Kekurangan zat besi akan terjadi saat tubuh kita tidak mendapatkan asupan zat besi mineral yang cukup. Berbicara soal kekurangan zat besi, saya sempat pernah mengalami anemia defisiensi zat besi saat berusia 23 tahun. Mungkin sudah cukup lama sebelum umur tersebut, namun baru ketahuan saat itu. Saat usia 23 tahun itu saya memeriksa kadar hemoglobin dalam darah sudah tinggal 3 saja. Padahal perempuan normal harusnya memilki kadar hemoglobin dalam darah sekitar 10-12.
Bagaimana hal tersebut terjadi? Yuk simak selengkapnya dalam artikel ini.
Pengalaman Kekurangan Zat Besi
Saat itu saya memang sedang mengalami perubahan siklus menstruasi. Perubahannya cukup besar baik dari segi kuantitas darah yang keluar, juga teksturnya. Tepat beberapa bulan setelah menikah, perubahan siklus menstruasi tersebut semakin terasa. Kadang darah yang keluar seperti darah segar, baik dari segi tekstur maupun warnanya.
Kadang saya pusing dan lemas. Namun kadang juga bisa bertahan dengan baik meskipun darah yang keluar sangat banyak. Lalu saya pun berinisiatif untuk memeriksakan diri ke dokter dan disarankan untuk cek jumlah hemoglobin (hb). Hasil yang keluar pun cukup membuat saya shock. Hanya 3,4 lho!
Sampai-sampai perawat berbicara pada saya,
Beneran kuat berdiri? Ngga pusing?
Ya memang pusing sih, tapi saya masih bisa berjalan sendirian. Mungkin karena saya orangnya memang betah sakit. Padahal normalnya orang dengan jumlah kadar hb segitu harusnya sudah opname dan harus menerima transfusi.
Minggu pertama saya masih berusaha untuk mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin untuk kekurangan zat besi atau suplemen zat besi yang bisa menambah kadar hb saya dengan cepat. Namun ternyata dokter menemukan keanehan lain. Ternyata saya menderita myoma uteri yang harus segera diatasi jika tidak ingin sel tumornya berkembang lebih cepat dan ganas setiap saya mengalami menstruasi setiap bulannya.
Karena pertimbangan saya belum memiliki anak, dokter memberi kesempatan satu tahun pada saya dan suami. Siapa tahu nanti bisa dilakukan histeroktomi sekalian saat saya bisa mengandung bayi. Dokter menyarankan beberapa macam minuman penambah zat besi yang saya patuhi hingga akhir.
Namun ternyata kondisinya tidak kunjung berubah dan saya tidak bisa beraktivitas normal seperti biasa, akhirnya dokter menyarankan untuk transfusi darah. Hingga kadar hemoglobin sudah memenuhi ambang batas normal. Sehari-harinya dokter juga masih menyarankan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi serta obat kekurangan zat besi.
Bagaimana sih rasanya? Berikut tanda-tanda yang pernah saya rasakan ketika mengalami anemi defisiensi zat besi.
5 Tanda Kekurangan Zat Besi
Defisiensi zat besi bisa mengakibatkan timbulnya berbagai gejala yang dapat memengaruhi kualitas hidup kita. Diantaranya adalah nafas yang terengah-engah, cepat lelah, dan sulit berkonsentrasi. Ini yang terjadi pada saya.
Tanda dan gejala kekurangan zat besi sangat beragam, tergantung dari tingkat anemia, usia, kondisi kesehatan, dan seberapa cepat seseorang mengalami kekurangan zat besi. Ada juga orang yang tidak merasakan gejala apa pun, seperti saya contohnya. Tahu-tahu kadar hemoglobin sudah anjlok. Padahal tubuh kita membutuhkan zat besi yang cukup untuk membentuk hemoglobin di dalam sumsum tulang belakang.
Berikut ini adalah 5 tanda dan gejala kekurangan zat besi, dimulai dari yang paling sering terjadi:
1. Kelelahan yang Tidak Seperti Biasanya
Kurangnya hemoglobin dalam darah akan menyebabkan kurangnya oksigen yang mengalir dalam tubuh. Ini bisa mengakibatkan kita cepat lelah. Kelelahan dianggap hal biasa bagi mereka yang punya gaya hidup sibuk setiap harinya. Tapi rasa lelah yang berlebihan disertai lesu dan sulit berkonsentrasi adalah tanda secara umum.
Hemoglobin merupakan protein dalam sel darah merah yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh. Jika tubuh tidak memiliki cukup hemoglobin, jaringan di dalam tubuh dan otot kita tidak akan mendapatkan oksigen yang cukup. Akibatnya, jaringan dan otot tidak bisa bekerja dengan efektif. Jika dibiarkan, ini akan menyebabkan anemia atau kurang darah.
Akhirnya kita pun bisa mengalami kelelahan yang tidak seperti biasanya. Bahkan untuk aktivitas ringan pun kita merasa lelah.
2. Wajah Pucat
Hemoglobin seharusnya mengalirkan sel darah merah ke wajah. Warna pucat pada wajah, gusi, bagian dalam bibir, kelopak mata bawah, dan kuku adalah salah satu tanda kekurangan zat besi.
Hal ini saya sadari ketika suami saya mengatakan saya sangat pucat, bahkan kuku saya pun putih kekuningan. Barulah saat itu kemudian kami memutuskan untuk pergi ke dokter, dan benar adanya hemoglobin dalam darah saya tinggal 3 saja.
3. Napas Pendek
Kekurangan oksigen akan menyebabkan kita tidak bisa bernapas panjang. Kalau teman-teman merasa mudah terengah-engah dalam kondisi normal yang biasanya terasa mudah, ini adalah tanda kekurangan zat besi.
Saat itu untuk menaiki tangga di rumah pun saya terengah-engah dan merasa sangat capek. Padahal hanya menaiki satu lantai saja.
4. Pening dan Sakit Kepala
Biasanya gejala ini terjadi pada wanita. Meskipun ada banyak hal yang bisa menyebabkan sakit kepala, tapi kekurangan zat besi adalah salah satunya. Inilah yang seringkali terjadi pada saya saat itu.
5. Jantung Berdetak Cepat
Kalau jantung berdetak cepat saat kondisi normal, tidak seperti biasanya, maka ini juga merupakan salah satu tandanya. Padahal tidak sedang olahraga, namun napas rasanya sangat sesak dan jantung memompa lebih cepat dari biasanya meskipun saya hanya berjalan saja.
Karena saat itu akar masalah dalam tubuh saya adalah adanya myoma uteri yang menyebabkan perdarahan, dokter pun menyarankan untuk melakukan histeroktomi.
Setelah melakukan histeroktomi, saya tetap dipantau oleh dokter. Bagaimana asupan makanan dan minuman yang masuk serta penggunaan vitamin atau suplemen tambahan untuk mencegah tubuh kekurangan zat besi.
Penyebab Tubuh Kekurangan Zat Besi
Sebenarnya anemia terbagi menjadi beberapa jenis. Tapi jenis anemia yang diakibatkan kekurangan zat besi adalah yang paling sering dialami di seluruh dunia. Beberapa penyebab kekurangan zat besi adalah:
- Asupan zat besi yang kurang, karena pola makan yang tidak memenuhi kebutuhan zat besi harian atau pola makan yang nutrisinya sangat dibatasi.
- Penyakit radang usus.
- Kebutuhan zat besi yang meningkat pada ibu hamil.
- Kehilangan darah yang disebabkan karena menstruasi yang berat atau terjadi pendarahan internal, dan inilah yang terjadi pada saya saat itu. Sehingga dalam kondisi mendesak harus segera dilakukan transfusi.
Penuhi Kebutuhan Zat Besi dengan Multivitamin dan Mineral yang Tepat
Untuk memenuhi nutrisi dalam tubuh dan menghindari kekurangan zat besi, tubuh kita memerlukan asupan vitamin B1, B2, B3, B6, B12, zat besi, kalsium, mangan, dan zinc. Selain dari makanan untuk pemenuhan nutrisi, kita juga membutuhkan dukungan tersebut dari vitamin untuk kekurangan zat besi agar tidak terjadi anemia defisiensi besi seperti yang telah saya alami.
Pengalaman saat saya melakukan transfusi, tetap harus ditunjang dengan makanan dengan gizi yang tepat serta asupan vitamin tambahan yang bisa mendorong sumsum tulang belakang membentuk zat besi yang dapat memproduksi hemoglobin dalam darah.
Bersyukur saat ini kita bisa mengonsumi Tonikum Bayer yang dapat memenuhi kebutuhan vitamin, mineral, dan zat besi dalam tubuh. Tonikum cocok dikonsumsi pada masa pertumbuhan, selama kehamilan, bahkan bagi ibu hamil.
Selain vitamin dan beberapa zat yang telah disebutkan diatas, Tonikum masih memiliki kandungan lainnya yang bermanfaat bagi tubuh. Yuk, cari tahu info lengkapnya di website resmi Tonikum dan penuhi kebutuhan zat besi keluarga.
Semoga bermanfaat, jaga kesehatan ya teman-teman 🙂
Artikelnya lengkap. Pas banget nih ..aku dan anak anak semua mengalami defisiensi zat besi ringan. Tapi sepertinya genetis ..jadi badan bawaannya lemah lesu gitu