Persiapan menjadi freelancer ini sebenarnya baru saya pelajari baru-baru ini, bahkan ketika sudah memutuskan untuk resign dan berani melepas pekerjaan tetap untuk kemudian memulai pekerjaan sebagai freelancer agar tetap bisa menemani anak di rumah.
Ternyata persiapan menjadi freelancer tidak semudah itu wahai kawan. Tidak cukup bermodal niat dan tekad sekuat baja, namun ada begitu banyak persiapan baik materi maupun mental agar menjadi freelancer menjadi jalan terbaik yang membahagiakan. Bukannya malah menjerumuskan.
Perasaan Setelah Menjadi Freelancer
Ada begitu banyak pertanyaan yang singgah di laman media sosial saya, gimana mbak rasanya resign? Gimana rasanya sekarang jadi ibu rumah tangga? Gimana rasanya jadi blogger freelance? Wah Mbak Jihan udah resign jadi makin bahagia ya, malah rumahnya udah jadi aja, dan masih banyak lagi pertanyaan dan pernyataan sejenis. Yang selalu saya jawab dengan: ada enaknya dan ada ngga enaknya, tentu. Namun yang jelas saya bahagia.
Kebahagiaan itu mungkin berasal dari kelegaan saya ketika melepas sesuatu yang sebenarnya selalu mengganjal di hati. Baik dari sisi “tidak sesuai dengan passion” dan pastinya akan dijawab oleh banyak orang di luar sana dengan kebanyakan gaya, pekerjaan kok milih-milih, udah sekaya apa sih?
Atau kebahagiaan yang berasal dari hati yang “bebas”. Bebas karena bisa keluar dari lingkungan yang menurut saya sangat tidak sehat. Iklimnya mungkin tidak seburuk itu, namun entah mengapa saya tidak pernah berhasil memberikan yang “terbaik” ketika bekerja di sana. Alhasil, saya merasa tidak pernah berkembang dan tentu saja ini red flag agar saya segera lari dan tidak berlama-lama di sana.
Terus gimana? Sebelum memutuskan jadi freelance, saya memang sudah bersiap untuk tidak menerima “gaji bulanan” sebagaimana biasanya. Jadi ya memang harus bersiap untuk hidup “seadanya” wkwkwk. Namun sebelum itu apa saja sebenarnya yang harus dipersiapkan?
Merujuk dari buku karya Sugiarti Rosbak berjudul Lika-Liku Freelancer saya belajar begitu banyak soal bagaimana mempersiapkan diri jadi freelancer sejati. Apa-apa yang belum saya persiapkan sebelumnya segera saya tata satu per satu dan kalau perlu dicatat dan dibuat to do list.
Persiapan Menjadi Freelancer A to Z Agar Karir Lebih Terpetakan
Yang paling pertama saya persiapkan sebelum menjadi freelancer adalah menyiapkan dana darurat sebelum benar-benar siap melepas gaji bulanan. Dana darurat yang saya persiapkan adalah enam kali pengeluaran setiap bulannya.
Jadi misal pengeluaran setiap bulan teman-teman adalah 3 juta rupiah, maka yang perlu disiapkan adalah 3×6 = 18 juta rupiah. Kalau tidak bisa enam kalinya, ya minimal 4 kalinya deh yaa.
Hal ini saya lakukan semata-mata untuk berjaga-jaga jika memang saya tidak punya penghasilan untuk bulan-bulan ke depan. Untuk satu atau dua bulan katakanlah kita gunaka pun dana darurat untuk hidup, maka sisanya bisa kita putar untuk modal jika memang mau membuka sebuah usaha.
Alasan saya harus menyisihkan dana darurat sebelum memutuskan jadi freelancer adalah agar ketika kita kekurangan tidak sampai berhutang. Selain dana darurat, apa yang harus disiapkan?
1. Kenali Karir Freelancer
Freelancer bisa menjadi pekerjaan tambahan, pekerjaan paruh waktu, dan juga pekerjaan penuh waktu tergantung dengan pilihan apa yang kita ambil.
Namun yang perlu diketahui apa pun pilihan yang diambil oleh seseorang untuk menjadi seorang freelancer, maka yang penting adalah bagaimana karir ini bisa berkembang. Karena sebagaimana yang disebutkan oleh Sugiarti Rosbak dalam bukunya, arti karir sebenarnya adalah mempunyai perkembangan atau harapan untuk maju.
Menjalani karir freelancer bukan sekadar mengelola karier, tapi juga bisnis. Apapun jenis produk atau jasa yang diberikan oleh profesi seorang freelancer. Seorang freelancer pemula harus mau berjuang untuk belajar mengenai bisnis yang kadang banyak dihindari oleh kebanyakan orang karena merasa tidak punya bakat di bidang bisnis tersebut.
Jadi modal utama untuk jadi freelancer adalah kemauan untuk belajar.
Saya mampu tanpa SAYA MAU tidak akan membuat saya MAJU untuk mencapai tujuan (Sugiarti Rosbak)
2. Persiapan Menjadi Freelancer dengan Menyisihkan Waktu, Tenaga, dan Keuangan
Mendapatkan penghasilan yang diinginkan dari profesi freelancer ini jadi tantangan tersendiri lho. Kita harus mau menyisihkan waktu, tenaga dan keuangan untuk modal awal dan hal ini menjadi investasi untuk masa mendatang.
Seperti seorang pebisnis yang harus menyiapkan modal, inilah modal kita sebagai freelancer. Dan kita harus bersiap untuk “saya bukan siapa-siapa”. Karena kita butuh memasarkan produk atau jasa kita sebagai freelancer. Jadi jangan merasa kita ini terkenal lalu mengesampingkan fakta bahwa kita memang tidak punya pengalaman di bidang tersebut.
Selain itu modal utama menjadi seorang freelancer adalah pengetahuan dan kemauan untuk belajar, sehingga karir dan terutama bisnis yang dijalankan akan terus bertahan walaupun kemajuan perubahan terjadi di seluruh aspek kehidupan.
3. Persiapan Menjadi Freelancer Juga Harus Siapkan Mental
Tantangan utama yang dihadapi seorang freelancer apabila belum memiliki pasar adalah kepercayaan pelanggan terhadap kemampuannya. Oleh karena itu kita harus siapkan mental dan siapkan cara pandang terhadap “saya tidak dikenal” dan jangan terlalu percaya diri hehehe kecuali memang kita adalah artis atau public figure yang memang dari awal sudah “dikenal” orang.
Tantangan bagi freelancer selain harus menyiapkan cara pandang yang “lain” tersebut juga harus bertahan ketika kita memang sedang bekerja sendiri. Kecuali jika kita memutuskan untuk membangun sebuah perusahaan atau merekrut tim yaa.
Kita juga harus siap mental ketika akhirnya pendapatan kita tak menentu. Apalagi ketika menjadi seorang freelancer pemula, kita harus siapkan gaya hidup, dalam hal ini gaya hidup sangat menentukan bagaimana karir awal kita. Mungkin yang awalnya punya gaya hidup selangit harus dikurangi sedikit demi “mengatur cash flow” awal yang biasanya tidak seimbang/tidak tetap.
4. Membangun Atau Mengembangkan?
Masih dari intisari buku Lika-Liku Freelancer karya Sugiarti Rosbak, dalam bidang industri atau jenis produk maupun jasa yang dipilih sebagai freelancer, apakah kita perlu membangun atau mengembangkan kemampuan yang dimiliki?
Setiap orang pasti memiliki minimal satu keahlian atau kemampuan dalam dirinya yang dapat digunakan untuk menjadi satu bisnis. Kemampuan dan keberanian adalah investasi untuk bisa mengembangkan diri sebagai freelancer. Yakni keberanian untuk terjun ke dunia yang tidak umum atau jarang menjadi pilihan orang. Tentunya keberanian saja tidaklah cukup, tapi harus disertai dengan kemampuan.
Misalnya saja investasi untuk mengikuti kelas public speaking bagi saya yang terjun ke dunia blogging. Kemampuan public speaking saya perlukan untuk mengembangkan diri agar bisa bernegosisasi dengan baik dengan klien, mempresentasikan ide pada calon klien, hingga bahkan ketika dibutuhkan untuk menjadi pembicara.
Jadi silakan teman-teman memilih mau membangun atau mengembangkan diri seperti apa, sesuaikan dengan bidang yang sedang digeluti. Adapun investasi murah maupun mahal, itu pun nilainya relatif dan tergantung apa yang kita dapatkan darinya.
Semoga artikel tentang persiapan menjadi freelancer ini bisa dimanfaatkan untuk teman-teman yang sedang mencari cara menjadi freelancer pemula ya. Harapannya apa yang menjadi pilihan kita selalu diberikan yang terbaik. Semoga sukses menjemput karir impian yaa!