebih enak daripada cendol/dawet biasa dekat rumah saya di Jakarta. Gula merahnya pas, santannya juga, serta campuran cendol bening dan ketannya juga lembut. Teman bloger harus mencoba dawet khas Boyolali ini deh. 

soto seger boyolali

Lihat penampakan menunya dari jauh mungkin terlihat seperti sedang makan soto karena dari jauh terlihat seperti nasi dan bihun dengan kuah santan, apalagi kami sedang berada di dalam restoran soto seger. Nama boleh sama, bahan juga sama namun warna dan campurannya bisa berbeda. Rasanya pun berbeda, gimana? jauh lebih nikmat. Jadi kalau mau memesan makanan, walau namanya sama atau familiar pastikan makanan tersebut sama dengan yang kita maksud. Untungnya untuk kali ini, rasanya lebih enak.

Saya tidak tahu mengapa dinamakan soto seger. Mungkin, tidak ada campuran koya (parutan kelapa yang dikeringkan dengan cara digoreng) ya? Biasanya kan soto itu pelengkapnya ada koya, sehingga kuahnya akan tampak lebih keruh. Entah, teman bloger mungkin ada yang tahu jawabannya?

Nah, untuk harga soto seger dan dawet tadi murah meriah, jika dibandingkan dengan harga perkotaan, jauhlah. Jadi silahkan mampir dan jangan lupa dicoba ya soto seger dan dawet yang unik ini. Bagaimana? Kuliner Boyolali apalagi nih yang mesti saya coba nanti?

kuliner boyolali

Penulis adalah seorang Momblogger dari Semarang bernama Angrumaoshi yang suka travelling, parenting dan membahas keuangan keluarga. Bisa disapa di IG https://instagram.com/angrumaoshi atau blognya https://angrumaoshi.com dan https://mengaturduit.com

Baca Juga Bakso Tengkleng Mas Bambang