Siapa nih yang menantikan komik Hai Miiko 33 tahun ini? Setelah pandemi yang melanda kurang lebih satu tahun di bumi ini, rasanya waktu berjalan sangat cepat. Bukan hanya berjalan, bahkan saya merasakan waktu semakin berlari. Tahu-tahu sudah satu tahun. Tahu-tahu hai Miiko 32 sudah ada lanjutannya sekarang.
Sinopsis Hai Miiko 33
Dalam komik Miiko terbaru ini kejutannya adalah Miiko sudah duduk di kelas enam. Setelah bertahun-tahun cerita dibuat ketika Miiko duduk di kelas 5 SD. Saya pikir, Miiko akan selamanya menjadi anak kelas 5 SD. Ternyata Komikus Ono Eriko memutuskan untuk membuat Miiko tumbuh dewasa.
Dalam komiknya disebutkan, untuk membuat Miiko menjadi lebih dewasa (meskipun hanya naik satu tingkat) ini menghabiskan banyak waktu untuk berdebat dengan editor komik. Namun pada akhirnya Ibu Ono Eriko memiliki keberanian untuk melanjutkan kehidupan Miiko ke jenjang yang lebih sulit.
Menjadi anak kelas 6 SD tentu ada banyak tekanan. Termasuk ketika kita menjadi anak tertua di sekolah. Beban yang ditanggung tentu saja lebih besar dibanding kelas-kelas di bawahnya. Namun seperti biasa, Miiko menjalani hari-hari di sekolah bersama teman-temannya dengan sangat baik. Seperti biasa, kisah persahabatan, cinta monyet untuk pemanis, serta kehangatan keluarga selalu hadir di dalam komik Marugoto Miiko ini.
Tappei belum juga berani jujur atas perasaannya pada Miiko. Yoshida pun demikian.
Istimewanya di nomor ini ada bocoran bahwa Yukko dan Mari Chan akan melanjutkan ke SMP yang sama lho dengan Miiko. Begitu juga dengan Tappei dan Kenta. Yang paling sedih tentu Yoshida yang harus ikut seleksi masuk SMP unggulan di sana. Inilah yang membuat Yoshida sedih, karena mulai April tahun depan, ia tak akan bisa lagi menjumpai Miiko setiap hari.
Belajar Parenting dari Hai Miiko
Selain hiburan di tengah-tengah kesibukan, Hai Miiko 33 ternyata kali ini begitu menyentuh hati saya. Terutama soal mendidik anak.
Masih ingat kan dengan Momo Chan? Adik bungsu Miiko yang saat ini sudah berusia hampir tiga tahun. Sehari-harinya Momo Chan berada di tempat penitipan anak selama ibu bekerja. Momo Chan tumbuh menjadi bayi yang cerdas, cantik, dan juga lembut perasaannya seperti Mamoru.
Saat Miiko melihat adik Shouma di tempat penitipan, ternyata ia sudah tidak memakai pampers dan bisa buang air kecil dengan meminta bantuan terlebih dahulu pada orang dewasa. Hal ini menjadikan Miiko membanding-bandingkan antara Momo Chan dan adik Shouma. Miiko yang merasa masih saja harus berbelanja pampers untuk Momo ingin sekali jika Momo bisa lepas popok.
Namun ketika diajari oleh Miiko, Momo selalu menolak.
Beberapa orang juga sempat menanyakan pada saya, apakah Isya sudah lepas pampers? Yang selalu saya jawab dengan “belum”. Bukannya belum mengajari toilet training, tapi memang Isya belum mau. Setiap kali diajak ke kamar mandi dia selalu menolak. Meskipun kadang-kadang Isya sudah bisa bilang, “buk, pipis..” meskipun dia mengatakan itu setelah selesai buang air kecil.
Cerita Momo dan Miiko dalam komik ini akhirnya juga menenangkan saya. Membanding-bandingkan anak kita dengan anak orang lain bukan sesuatu yang adil. Tentu kita juga tidak mau jika dibanding-bandingkan dengan orang lain bukan?
Sungguh hati jadi terenyuh setelah membaca ini.
Setelah beberapa bab di awal bikin ketawa-ketiwi, justru di bab akhir saya dibikin baper oleh Miiko. Tidak banyak yang bisa saya bahas soal komik ini. Teman-teman harus membacanya sendiri. Cuplikan-cuplikan ini mudah-mudahan mengobati rasa kangen pada Miiko selama ini.
Saya jadi berpikir bagaimana dengan Hai Miiko tahun depan? Apakah dia akan benar-benar menjadi anak SMP? Akankah Tappei jujur dengan perasaannya dan segera mengatakannya pada Miiko? Duh, kalau lihat dua anak ini rasanya ikut gemas. Miiko yang polos dan selalu ceria sepertinya tidak akan pernah bisa belajar soal cinta. Hai Miiko 33 sukses menemani hari libur saya di hunian yang nyaman, seperti rumah, tempat kembali kita untuk beristirahat.
Bagaimana dengan teman-teman? Sudah baca Hai Miiko 33?