Siapa sangka menekuni hobi tidak hanya mendatangkan kepuasan dalam diri sendiri. Namun menekuni hobi yang selama ini menjadi napas bahagia bagi saya ternyata dapat ikut memenuhi pundi-pundi kami. Lalu terbersit perasaan menyesal, mengapa daridulu tidak menekuni hobi saja dibandingkan harus bermain game online yang tidak pernah memberikan apa-apa pada saya kecuali kesenangan belaka.
Hobi menulis yang sejak SD saya lakukan dulu sempat terhenti saat duduk di bangku SMA. Masa-masa itu menjadi saya banyak belajar tentang bagaimana memanfaatkan waktu dengan baik. Berlanjut karena tidak bisa masuk jurusan yang saya sukai untuk kuliah, pada akhirnya kegiatan yang selama ini mendatangkan kebahagiaan tersendiri dalam hati terkubur kembali. Entah mengapa saat itu saya kemudian memutuskan untuk tidak menulis lagi.
Menekuni Hobi Hingga Terpenuhinya Pundi-pundi
Setelah proses pencarian jati diri yang selesainya agak terlambat, akhirnya saya sayadari dan harus kembali pada apa yang pernah dimulai. Ya, banyak tulisan saya yang tidak selesai. Teringat sebuah nasihat dari buku karya kak Monica Anggen (yang sampai saat ini adalah mentor, guru, sekaligus teman bagi saya) bahwa ketika seseorang gagal, ada dua macam manusia yang akan mencerminkan sikap kita ketika menghadapi kegagalan.
Jika ingin menjadi miliarder maka ketika kegagalan datang, kita harus tetap berusaha serta memperbaiki diri. Apa yang kurang? Bukannya menyesali diri atas apa yang sudah terjadi. Inilah sikap orang biasa.
Hingga pada 2018 kemarin, belasan buku antologi sudah berhasil saya tulis. Serta satu buku solo novelisasi biografi yang terbit pada akhir 2019. Alhamdulillah, saya berhasil menjual buku solo perdana tersebut sebanyak ratusan eksemplar. Jumlah yang tidak sedikit menurut saya sebagai pemula. Lalu di Maret 2020 saat pandemi datang dan mengubah hidup saya, keputusan untuk menulis di blog semakin kuat.
Maret 2020 saya mulai belajar ngeblog bersama para Coach yang kece dan rupawan (mudah-mudahan dibaca betul-betul). Tidak disangka perjalanan bloging selama kurang dari satu tahun sudah memberikan banyak kemajuan dalam blog saya. Mulai dari traffic yang meningkat setiap bulannya, memenangi lomba blog, hingga job yang berdatangan baik melalui email maupun aplikasi chatting belaka. Inilah yang saya sebut sebagai “penuhnya pundi-pundi rupiah kami”. Segala puji bagi Allah.
Meskipun banyak juga kegagalan yang saya alami sebelum bisa mendapatkan banyak anugrah seperti job review, content placement, hingga memenangkan perlombaan. Namun ketika gagal berkali-kali ini, saya tidak ingin menjadi orang yang biasa saja. Saya ingin menjadi milarder. Mengutip tulisan kak Monica Anggen dan Erlita Pratiwi dalam bukunya 99 perbedaan cara bangkit dari kegagalan, Miliarder vs Orang Biasa sebagai berikut :
Orang biasa ketika mengalami kegagalan dan tahu bahwa mereka yang menjadi penyebab kegagalan malah memilih menyesali diri tanpa berusaha melakukan sesuatu. Mereka tahu kalau diri mereka telah melakukan kesalahan, tapi yang sering terjadi mereka gengsi untuk mengakuinya.
Nah, kalau kita saja tidak mau, bagaimana bisa kita menarik pelejaran dari kegagalan itu dan berusaha memperbaikinya?
Sedangkan para miliarder?
Para miliarder tahu kesalahan apa yang sudah mereka lakukan sehingga kegagalan itu terjadi. Mereka menyadarinya dan langsung mengambil tindakan untuk memperbarui segalanya. Mereka ini paham bahwa tidak ada satu manusia pun yang tidak pernah melakukan kesalahan.
Mereka sadar melakukan kesalahan lalu langsung mengambil tindakan untuk memperbaiki segalanya. Mereka tidak fokus pada kesalahan yang sudah terlanjur terjadi. Mereka lebih memilih untuk menarik pelajaran dan bergegas bangkit kembali.
Sudah banyak kita dengar kisah kegagalan orang sukses sebelum mereka meraih kejayaannya. Penemu ayam goreng KFC misalnya, yang baru menemukan resep untuk ayam goreng krispinya. Setelah kegagalan yang berulang-ulang, akhirnya ia sukses dengan bisnis waralabanya. Begitupun saya, ingin seperti mereka yang tidak akan fokus dengan kesalahan yang sudah terjadi.
Perjalanan menulis di blog mulai dari Maret 2020 kemarin sebagai kegiatan yang simpulkan untuk menekuni hobi, sampai saat ini sudah membantu perkara finansial saya. Sekira tiap bulan selalu mendapatkan tawaran content placement atau review produk. Target saya untuk memenangkan lomba sedikitnya satu bulan satu kali pun tercapai. Ada yang bisa saya capai dengan kemenangan beruntun, ada pula yang saya capai dengan kekalahan beruntun pula. Intinya, lewat menekuni hobi akhirnya saya bisa mendapatkan penghasilan.
Ketika kita bisa melakukan hal yang kita sukai, sebenarnya itu cukup. Namun ketika kita melakukan hal yang disukai lalu dibayar, maka itu kebahagiaan lain yang diberikan Allah untuk kita. Jadi, fokus dengan hobi itu, tingkatkan kemampuan dengan pengembangan diri, upgrade ilmu dimanapun dan kapanpun.
Kalau teman bloger, ada ngga hobi yang ditekuni kemudian menghasilkan pundi-pundi rupiah?
Disclaimer :
Tulisan ini diikutkan dalam program One Day One Post Indonesia Content Creator dengan tema Hobi
Saya baru juga belajar menekuni blog..moga2 bisa tekun