Suka sekali dengan tema dari BPN 30 Days Ramadan Blog Challenge 2021 kali ini. Karena kalau tidak diminta menuliskan fakta menarik tentang saya sendiri, mungkin selamanya saya tidak akan menuliskannya. Antara takut dibilang ke-pede-an atau karena memang saya belum berani menuliskannya.

Namun kali ini buka-bukaan yuk soal 7 fakta menarik tentang diri saya sendiri sebagai author dari jeyjingga.com ini.

author jeyjingga

7 Fakta Tentang Author Jeyjingga

1. Tidak suka daging sapi

Entah sejak kapan saya ngga suka mengonsumsi daging sapi. Saya lebih suka makan sayur-sayuran memang. Bahkan daging ayam yang digoreng di resto cepat saji pun kadang saya malas untuk makan di sana. Kecuali terpaksa banget sih.

2. Suka buku

Saya menyukai buku sama besarnya seperti menyukai uang. Tadinya mau nulis kalau author Jeyjingga suka uang, tapi kok ya ekstrem banget. Lalu saya menemukan buku yang memang sangat saya sukai.

Buku seperti penghiburan bagi saya. Saat sedih, kalut, bimbang, maupun senang, buku membantu saya dalam mengendalikan diri. Jadi jangan heran ketika saya sudah terlalu marah dengan suatu hal, saya akan membaca buku tanpa mempehatikan sekeliling bahkan.

Begitu juga saat saya senang. Biasanya kalau ada uang, saya akan berbelanja buku dan membacanya. Menghirup aroma kertasnya seolah bisa membuat saya mabuk dan tenggelam dalam imajinasi dari buku yang saya baca.

3. Suka Sambal

Salah satu hal yang juga tidak bisa saya lepaskan saat makan adalah sambal. Meskipun tanpa sambal pun saya tetap bisa makan. Namun, saya berpikir bahwa sambal sudah seperti jiwa dalam sebuah makanan.

Memakan makanan tanpa sambal rasanya tidak sesemangat makan makanan dengan sambal.

4. Ingin Jadi Pengusaha

Alih-alih jadi PNS seperti harapan orangtua saya. Saya justru ingin menjadi pengusaha yang bebas merdeka tidak terikat dengan bos atau petinggi kantoran.

Bekerja di sebuah instansi pemerintah membuat saya sedikit jengah dengan apa yang terjadi di dalam kantor. Saya semakin tidak ingin menjadi abdi negara. Entah mengapa ibu dan ayah saya berpikir menjadi PNS adalah goal kehidupan yang akan menjamin kesuksesan seseorang di masa kini dan yang akan datang.

Hingga saya menemukan usaha yang bisa dijalankan sendiri, saya ingin tetap seperti itu. Merdeka, baik finansial maupun waktu. Jika kerja di rumah bisa mendatangkan cuan, kenapa pula saya harus bekerja di luar kan?

5. Kompetitif

Saya termasuk orang yang kalau diajak berkompetisi akan selalu bersemangat. Kompetisi apapun itu, seperti pemantik semangat sendiri. Sehingga kalau ingin menyemangati saya, maka tidak usah repot-repot menjaga hati. Sebutkan saja siapa kompetitor saya dan bagaimana keberhasilannya sekarang. Pasti saya seperti kerbau yang dicocok hidungnya.

Kemudian berlari dan segera mengerahkan segala macam usaha agar dapat lebih baik dari kompetitor. Saya sadar ini bukanlah hal baik untuk terus dipelihara. Karena pada akhirnya saya akan menjadi orang yang perfeksionis, tidak mudah puas dengan pencapaian, dan bahkan akan cenderung obsesif.

Bagaimanapun, saya akan tetap memperhatikan bagaimana saya berkompetisi. Kadang ketika saya tidak bisa lunak terhadap diri sendiri, saya kembali lagi pada big why ngeblog. Bahwa perjalanan jauh blogging selama ini tidak ingin saya kotori dengan semangat kompetitif yang tidak sehat.

6. Cemburuan

Selain kompetitif, ada satu lagi sifat buruk saya yang sebenarnya tidak ingin saya umbar di media, apalagi di tulisan seperti ini. Namun rasanya ingin saya tuliskan bahwa saya adalah wanita yang sangat pencemburu. Mudah-mudahan suami saya ngga baca tulisan ini. Jadi kadang saya sempatkan ngecek isi handphone suami saya.

Bersama siapa dia ngobrol di chat, apa saja kegiatannya seharian, dan lain sebagainya. Bukannya tidak mau menanyakan langsung sih, hanya saja suami saya adalah tipe lelaki yang pendiam. Dia tidak akan bersuara sampai saya menanyakan. Bahkan ketika saya bertanya, kadang jawabannya pun tidak memuaskan saya. Seringkali ia harus ditanya sedetail mungkin dan baru mau bercerita. Begitulah.

7. Anak Ke-3 dari 7 Bersaudara

Faktanya meskipun saya adalah perempuan tertua diantara 7 bersaudara ini, justru saya yang kadang dimanjakan oleh adik perempuan saya. Jadi nomor satu dan dua adalah kakak laki-laki yang lumayan dekat dengan kami. Beliau berdualah panutan kami dan hasil didikan ayah dan ibu di saat susah-susahnya.

Nomor 3 saya, anak perempuan yang lahir diantara 4 lelaki. Hingga lahirlah adik perempuan saya yang nomor 6, disusul dengan adik laki-laki terakhir di nomor 7 yang saat ini sedang berjuang untuk tes masuk Universitas Al-Azhar, si bontot yang akan dan selalu dimanja oleh ibu dan ayah saya.

Ketujuh fakta tersebut tidak sering lho saya ceritakan pada teman, kolega, maupun saudara. Jadi bagi teman-teman yang membaca tulisan ini, beruntunglah mendapat fakta eksklusif dari saya, hehe.

Mudah-mudahan ada yang bisa diambil manfaatnya ya.

#BPNRamadan2021