Teringat cerita salah seorang Narapidana tentang masa lalunya yang kelam, membunuh suaminya sendiri untuk melindungi diri dan anaknya. Tidak mengenal apapun selain madang, macak, manak (makan, berdandan, melahirkan)* begitu katanya.
Kehidupannya hampir tak tersentuh iman. Sistem penjara yang kian hari kian baik saat ini, menjadikan beliau hidup seperti anak kecil yang memulai kehidupan barunya di sebuah pondok pesantren.
Belajar tata cara salat, mengaji mulai dari alif, ba, ta, tsa. Bertaubat, bersimpuh mengharap ampunan dan kasih sayang Tuhannya. Ya, seperti bayi yang baru lahir, saya pun berharap semuanya mulai dari nol lagi.
Sudah tiga tahun tahun saya banyak mendapatkan pelajaran berharga sekaligus pengingat ketika bertemu dengan para Narapidana di sebuah Lapas Wanita kelas II di kota tempat saya tinggal. Mendengar lebih banyak masalah dari mereka yang akhirnya harus menghabiskan beberapa tahun waktunya di penjara. Mendengar optimisme dan cita-cita yang kadang terdengar mustahil. Tapi saya justru melihat semesta di setiap pancaran harapan dari netra mereka.
Berkaca Pada Narapidana
Ibarat kuda yang tengah berpacu mencapai garis finish, saya merasa kalah start dengan mereka. Harinya diisi dengan hal-hal bermanfaat. Mungkin saya yang merasa “baik-baik saja” selama ini bahkan jarang meminta ampun secara tulus dan khusyu’ kepada Tuhan atas dosa yang telah dilakukan.
Doa-doa yang dilangitkan sebatas keseharian yang sudah mendarah daging, jarang didalami betul-betul maknanya, mengakui dosa-dosa yang bahkan mungkin belum terampuni. Berbeda dengan wanita-wanita hebat di Lapas ini, mereka menyadari bahwa pernah berbuat dosa, untuk itulah mereka bertaubat dengan sungguh dan penuh harap.
Menambal berbagai kekurangan di masa lalu dengan ibadah dan doa yang tak pernah putus. Saling menolong sesama teman, meskipun keduanya juga berada dalam kondisi yang kesusahan. Menyedekahkan seluruh hartanya meskipun dirinya sendiri serba kekurangan.
Pada akhirnya benar apa kata pepatah bahwa siapapun dirimu di masa lalu, bukan berarti tidak berhak menjadi orang yang baik di masa depan.
Inilah yang menjadikan saya betah dengan pekerjaan yang ditekuni sekarang. Meskipun banyak himpitan dan tekanan dari atasan maupun teman sejawat, namun saya bersyukur bisa dipertemukan dengan mereka yang memberikan begitu banyak pelajaran.
Dua tahun lagi saya bebas Mbak, mohon doakan ya.
Beberapa orang ingin didoakan ketika saya berpamitan dari ruang berukuran sekitar 6×6 meter. Nampak sempit karena diisi dengan 20 hingga 25 orang. Ada kamar mandi yang juga digunakan untuk buang air besar maupun kecil di sudut ruangan tersebut. Ventilasinya hanya berasal dari jendela teralis yang terdapat pada bagian depan ruangan.
Beberapa kali saya memasuki ruangan tersebut untuk memberikan pembinaan secara langsung sebelum pandemi datang. Mereka semua bersikap sopan. Bahkan tak jarang saya terpaksa harus menarik tangan ketika mereka ingin menciumnya. Padahal saya hanya mengajarkan beberapa huruf Al-Quran serta pendampingan keagamaan bagi mereka di sel masing-masing.
Bertemu dengan para narapidana perempuan membuat saya banyak belajar. Tentang seorang Ibu yang tak kenal lelah, berumur sekitar 60 tahunan yang semangat belajar Al-Quran meski ia tak pernah mengenal huruf abjad A hingga Z. Tentang seorang perempuan berusia 19 tahun yang ternyata hafal beberapa surat dalam Al-Quran. Juga tentang seorang perempuan berusia 30 tahunan yang selalu menangis ketika berdoa.
Menatap Semesta Meski dari Layar Kaca
Inilah semesta bagi saya. Ketika tak bisa melangkahkan kaki keluar kota, pulau, atau bahkan keluar negeri untuk mengenal lebih banyak orang dan budaya, saya bisa melihat semesta dari indahnya paras dan mata mereka di ruangan yang sempit itu.
Inilah semesta yang saya lihat pada dua tahun terakhir dari layar kaca karena pandemi yang melanda. Masih tampak ketulusan dan kesungguhan dalam binar wajah mereka.
Masih 3 tahun Lembaga Permasyarakatan (Lapas) mengadakan kerjasama pembinaan untuk terpidana Narkoba, pandemi kemudian datang. Kami tak lagi bisa bertatap muka dan saling mendoakan ketika bersalaman. Pandemi membuat saya akhirnya harus bekerja dan melakukan pembinaan dari rumah.
Frekuensi pertemuan yang semula setiap dua hari sekali kini berganti menjadi satu minggu sekali saja. Apalagi ketika Covid-19 gelombang kedua menerjang, ada beberapa binaan pada akhirnya tumbang karena gejala Covid-19. Akhirnya selama beberapa bulan kami pun tak mengadakan pertemuan sama sekali meski hanya dari layar kaca dengan mengandalkan jaringan internet seadanya.
Saat situasi sudah mulai terkontrol dan memasuki era new normal, pembinaan dilakukan melalui zoom meeting. Tidak hanya pembinaan, tapi juga seluruh tugas, laporan, rapat, hingga pertemuan rutin mingguan pun dilaksanakan melalui meeting online. Otomatis intensitas untuk berinteraksi dengan layar laptop semakin tinggi.
Badan semakin berat karena kurang olahraga, tidur juga kurang berkualitas karena beban pekerjaan kantor, rumah tangga, sekaligus blogging seolah tanpa jeda membuat menatap layar laptop berlama-lama. Namun saya tetap bersyukur karena masih banyak orang di luar sana justru terpaksa berhenti dari pekerjaannya. Entah karena sakit atau karena pengurangan tenaga kerja.
Melihat teman-teman binaan di Lapas perempuan setiap pekannya seringkali membuat saya kembali bersemangat setelah bosan melakukan rutinitas harian. Bangun tidur, menyiapkan makanan anak, bekerja, menemani anak bermain, bekerja lagi, hingga bulan di malam hari pun tak terasa telah digantikan lagi oleh sang surya.
Kadang kalau saya sedang suntuk, lalu melihat wajah binaan di Lapas berseri-seri meski hanya dapat dilihat dari layar, seketika suntuk itu hilang. Seperti menatap semesta dari binar wajah mereka. Meski balutan seragam itu selalu sama dari minggu ke minggu, namun ada keindahan yang nampaknya tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Ada permata berharga di setiap sesi pembelajaran bersama mereka.
Mereka jua lah yang mengantarkan saya untuk melahirkan sebuah karya. Sebuah tulisan yang menjadi nominasi finalis penyuluh teladan di tingkat Kota. Diikuti oleh sekitar 60 orang, saya berkesempatan untuk memenangkan satu karya yang menceritakan tentang wanita-wanita hebat dibalik seragam hijau itu.
Ada beberapa kisah para perempuan dalam Lembaga Permasyarakatan tersebut yang saya angkat menjadi cerita pendek dan dibukukan dalam salah satu antologi. Karya illmiah tentang para narapidana tersebut juga mampu membawa saya menjadi penyuluh teladan di tempat saya bekerja tahun 2018 lalu.
Setelah diberi kepercayaan menjadi penyuluh teladan tahun 2018, saya pun harus berangkat ke ibu kota provinsi untuk ikut serta dalam ajang pemilihan penyuluh teladan tingkat provinsi. Diikuti oleh seluruh kota dan kabupaten se-Jawa Timur, saya mulai mempersiapkan performa dan karya tulis terbaik saat itu. Bukan untuk siapa-siapa, tapi untuk mereka, penghuni ruangan berteralis yang menyimpan banyak kisah dan hikmah.
Penyuluh teladan ini adalah schedule tahunan dengan beberapa parameter penilaian. Mulai dari berkas karya ilmiah, video kegiatan, hingga penampilan finalis yang harus mempresentasikan karyanya. Sayangnya untuk membuat semua itu, kantor tidak menyediakan dana sama sekali. Kalau yang PNS sih lumayan ya mungkin bisa sewa jasa videografer agar tampilan videonya bagus.
Nah kalau honorer seperti saya gimana? Tentu saja harus bikin video sendiri, edit sendiri sampai finsihing meskipun tidak punya ilmu basic untuk membuat sebuah video yang bagus apalagi editing editing segala macam itu.
Boro-boro untuk editing, mau kerjain blog lebih dari empat ribu kata saja kadang laptop sudah lemot karena terlalu banyak gambar juga yang kita muat. Alhasil membuat video sekaligus editingnya menggunakan gawai seadanya. Namun tentu saja itu sama sekali bukan penghalang untuk terus berkarya.
Pembuatan video dan editingnya juga dilakukan dengan teknologi seadanya, bukan seperti lagu Fiersa Besari yang diunggah di kanal Youtube-nya :
Meskipun sudah pernah menjadi finalis di tingkat provinsi dua kali dan selalu gagal menjadi juara, saya tetap optimis suatu saat karya yang menyentuh perempuan-perempuan di Lapas Wanita Kelas IIA tersebut akan bisa saya bawa ke tingkat Nasional.
Tentu saja saya tahu diri harus bagaimana. Salah satunya yakni dengan memperbaiki video profile binaan yang selama ini menjadi nilai terendah diantara 3 parameter penilaian lainnya. Presentasi oke, karya ilmiah oke, video dan evaluasi saja yang kurang.
Yes, sinyal untuk segera ganti laptop dengan spek yang lebih cepat, cerdas, sekaligus menjadi sumber inspirasi di setiap karya yang saya buat dengan warna-warnanya yang tak menyilaukan dan mengganggu. Inilah ASUS OLED yang dinyanyikan sekaligus digambarkan dengan sempurna oleh Fiersa Besari.
Meskipun pernah gagal menjadi juara di tempat kerja, tapi saya tetap optimis akan menjadi pemenang untuk diri sendiri dengan memberikan informasi hingga edukasi melalui tulisan di blog dan juga sosial media lainnya. Mendekatkan cita-cita menjadi bos media besar, membuka lapangan pekerjaan bagi para mantan narapidana yang telah bebas dan kesulitan mendapatkan pekerjaan karena masa lalu mereka.
Jadi tugas saya saat ini adalah memberikan sebaik-baiknya hasil pekerjaan pada klien, pada atasan, dan juga teman-teman perempuan di Lapas Kelas IIA. Saya yakin, impian, cita-cita, asa yang sempat tertunda akan segera bisa saya tercapai ketika Tuhan mengizinkan.
Inilah Bantuan ASUS OLED untuk Kita-Kita yang Work From Home
Sampai saat ini pihak Lapas pun belum memberi keputusan, kapan akan dimulai lagi sesi pembinaan dengan tatap muka. Itu artinya frekuensi pekerjaan dengan menggunakan laptop serta gadget masih menjadi prioritas. Ditambah lagi sebagai blogger yang pusing kalau tidak menyentuh laptop barang sehari saja hehe.. Iya, segila itu saya sama nulis.
Oleh karena itu wajib hukumnya untuk memilih laptop yang dapat menunjang kegiatan saya ketika bekerja dari rumah alias WFH. Meskipun banyak sekali ragam dan harga, ada beberapa poin yang bisa kita jadikan acuan ketika memilih laptop untuk kebutuhan sehari-hari.
Mulai dari sistem operasi dan software penunjangnya, spesifikasi utamanya, fitur penting penunjang kegiatan meeting online, bekerja secara online, opsi upgrade, hingga yang tak kalah penting adalah ukuran dan kualitas layarnya.
Nah, teman-teman kalau sudah pernah mendengarkan lagunya Fiersa Besari yang sudah saya sematkan sebelumnya, pasti tahu dong, laptop apa yang bisa menghandle keseluruhan spesifikasi di atas?
Yes, ASUS VivoBook Ultra 15 OLED (K513) jawabannya. VivoBook Ultra 15 OLED K513 hadir dengan layar berukuran 15-inci berteknologi ASUS OLED. Setidaknya ada sembilan hal yang bisa teman-teman jadikan alasan mengapa VivoBook Ultra 15 OLED (K513) dapat diandalkan sebagai laptop sehari-hari kita di rumah maupun di tempat kerja :
Asus OLED K513 Dilengkapi dengan Windows 10 Home
Asus VivoBook Ultra 15 OLED (K513) telah dilengkapi dengan Windows 10 Home. Sistem operasi terbaru dari Microsoft tersebut sangat cocok untuk menunjang produktivitas kita lho. Seperti kompatibilitas dengan berbagai aplikasi kantoran hingga dukungan penuh terhadap berbagai aplikasi kreatif serta hiburan. Aplikasi tersebut bisa dipasang dengan mudah melalui Microsoft Store yang telah tersedia di Windows 10 Home.
Microsoft juga menyediakan solusi perlindungan menyeluruh pada Windows 10 Home. Selain dilengkapi dengan sistem keamanan terintegrasi yang selalu diperbarui melalui Windows Update, Windows 10 Home juga memiliki sebuah fitur bernama Windows Hello.
Ngga perlu mengingat-ingat kata sandi, karena kita bisa masuk lebih cepat dan aman menggunakan sistem pembaca sidik jari yang sudah tersedia dalam laptop ini.
Gratis Office Home & Student 2019 Seumur Hidup
Banyak lho laptop yang masih belum juga menyediakan Office Home di dalamnya. Berbeda halnya dengan ASUS OLED ini, manfaat PC lengkap sudah termasuk Office Home & Student 2019. Aplikasi Officenya pun versi lengkap yang dapat memberikan semua fungsi yang kita butuhkan.
Selain itu, aplikasi Office yang diberikan juga lifetime alias seumur hidup. Sehingga kita akan selalu memiliki akses ke fitur yang kita kenal dan sukai. Lengkap dengan 100% Office asli, software juga akan terus mendapatkan pembaruan keamanan secara rutin untuk melindungi perangkat, data dan program kita lho!
Dari Lagu : BUKAN LAGU LAPTOP BIASA saya jadi hapal lho, terutama ketika tahu keunggulan layar yang dimiliki oleh ASUS OLED ini.
Ini nih yang menjadi keunggulan utama dari VivoBook Ultra 15 OLED (K513). Tidak hanya mengusung layar berukuran 15-inci, laptop ini juga menggunakan teknologi layar ASUS OLED.
Yakni teknologi layar yang memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan layar laptop standar. Sebenarnya tren layar OLED di laptop sudah mulai diramaikan oleh berbagai brand, atau produk dari brand lain sudah mulai banyak yang beredar dengan layar OLED. Namun ada beberapa kelebihan yang dimiliki oleh ASUS lho.
Apa saja keunggulanya?
- Pertama adalah kualitas visual terbaik. ASUS OLED mampu menyajikan warna dengan sangat kaya dan akurat.
- Memiliki tingkat reproduksi warna hingga 100% pada color space DCI-P3, standar warna yang digunakan oleh industri perfilman. Tidak hanya itu, tingkat akurasi warnanya juga sangat tinggi dan telah mengantongi sertifikasi PANTONE Validated display.
- Layar ASUS OLED juga telah mendukung teknologi HDR bersertifikasi VESA DisplayHDR dengan rasio kontras yang sangat tinggi. Hal tersebut membuat layar ASUS OLED di VivoBook Ultra 15 OLED (K513) dapat menampilkan warna hitam yang sesungguhnya.
- Detail dari gambar bergerak juga dapat dinikmati lebih baik berkat response time yang sangat kencang.
Lebih Sehat dan Produktif Meski di Rumah Saja Bersama ASUS OLED
Layar ASUS OLED di VivoBook Ultra 15 OLED (K513) tidak hanya sekadar mampu menampilkan visual dengan kualitas terbaik. Namun teknologi layar tersebut membuat VivoBook Ultra 15 OLED (K513) memiliki tingkat radiasi cahaya biru yang jauh lebih kecil dibandingkan layar laptop pada umumnya.
Salah satu hal yang saya pertimbangkan juga ketika memilih sebuah laptop. Mungkin ngga sih laptop sekarang ini punya teknologi yang bikin mata kita nyaman?
Kalau teman-teman tahu nih, ternyata radiasi cahaya birulah yang menjadi penyebab utama kelelahan dan kerusakan pada mata saat menggunakan laptop. Berkat ASUS OLED yang memiliki tingkat radiasi cahaya biru sangat rendah, kita bisa bekerja lebih lama tanpa khawatir mata cepat rusak.
Kegiatan WFH dan PJJ pun tidak hanya menjadi lebih mudah dan menyenangkan, tetapi juga menyehatkan.
WFH dan PJJ Lancar Tanpa Gangguan
Kok bisa?
- VivoBook Ultra 15 OLED (K513) telah dilengkapi dengan teknologi AI Noise Cancelling yang dapat meredam suara bising yang ada di sekitar kita. Sehingga sesi WFH dan PJJ dapat berjalan lebih baik.
- VivoBook Ultra 15 OLED (K513) sudah menggunakan WiFi 6, teknologi WiFi terbaru yang lebih kencang dan stabil. WiFi 6 di VivoBook Ultra 15 OLED (K513) juga dilengkapi dengan fitur WiFi Smart Connect, yang memungkinkan sistem untuk memilih dan terkoneksi dengan router yang memiliki sinyal paling kuat secara otomatis.
Duh asli ini keluhan saya banget sih. Bolak-balik manual ganti jaringan antara WiFi atau portable hotspot. Adanya ASUS OLED menjadi jawaban atas kegelisahan saya ketika ada zoom meeting yang penting. Ketika jadi pembicara misalnya. Kan ngga enak yah kalau ngomong kedengerannya kayak robot hanya karena si laptop bingung milih sinyal.
Seperti kata Fiersa Besari dalam lagunya :
Raih tanganku dan percayalah, Hidup ini akan lebih indah. Tinggalkan saja segala resah, beralihlah pada ASUS OLED~
Iya, sambil nyanyi bacanya.
Layar yang membuat hati berdebar dan mata berbinar ternyata juga didukung dengan prosesor 11th Gen Intel Core lho. Kalau ngga ngerti prosesor macam apa itu, intinya prosesor itu termasuk generasi terbaru gengs. Tidak hanya peningkatan performa dari generasi sebelumnya, tapi juga memiliki tingkat konsumsi daya yang lebih optimal. Jadi ngga perlu bolak-balik ngecharge.
Laptop modern ASUS OLED yang sudah diperkuat oleh prosesor Intel Core generasi ke-11 terbaru (Tiger Lake) menghadirkan keseimbangan performa dan responsivitas dalam platform berdaya rendah yang dibuat berdasarkan teknologi proses 10nm generasi ketiga.
Jadi bukan hanya dari sisi prosesor, VivoBook Ultra 15 OLED (K513) ini juga dibekali memori DDR4 serta telah menggunakan penyimpanan berupa PCIe SSD. Penyimpanan modern tersebut memiliki kecepatan baca dan tulis yang jauh lebih cepat dari HDD tradisional, memungkinkan VivoBook Ultra 15 OLED (K513) dapat memuat dan menjalankan aplikasi dengan lebih kencang.
Jadi, bye bye lemot!
ASUS OLED Lebih Kencang dan Hemat Energi dengan AIPT
Sebagai salah satu bagian dari Eco Blogger Squad nih, VivoBook Ultra 15 OLED (K513) ini mendukung banget! Karena dilengkapi dengan ASUS Intelligent Performance Technology (AIPT). Yakni kita bisa mendapatkan peningkatan performa hingga 40% dibandingkan dengan laptop dengan spesifikasi serupa. Tidak hanya itu, AIPT juga membuat konsumsi daya pada VivoBook Ultra 15 OLED (K513) menjadi lebih rendah.
Sebagai salah satu misi bersama, ASUS juga berusaha untuk menjalankan Sustainable Development Goals (SDGs) yang merupakan rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia. Yakni dengan menghadirkan produk yang ramah energi 🙂
AIPT hadir dengan tiga profil pengaturan di VivoBook Ultra 15 OLED (K513). Untuk mengaktifkannya, teman-teman hanya perlu menekan kombinasi tombol “Fn” dan “F” dan sesuaikan dengan kebutuhan penggunaan.
ASUS OLED Bisa di-Upgrade
VivoBook Ultra 15 OLED (K513) hadir dengan beberapa opsi upgrade lho. Salah satunya adalah upgrade kapasitas RAM melalui satu slot SO-DIMM DDR4. Selain itu, kita juga bisa menambah kapasitas penyimpanan menggunakan 2.5” SATA SSD atau HDD di laptop VivoBook Ultra 15 OLED (K513).
Opsi ugrade tersebut membuat VivoBook Ultra 15 OLED (K513) cocok untuk dijadikan sebagai investasi yang dapat memenuhi kebutuhan kita beberapa tahun ke depan. Apalagi VivoBook Ultra 15 OLED (K513) sudah dikonfirmasi akan mendapatkan update sistem operasi Windows 11 tanpa biaya tambahan.
Spesifikasi Lengkap ASUS VivoBook Ultra 15 (K513)
Main Spec. | VivoBook Ultra 15 (K513) |
CPU | Intel® Core™ i5-1135G7 Processor 2.4 GHz (8M Cache, up to 4.2 GHz) |
Operating System | Windows 10 |
Memory | 8GB DDR4 RAM |
Storage | 512GB M.2 PCIe 3.0 SSD
Extra housing for 2.5” SATA drive |
Display | 15.6″ (16:9) LED backlit FHD (1920×1080) Anti-Glare |
Graphics | NVIDIA GeForce MX350
Intel UHD Graphics |
Input/Output | 1x HDMI 1.4, 1x 3.5mm Combo Audio Jack, 2x USB 2.0 Type-A, 1x USB 3.2 Gen 1 Type-A, 1x USB 3.2 Gen 1 Type-C, Micro SD card reader |
Camera | HD Web Camera |
Connectivity | Wi-Fi 6(Gig+)(802.11ax), Bluetooth 5.0 (Dual band) 2*2 |
Audio | Built-in speaker certified by harman/ kardon, built in microphone |
Battery | 42WHrs, 3S1P, 3-cell Li-ion |
Dimension | 35.90 x 23.50 x 1.79 ~ 1.79 cm |
Weight | 1,8Kg |
Colors | Transparent Silver, Indie Black, Hearty Gold |
Price | Rp11.999.000 |
Warranty | 2 tahun garansi global |
ASUS VivoBook Ultra 15 OLED K513 Harganya Terjangkau
VivoBook Ultra 15 OLED (K513) merupakan laptop yang menggunakan panel OLED dengan harga paling terjangkau yang ada di Indonesia saat ini. Laptop ini telah tersedia dengan banderol harga Rp8.599.000 saja lho. Worth it banget dengan spesifikasi yang aduhai!
Untuk informasi lebih lengkap tentang ASUS OLED, teman-teman bisa meluncur ke link di sini ya!
Seperti lirik lagu ciptaan Fiersa Besari, kita lho yang memilih kebahagiaan itu :
Hidup sehat, juga bahagia
Teknologi membuat semua lebih mudah
Raih tanganku dan percayalah, Hidup ini akan lebih indah
Tinggalkan saja segala resah, beralihlah pada ASUS OLED
Hidup sudah berat, penuh ujian, tantangan, dan liku-liku yang tak berkesudahan. Kalau bahagia bisa menjadi pilihan, kenapa kita tidak memilihnya untuk menjadi teman?
Menatap semesta dari balik layar yang penuh warna dan membahagiakan dari ASUS OLED adalah harapan terbesar saya sebelum program dari Lapas tak lagi diadakan. Meski di rumah saja, berkarya pun tetap jalan karena performa maksimal, jadi tak ada alasan lagi untuk terus menerus rebahan, bukan?
Doakan mereka dan juga saya ya, teman!
Referensi :
Tabel spesifikasi lengkap : jmtech.id
Baca juga rekomendasi laptop bisnis terbaik di sini yuk!
Syukurlah tetap bisa keep in touch ya mba melalui piranti tehnologi. Mendekatkan yang jauh memang jadinya. Semangat terus mba perjuangan mengabdinya. Sehat-sehat
Aku pas buka lagu Fiersa itu sumpah enak banget..aku langsung muter berulang_ulang, kalau jelasin spec laptop begitu pasti semua emak-emak yang ga paham tekno macam aku pasti langsung “OK bungkus!” Haha..
Aku juga dukung mbak Ji dalam berkarya dan terus membagi ilmu agama pada para napi wanita, masyaa Allah mulia sekali..
Banyak asa di mata mereka, bahkan katanya banyak yang tidak berdosa tapi di penjara ya. Wallahu’alam.. Semangat mbak Ji!
Bener mba wkkw. Aku jg pasti jadi team “bungkusss dah!!” wkwkwkw
Aamiin mbaa. Iyaa bbrp ada yang dijebak, lha orang buta huruf disuruh kirim barang iya iya aja ya mbaa. Taunya yg dikirim narkoba kaga tahu kan 😭
Masyaallah keren mba.
Pasti banyak dapat pengalaman dan pelajaran berharga ya mba. Kata-kata di akhir aku suka. Meski dirumah harus tetap produktif ya.
Kaget pas baca bagian harganya. Kukira bakal belasan atau sampai 20 jt dengan Spek seperti yg disampaikan. Ternyata 8jutaan aja ya mbak
MasyaAllah dapet pengalaman berharga ya mba. Jadi walau dirumah juga tetep produktif dan berkarya
Saya naksir ASUS Oled ini, harganya nggak terlalu mahal tapi performanya cakep banget untuk mendukung pekerjaan sehari-hari.
Terus berkarya dan membawa manfaat bagi sesama.
Sepertinya itu yang mewakili hati ya mba..
Aku setuju sekali, walaupun WFH tetap tidak boleh menyerah.
Tulisannya mb jihan selalu bikin trenyuh. Bener-bener nyata, dan ikut terbawa suasana.
Saya pernah merasakan bagaimana ketika juga mengisi di lapas. Banyak kisah utamanya dari mereka para ibu-ibu.
Moga kisah Mb Jihan ini membawa kebaikan dan bisa kembali pulang ke Malang dengan kabar gembira Asus Oled.
Aamiin, terimakasih mas Sugi. Doa baik semoga kembali pada yang mendoakan yaa 🙂
Belum lama ini aku ke salah satu store Asus. Begitu lihat seri Oled ini gila sih layarnya tajem bening bangeeet. Sebenernya ngileeer, tp kmrin lihat harganya mayan juga. Ya sesuai dg fitur yg ditawarkan. Hihi
Semoga mbak Jihan menang yaaa. Aamiin
Biar makin produktif dg Asus Oled😍
Kak Jihan, pengalamannya beneran keren dan menyentuh sekeren Asus OLED.
Ya Allah aku udah kuat-kuatin nabung pengen ini, akhirnya beralih ke kebutuhan lain. Ok bismillah 2022 insyaAllah kebeli
Saya bangga dan terharu dengan kegiatanmu di Lapas wanita itu mba…
Dan untuk ASUS Oled, saya juga mupeng hehe
Semoga para perempuan binaan diberi kesehatan dan keberkahan..Juga Mbak Jihan yang menjadi penyuluhnya, semoga dilancarkan dalam mengikuti kompetisi juga dimudahkan berkarya mengukir prestasi.
Aku baca spek dari ASUS OLED ini langsung wow sama harganya, more than worthed it ini…keren banget soalnya
aamiin ya Allah, terimakasih kak Dian doanya. Begitu jg dengan Kak Dian ya semoga sehat selalu dan diberi keberkahan sekeluarga. aamiin
Masya Allah mbak, begitu banyak potensi belajar hal baru dari apa yang Mbak Jihan kerjain itu. Belum lagi merasakan menemani para wanita tangguh itu berproses untuk kembali mengenal dan mengingat Rabb mereka.
Semoga apa yang Mbak Jihan kerjakan ini nggak hanya jadi amal jariyah yang nggak terputus, tapi juga memberi manfaat buat mereka semua.
Anyway soal laptop Asus ini, beneran deh…ini laptop yang ramah blogger banget. Semoga berjodoh sama laptop yang satu ini ya Mbak.
Semakin yakin dan percaya sama produk produk ASUS. hatur nuhun kakak atas artikel reviewnya
Salah satu gadget impian sy ini, semoga bisa segera diberi rezeki
Ceritanya menginspirasi banget mbak.. Memang asus ini nggak sekedar laptop biasa.. 😊👍
Menginspirasi sekali kak ceritanya.. jadi terharu, kita harus lebih bersyukur lagi dalam hidup ya kak.. Semoga sehat selalu kakak dan wanita-wanita binaan di Lapas yaa kak. Semoga rezeki juga untuk laptopnya.. 😊
Semoga mereka tetap semangat lagi untuk menata hidup mereka. Seperti halnya Asus Oled, hadir dengan segala kemudahan yang mereka persembahkan buat mereka yang berkayra 🙂
Rekomendasi banget ya kak. semoga saja ada rezeki kedepannya untuk ganti laptop ke model asus ini.
MasyaAllah watabarokallah.
Mulia sekali misi Mbak Jihan di Lapas membersamai para wanita tangguh didalamnya.
Semoga dapat terus menebar kemanfaatan bersama ASUS Oled
Untuk kegiatan dengan tujuan yg mulia butuh piranti yang juga super mendukung kayak ASUS OLED ini. Semoga berjodoh dengan laptop satu ini ya mbak. Semangat terus pantang menyerah siapa tahu kesempatan ketiganya presentasi nanti juara. Aamiin.
Yok bisa yok produktif dengan asus oled,, pengin punya laptop yang serba bisa dalam satu perangkat… gas lah besok harus punya nih laptop, apalagi spesifikasi yang mumpuni untuk segala jenis pekerjaan.
Mba Ji. Terharu banget pas baca narapidana menangis ketika berdoa. Semua orang berhak memiliki kesempatan kedua. Hiks
Btw laptopnya kece banget mba. Sebagai orang dengan mata minus tinggi mupeng banget sama laptop ini hihi
Merk ini lumayan bertahan lama sih, aku masih pake sampe sekarang btw…
inovasi yang bagus dari asus untuk mengurangi dampak radiasi, keren juga mbak kisah nya semoga diberi kemudahan berkat laptop asus.
Aduh…kenapa aku baru tau ada ASUS Oled ya T_T Kemarin abis beli laptop hasil riset Pak Suami aja. Akunya gaikut hehe. mau cari laptop yang menunjang pasion menulisku dan sesuai sama kepribadianku sihh. Dapet laptop yang masih sodaraan sama ASUS Oled tapinyaa .
tengkyu mba jihan artikelnya menyentuh sekali 😀
Aduh…kenapa aku baru tau ada ASUS Oled ya T_T Kemarin abis beli laptop hasil riset Pak Suami aja. Akunya gaikut hehe. mau cari laptop yang menunjang pasion menulisku dan sesuai sama kepribadianku sihh. Dapet laptop yang masih sodaraan sama ASUS Oled tapinyaa .
tengkyu mba jihan artikelnya menyentuh sekali 😀
Saya salfok sama kisahnya Mbak, inspiratif banget! Makasih juga informasinya, jadi tertarik banget sama laptop ASUS OLED ini… Apalagi laptop asusku yang sekarang udah lemot XD mudah-mudahan bisa segera meminang laptop ASUS OLED hihihi
Tulisannya bagus Mbak. Kisahnya juga inspiratif dan keren. Laptopnya juga mingin-mingini, hehehe
Produk asus memang terbaik, selama saya pakai mulai dari hp sampai laptop semuanya bagus2 walaupun tentu dengan harga yang lumayan, tapi sejauh ini memang oke sih merk asus
Setuju sama quoteini, kak “Pada akhirnya benar apa kata pepatah bahwa siapapun dirimu di masa lalu, bukan berarti tidak berhak menjadi orang yang baik di masa depan.”
Karena pada dasarnya semua berubah. Termasuk para narapidana tersebut