Jika Anda mencari hikmah dari buku ini, maka jawabannya adalah tidak ada.
Bukankah setiap buku selalu ada ilmu di dalamnya? Tidak ada selain membunuh, minum-minuman alkohol dan tentu saja kawin sembarangan. Hanya saja, secara unik Puthut menuliskan bahasa satire dan yang paling kasar diantara semua bukunya lewat sebuah kehidupan seorang laki-laki yang tak pernah beruntung sepanjang usianya.
Kali ini Om Puthut nampaknya menuliskan sebuah karya yang berbeda. Tidak ada humor, romance bahkan dialog yang kalimatnya tertata rapi dan indah. Buku ini adalah hasil karya kolaborasi antara Penulis Puthut EA dan seniman jalanan Cindring Wasted yang kasar, bahkan cenderung brutal dan gelap. Tokoh utamanya menguliti realitas dengan cara pandangnya yang sepintas naif dan tolol. Sisi yang diam-diam ingin kita tutupi, tapi tak pernah sungguh-sungguh bisa kita sembunyikan. Tanpa dinyana, kadang meletup di salah satu bilik paling sunyi di kehidupan kita.
Tokoh utama yang sedari lahir “kenyang” dengan berbagai penderitaan karena kekurangan yang menghimpit memang tak bisa disalahkan. Ia juga tidak memiliki keluarga utuh yang normal. Maksudku, keluarga yang mapan dan punya penghasilan tetap, kakak adik yang baik dan penurut, dan berbagai kriteria keluarga ideal lain. Namun yang kutemui dalam buku ini, bahkan kakaknya sendiri pun kerap kali mabuk-mabukan dan memukul tokoh utama. Tidak berhenti di situ, ia pun selalu diejek di sekolah. Kalau bahasa kerennya sekarang, dibully. Namun tak pernah ada yang menaruh perhatian padanya, atau mungkin sedikit saja dari belas kasihan itu sendiri.
Dilihat dari sisi psikologis, tentu saja tokoh utama ini pasti kehilangan self esteemnya atau rasa percaya dirinya sejak kecil. Menguap karena terlalu banyak yang harus ia kerjakan dan pikirkan. Atau karena terlalu banyak mabuk atau bahkan karena terlalu banyak menghirup lem. Hingga akhirnya ia seperti yang orang-orang normal lain bilang, tak punya masa depan.
Novela yang kasar bahkan cenderung brutal ini tidak diremendasikan untuk dibaca anak di bawah dua puluh satu tahun.
Hidup ini Brengsek dan Aku Dipaksa Untuk Menikmatinya by Puthut EA dan Gindring Wastep
Penerbit Shira Media, 106 halaman, Cetakan Pertama 2019.
3/5