Saya dulu termasuk perempuan yang suka banget ngegame online. Sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, saya sudah bermain game online yang banyak memakai peran kinestetik, koordinasi antara mata dan juga jari-jari. Dalam sehari saya bisa bermain hingga 3 jam.
Bukan hanya belajar bahasa Inggris (karena banyak dari game online tersebut berbahasa Inggris), tetapi juga bagaimana melatih refleks dengan baik. Namun saat itu siapa yang peduli? Bahkan setelah menikah pun saya masih memainkan game-game tersebut. Mulai dari Dance Up hingga Mobile Legends yang terkenal itu. Semua game tersebut menjadi salah satu me time tersendiri bagi saya.
Dari Games, Saya Belajar Banyak Hal
Sayangnya dulu kami belum punya tempat untuk mengasah dan juga melatih passion dari game yang kami mainkan. Jadi ayah dan ibu saya sanksi juga pastinya. Mau jadi apa kalau ngegame terus? Begitu pikir mereka. Padahal saya mendapatkan banyak hal dari sana.
Beruntung sekali suami saya tidak pernah melarang istrinya bermain game. Namun tetap saja, stigma negatif tentang game di luar sana masih belum banyak berubah dari dulu hingga kini. Padahal sudah banyak fakta di depan mata kita bahwa eSport yang dimainkan oleh generasi anak-anak kita saat ini justru menjadi salah satu jenis olahraga yang sudah disahkan oleh KONI.
Tentu saja saya senang sekali dengan hal ini. Itu artinya edukasi tentang game sudah seharusnya diterima oleh masyarakat banyak. Bahwa dalam porsi yang sesuai, game tidak melulu merugikan. Bahkan ia bisa menjadi salah satu sumber penghasilan saat ini.
Tentu teman-teman pernah mendengar bagaimana atlet-atlet eSport mendapatkan banyak uang dari hasil kerja kerasnya bermain game bukan? Hal ini nyata terjadi lho. Bahkan tidak hanya di Indonesia, dunia pun sudah mengakuinya bahwa bermain game online (tertentu) merupakan salah satu macam eSport yang perlu didukung. Hingga banyak sekali turnamen internasional yang diadakan.
Bagaimana Game Online Bisa Menjadi Salah Satu Olahraga Elektronik/eSport?
Sudah lama sebenarnya saya ingin menyuarakan betapa game tidak bisa hanya dipandang sebelah mata. Saya ingin memberikan informasi serta edukasi pada teman-teman khususnya juga masyarakat pada umumnya tentang eSport itu sendiri. Bahwa mereka dan saya yang bermain game bukanlah seorang “pecandu” yang tak bisa berprestasi.
Diantara teman-teman juga orangtua yang khawatir karena anaknya punya passion bermain game dan ingin sukses di bidang tersebut mungkin masih sanksi :
Kok bisa sih game online dimasukkan ke dalam eSport?
Dalam sejarahnya, memang sebelum tahun 2020 lalu eSport belum digarap secara serius oleh Pemerintah maupun BUMN. Padahal semenjak masuknya Internet of Things (IOT), hal-hal sederhana pun masuk ke dalam kehidupan kita. Termasuk di dalamnya adalah game itu sendiri.
Tadinya orang yang ingin bermain game online harus ke warnet, membayar billing dan tentu saja menghabiskan lebih banyak biaya dibanding sekarang. Itulah hal yang dulu saya lakukan. Saat ini, bermain game online cukup melalui gawai yang kita punya.
Tidak perlu gawai dengan harga selangit yang hanya bisa dibeli oleh konglomerat. Bahkan gawai sehari-hari saja sudah cukup.
Kemudian di saat yang sama, Indonesia ternyata juga sudah mencetak prestasinya di kancah internasional. Game mayor seperti Mobile Legends, Wing Fair, PUBG mobile, semua jenis game tersebut telah dijuarai oleh Indonesia dalam persaingan di seluruh dunia.
Ketika banyak orang yang melihat keberhasilan mereka yang bermain game dan mendapatkan banyak keuntungan materiil inilah kemudian kita baru menyadari bahwa bermain game tidak selamanya buruk jika diatur porsi dan strateginya.
Maka tidak berlebihan jika bermain game online yang mengedepankan strategi serta team work juga kecepatan gerak refleks pada jari-jari tangan kita disetarakan dengan olahraga sejenis bulu tangkis, sepak bola, dan juga voli. Lalu muncullah eSport yang diiringi dengan terbentuknya camp-camp pembinaan bagi mereka yang memiliki passion dan bakat di bidang ini.
Ini Manfaat eSport untuk Tubuh Kita
Saya memahami bagaimana orangtua khawatir ketika anaknya bermain game terlalu sering dan mulai meninggalkan kegiatan akademiknya. Persis seperti apa yang dulu saya rasakan.
Namun, sebagai orangtua tentu saya ingin melarang anak karena alasan yang memang benar dan masuk akal. Bukan hanya berdasarkan rumor “katanya” dan berita yang tidak berimbang, karena hanya ditulis dari satu sisi saja. Yuk mulai saat ini kita membuka diri atas wawasan yang seluas-luasnya. Berikut beberapa manfaat eSport untuk tubuh kita sebagaimana yang telah disebutkan oleh Coach Henov, Head Coach LEAD by IndiHome.
1. Mengoptimalkan Kerja Otak Kanan :
Jika kita mau membuka diri, telah banyak penelitian yang menyatakan bahwa bermain game online dapat mengoptimalkan kerja otak kanan. Apalagi jika di dalam game itu sendiri ada team work dan juga strategi berpikir yang diperlukan agar bisa menang.
Jika tidak ada manfaatnya, tidak mungkin KONI akhirnya menyatakan bahwa eSport masuk ke dalam salah satu cabang olahraga bukan?
Sama halnya dengan Formula 1. Kenapa masuk ke dalam salah satu cabang olahraga? Padahal Formula 1 juga tidak mengeluarkan keringat, begitu juga dengan kendaraan yang dipakainya bukanlah makhluk hidup seperti pacuan kuda misalnya.
Alasannya sederhana saja, karena balapan Formula 1 pun ada toolsnya. Sebagaimana stick Plays Station atau Nintendo. Mirip ketika kita sedang bermain game. Perbedaannya hanya pada tampilan aktual dan juga virtualnya.
2. Melatih Kecepatan Berpikir dan Reaksi
Ada poin fisik yang ada di sana (olah dan raga) yakni adanya reaction time (kecepatan yang ada di otak kemudian diekspresikan lewat saraf menuju anggota badan kita). Inilah yang kemudian menuntut adanya sinkronisasi otak ke jari, otak ke lengan, dan seterusnya. Sinkronisasi dari otak ini kemudian digerakkan ke kemudia (jika pada Formula 1).
Kecepatan reaksi ini juga dipengaruhi oleh kesehatan tubuh dan juga mielin. Mielin selain berfungsi untuk membungkus dan melindungi akson, peran yang utama adalah untuk mempercepat arus informasi melewati jutaan, milyaran sampai trilyunan sel saraf di otak kita.
Bahkan ada juga team eSport luar negeri yang mengunyah brokoli mentah (untuk mempercepat reaction time-nya).
Ada juga yang mengadopsi olahraga Craft mage (bela diri orang-orang Israel yang benar-benar menentukan reaction time dan meningkatkan reaction time itu sendiri). Jadi intinya kesehatan dari mereka (pemain eSport) ini menentukan optimalisasinya ketika bermain game.
LEAD by IndiHome : Kesempatan Bagi Mereka yang Ingin Menjadi Atlet eSport Profesional
Bersama Dyah Rasyida, Srikandi Gamer IndiHome beliau memberikan penjelasan tentang bagaimana peran dan dukungan Telkom bagi ekosistem eSport melalui LEAD by Indihome. Apa sih LEAD by Indihome itu?
Limitless Esport Academy (LEAD) by IndiHome merupakan akademi eSport dengan konsep athlete enablement, yaitu memberdayakan seorang gamer (player) yang semula bermain game sebatas hobi, menjadi professional player (pro player) yang bermental atlet. Dengan mengusung semangat #BerlatihTanpaBatas, LEAD by IndiHome diharapkan dapat melahirkan the next eSport athlete Indonesia yang mampu berkiprah di kancah Internasional.
Kalau dulu ibu dan ayah saya khawatir karena mungkin saya tidak akan pernah menjadi “siapa-siapa” sebab hobi ngegame, untuk saat ini saya sebagai orangtua saya tentu tidak akan khawatir jika anak-anak kelak ingin menjadi atlet eSport. Atlet eSport yang ternyata punya banyak sekali manfaat jika dilakukan dengan serius.
Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Coach Henov sebagai Head Coach LEAD by Indihome, bahwa ada banyak sisi positif yang bisa didapatkan ketika menekuni eSport. Sebagai orangtua kita boleh kok khawatir, namun kita tidak boleh menutup mata atas perkembangan dunia di era 5.0 ini.
Ketika kita mendengar begitu banyak suara sumbang dari pemberitaan mengenai efek negatif bermain game, mulai dari hancurnya masa depan anak-anak karena bermain game, kita lupa bagaimana efek negatif itu ditimbulkan oleh ketidakmampuan diri untuk mengontrol sesuatu.
Sebagai anak, mungkin ia terlalu banyak memberikan waktunya untuk bermain game. Berjam-jam dalam sehari, berharap ingin menjadi ahli. Namun ia yang dapatkan malah collaps. Orangtua tak sepenuhnya salah sih. Hal tersebut terjadi karena tidak ada pembinaan untuk mereka. Karena tidak adanya pembinaan inilah yang menyebabkan esport dianggap sebagai satu hal yang berbahaya.
Oleh karena itulah LEAD by Indihome merasa perlu untuk membina, mendidik dan melatih talenta-talenta baru atlet eSport agar menjadi seorang atlet eSport yang tangguh dan berkarakter. Mereka juga berkesempatan besar untuk berkarya dan mengharumkan nama bangsa di berbagai ajang turnamen eSport tingkat nasional bahkan internasional.
Tentu saja dengan meminimalkan risiko yang terjadi tersebut dengan tetap memelihara kesehatan dan juga memberi jeda untuk otak dan saraf beristirahat.
Sebagai #InternetnyaIndonesia, IndiHome ingin memberikan wadah bagi generasi muda di manapun mereka berada agar dapat menyalurkan hobi bermain game menjadi sebuah profesi yang dapat mengharumkan nama Indonesia di kancah global.
Bagaimana caranya?
Cara Bergabung Bersama Team LEAD by Indihome
Mulai 10 September – 22 Oktober 2021, seluruh masyarakat Indonesia berkesempatan menjadi atlet eSport professional yang yang langsung dibina oleh para coach professional dari LEAD by IndiHome. Proses pendaftaran dapat diakses melalui laman : https://indihome.co.id/leadacademy
Setelah mendaftar, peserta akan mengikuti rangkaian kegiatan pemilihan atlet eSport mulai dari kualifikasi, mengikuti turnamen bergengsi hingga perayaan kelulusan (graduation) sebagai etlet eSport.
Informasi lebih lanjut, teman-teman dapat mengunjungi media sosial @IndiHome dan @LEADIndiHome
Bagaimana Mekanisme Pemilihan Atlet eSport LEAD by IndiHome?
Mekanisme pemilihan atlet eSport LEAD by IndiHome terdiri dari tiga fase, yaitu Fase Kualifikasi (Qualification), Fase Pengembangan (Development), dan Fase Kelulusan (Graduation), dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Fase Kualifikasi (Qualification)
Di fase ini, LEAD by IndiHome akan membuka pendaftaran untuk dua regional, barat dan timur dengan target peserta minimal 284 tim. Peserta yang sudah mendaftarkan melalui https://indihome.co.id/leadacademy akan diseleksi dalam turnamen hingga terpilih 8 tim terbaik atau sebanyak 40 orang calon atlet eSport.
2. Fase Pengembangan (Development)
Fase ini dibagi menjadi Fase Pengembangan 1 dan Fase Pengembangan 2. Pada Fase Pengembangan 1 peserta mendapatkan training basic. Pada akhir Fase 1 akan diadakan ujian yang membuat 14 orang terpilih melaju ke Fase Pengembangan 2.
Pada Fase 2, 14 orang peserta yang tersisa akan mendapat training advance. Peserta yang tersisa ini yang akan dilatih sampai ke Fase Kelulusan.
3. Fase Kelulusan (Graduation)
Di fase ini, 14 player terbaik akademi secara resmi lulus dari akademi, dibagi ke dalam 2 Tim untuk berpartisipasi dalam showcase performa di turnamen invitational pada tanggal 16 Januari 2022. Turnamen Invitational akan berisi 4 tim undangan dan 2 tim akademi.
Apa Saja Benefit Player Mengikuti LEAD by IndiHome?
- Benefit utama untuk player yang mengikuti LEAD by IndiHome adalah program pelatihan untuk menjadi player eSport bermental atlet.
Tidak semua pro player adalah atlet eSport, namun atlet eSport sudah pasti seorang pro player. Perbedaan mendasar dari seorang pro player dengan atlet eSport adalah pada aspek mentalitas. Mereka para stlet eSport adalah orang-orang pilihan yang siap ditempa sportsmanship nya.
- LEAD by IndiHome membuka peluang bagi atlet eSport binaannya untuk menjadi bagian dari tim/club eSport lintas negara dengan mengirim profil lulusan ke tim-tim dalam dan luar negeri.
Aktivitas Tanpa Batas dari IndiHome bagi Ekosistem eSport
Bagi gamer professional, e-Sport sudah menjadi bagian dari produktivfitas yang tak terpisahkan dalam keseharian mereka. Oleh sebab itu, untuk mendukung perkembangan dan kemajuan dunia e-Sport di Indonesia, IndiHome Paket Games ada untuk teman gamers semua.
Informasi lebih lanjut Paket Gamer bisa diakses di sini ya : https://indihome.co.id/promo/paket-gamer
Bagaimana? Masih sanksi dengan manfaat eSport dalam kehidupan kita saat ini? Yuk kita bangun ekosistem gamers yang sehat. Tidak berlebihan, namun tetap kita arahkan. Karena bagaimanapun perkembangan teknologi saat ini tidak bisa kita hindari. Tugas kita sebagai orangtua adalah mengarahkan agar anak-anak yang memiliki passion di bidang ini dapat berkembang sesuai dengan bakat dan juga ketekunannya.
Kapan lagi kan wujudkan dari rumah mimpi para pro player menjadi eSport atlet?
Oh iya bagi penggemar Mobile Legends, bisa juga lho ikutan Beat the Best by blu 🙂
keponakan aku nih pengen banget jadi gamer. kalau udah gede daftar deh hahaha. sekarang semua bisa di latih ya. udah gak bisa di pandang sebelah mata orang yang demen ngegame juga. apalagi kalau udah jadi gamer profesional.
saya gak paham gaming karena lebih memilih nonton drama Korea
tapi dampaknya sama ya? Jika cuma sejam 2 jam bisa untuk refreshing
tapi kalo dur duran sampai lupa tugas ya merugikan diri sendiri dan keluarga
iya mbak betul, maksimal kalau di sini yg bagus cuma 2 sampai 3 jam aja seharii mba
keren juga ya IndiHome yang mau memfasilitasi anak-anak yg punya keinginan untuk menjadi atlet e-sport
Makin beragam aja ya pilihan profesi jaman sekarang tuh
Asli program LEAD ini emang udah dipikirkan dengan matang banget ya, J. Masih boleh gasih kita ikutan hahaha, andai ada dari dulu waktu kita SMA yaaa. Defender gendutmu sama Wizardku udah melancong ke pabriknya Lyto
senangnya kalau punya dan gabung di ekosistem hobi seperti LEAD ini deh. dari hobi jadi cuan kan, ternyata main game juga bisa menghasilkan dan disebut atlet lagi sekarang.
Semakin berkembangnya dunia digital ya mbak, ngegame pun ternyata sekarang bisa jadi pekerjaan yang menjanjikan dan bisa dapat cua eh jadi altet juga. klop deh.
dulu kalau suka maen game bakalan dicibir dan selalu dimarahin ya. sekarang ada esport. Segingga kebutuhan antlet esport profesional sangat dibutuhkan.
Bisa jadi cuan dan kebanggaan
Dulu teman kuliah saya suka maen game online sampai ga kenal waktu, sehingga kuliahnya pun jadi terbengkalai. Mungkin ini yang jadi ketakutan orangtua ketika anak menjadi ‘kecanduan’ maen game online
Keren juga Indonesia sudah menjuarai game sekelas ML, PUBG dan lainnya di level internasional. Hal ini membuktikan bahwa bermain game nggak juga sudah bisa naik kelas. Tadinya mungkin cuma iseng dan hobi saja, tapi lambat laun bisa ikut jadi atlet eSport.
Mba Jihan nggak ikutan jadi atlet eSport juga kah? Mayan tuh hadiahnya cetar membahana.
Keponakan sampe bela2in beli laptop harganya duuuh. Coba ya kusarankan untuk ikutan ini. Biar terarah
Saya pernah baca, perbedaan atlet eSport dengan gamer yang memainkan game sebagai hobi justru terletak pada waktu bermainnya.
Kalau gamer bisa menghabiskan waktu berjam-jam hingga lupa waktu, semantara atlet eSport justru lebih disiplin dan bisa memilah kapan harus melakukan olahraga ini untuk menjaga staminanya agar tidak berlebihan terkuras.
Semoga edukasi tentang eSport makin berkembang ya, Mbak sehingga potensi generasi berikutnya bisa dioptimalkan.
Bagus banget kalau ada pembinaan seperti yang dilakukan Indihome gini. Jadinya anak-anak (terutama anak-anak) lebih terarah. Nggak sekadar nge-game sampe lupa waktu.
Setuju kak
Saat ini memang game online tidak bisa hanya dipandang sebelah mata.
Karena selain memberi hiburan, juga bisa ajdi cuan
baru tau aku mba kalo indihome memberi support dalam bentuk seperti ini.. keren juga ya, pantas banyak yang pakai terutama untuk e-sport juga