Banyak perusahaan yang memberikan kriteria atau kualifikasi yang tidak masuk akal dan cenderung memberatkan para pelamar kerja. Sering kali di dalam lowongan pekerjaan tercantum beberapa persyaratan yang terlalu berat dan sulit dilakukan oleh calon pelamar, misalnya masalah kualifikasi pendidikan atau tinggi badan.
Terkadang, manajer perekrutan atau personel HR mungkin tidak memiliki pemahaman yang jelas tentang persyaratan sebenarnya untuk suatu peran, sehingga mereka membuat kriteria yang terlalu luas atau sangat spesifik.
Perusahaan mungkin menetapkan kriteria tinggi untuk menarik kandidat terbaik, dengan harapan mendapatkan keunggulan kompetitif. Ini bisa menghasilkan kriteria yang tidak realistis untuk tingkat posisi yang ditawarkan.
Ada kekhawatiran bahwa mempekerjakan seseorang yang kurang berkualifikasi akan menghasilkan kinerja yang buruk, sehingga perusahaan cenderung berhati-hati dengan menetapkan standar yang lebih tinggi.
Tidak jarang perusahaan menggunakan kembali atau mengadaptasi deskripsi pekerjaan dari sumber lain tanpa menyesuaikannya dengan kebutuhan spesifik mereka. Hal ini bisa menyebabkan ketidakcocokan antara kriteria pekerjaan dan peran sebenarnya.
Kadang-kadang, departemen atau pemangku kepentingan yang berbeda memiliki ekspektasi yang beragam untuk suatu peran. Dalam upaya memenuhi semua ekspektasi ini, kriteria bisa menjadi tidak realistis.
Di industri yang bergerak cepat, keterampilan dan kualifikasi yang dianggap perlu bisa berubah dengan cepat. Perusahaan mungkin menetapkan kriteria tinggi untuk memastikan karyawan yang mereka rekrut tetap relevan di masa depan, meskipun kriteria tersebut saat ini tidak realistis.
Perusahaan dapat melakukan beberapa langkah untuk memperbaiki kriteria rekrutmen mereka:
1. Evaluasi Kebutuhan Secara Realistis
Melakukan penilaian yang mendalam terhadap kebutuhan aktual dari posisi yang akan diisi. Melibatkan manajer dan tim yang akan bekerja dengan kandidat untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang keterampilan dan pengalaman yang dibutuhkan.
2. Fokus pada Keterampilan Esensial
Menyederhanakan kriteria dengan fokus pada keterampilan dan pengalaman yang benar-benar esensial untuk peran tersebut, dan menghindari persyaratan yang tidak relevan.
3. Keterbukaan terhadap Potensi
Mengadopsi pendekatan yang lebih fleksibel dengan membuka peluang bagi kandidat yang mungkin tidak memenuhi semua kriteria tetapi menunjukkan potensi untuk belajar dan berkembang.
4. Pelatihan dan Sertifikasi Internal
Menyediakan program pelatihan dan sertifikasi internal untuk membantu kandidat memenuhi kriteria yang mungkin belum dimiliki. Ini juga bisa menjadi cara untuk menarik talenta yang bersemangat untuk belajar.
5. Mendengar Umpan Balik
Mendengarkan umpan balik dari kandidat sebelumnya dan karyawan yang sudah ada tentang proses rekrutmen. Informasi ini bisa sangat berharga untuk mengidentifikasi kelemahan dalam kriteria rekrutmen.
6. Menggunakan Teknologi Perekrutan Modern
Menggunakan alat dan platform perekrutan yang modern untuk menyaring kandidat secara lebih efektif berdasarkan kriteria yang relevan dan mengurangi bias dalam proses seleksi.
7. Kolaborasi Antar Departemen
Melibatkan berbagai departemen dalam proses penyusunan kriteria untuk memastikan bahwa harapan yang ditetapkan sesuai dengan kebutuhan nyata dan realistis.
Dengan mengadopsi pendekatan ini, perusahaan bisa menarik kandidat yang lebih cocok dan mengurangi frustasi yang sering muncul dari kriteria yang tidak masuk akal. Sedangkan untuk pelamar kerja, Anda bisa memanfaatkan platform pencari kerja seperti OLX yang menyediakan beberapa lowongan pekerjaan.
Di situs pencarian seperti OLX, pelamar bisa menentukan ingin mencari pekerjaan di bidang apa, agar sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki. Selain itu, ada besaran gaji dan kualifikasi yang dibutuhkan si pemberi kerja. Di sini pemberi kerja bisa dari perusahaan, pemilik toko, atau usaha rumahan. Untuk itulah mengapa penting mencari lowongan pekerjaan secara hati-hati, agar tidak salah memilih pekerjaan.