Apakah kamu cukup percaya diri untuk berbicara di depan banyak orang? Kalau tidak PD kenapa? Coba yuk sebutkan, apa yang membuat teman-teman tidak PD?
Ketika Mbak Aulia Rahma bertanya demikian, seketika saya berpikir : “iya juga ya? Apa sih sebenarnya yang membuat saya ngga PD?”
Pertanyaan pembuka dari seorang news anchor dan juga media trainer tersebut membuat kami semua bersemangat untuk duduk tegap memperhatikan sesi talkshow online bersama komunitas ISB.
Sebagai moderator, teh Ani juga membuka acara dengan kalimat pemantik yang luar biasa. Bahwa public speaking tidak hanya soal pandai berbicara. Tapi ada ilmu dan hal lain yang wajib kita ketahui. Apakah ketika kamu ngomooooong terus, termasuk strategi public speaking? Ngga dong.
Jadi pada sore itu, meskipun dibatasi oleh layar, kami semua mendapatkan banyak ilmu tentang strategi public speaking, khususnya untuk pemula seperti saya yang kadang merasa nervous menghadapi banyak audience. Kalau pun sudah biasa menghadapi audience, bagaimana caranya agar mereka tetap memperhatikan pembicara di depan dengan seksama? Bagaimana caranya agar mereka tidak ngobrol sendiri sehingga membuat suasana tidak kondusif?
Yuk ikuti bagaimana pengalaman saya belajar public speaking kali ini bersama dengan Mbak Alia Rahma, salah satu pembina Abang None Jakarta yang sampai sekarang juga aktif muncul di berbagai layar televisi. Sebuah berkah ketika bisa mengikuti sesi talkshow sore itu secara gratissss! Huhu baik banget sih..
Apa Yang Kamu Butuhkan dalam Public Speaking?
Hal pertama yang disampaikan oleh Mbak Alia Rahma dalam sesi Talk Show tentang Public Speaking kala itu adalah :
1. The Energy
Orang yang berbicara di depan umum tentu membutuhkan energi untuk bisa menghadapi berbagai macam latar belakang dan juga sikap audience. Jika itu membuat kita tidak cukup PD atau percaya diri untuk berbicara di depan mereka, mari telaah terlebih dahulu apa yang membuat kita tidak PD?
Kalau kita tidak PD karena belum menguasai materinya, maka persiapkanlah materi dengan sebaik-baiknya. Kalau kita tidak percaya diri karena penampilan, maka yuk perlahan kita perhatikan penampilan kita, mana yang membuat kita nyaman sekaligus enak dipandang.
Kalau kita tidak percaya diri karena memang belum pernah melakukannya satu kali pun. Maka yang harus kita ingat adalah seorang ahli di bidang public speaking, tidak serta merta ahli, mereka tidak lahir dalam keadaan ahli dan pandai berbicara menguasai audience. Ada tahapan dan proses yang mereka lalui hingga bisa seperti itu.
Sepakat dong?
2. Ketahui Tentang Speakers Impact
Fakta yang membuat saya tercengang dan akhirnya manggut-manggut meng-iyakan adalah ketika Mba Alia mengatakan bahwa orang memperhatikan kita saat di depan panggung atau podium awalnya bukan karena apa yang kita bicarakan, tapi bagaimana kita terlihat.
Berikut adalah persentase bagaimana orang-orang mau menaruh perhatiannya pada kita :
- How you look (55%)
- How your sound (38%)
- What you say (7%)
Nah, kalau sudah begitu, tampilan memang hal utama yang juga tidak boleh kita tinggalkan ketika sedang berbicara di depan umum. Begitulah public speaking, orang yang “klik” dengan penampilan dan suara kita di awal, pasti akan mendengarkan apa yang kita bicarakan.
Lalu bagaimana jika kita masih nervous ketika sudah mempersiapkan segalanya dengan baik? Mulai dari materi presentasi hingga bagaimana cara kita menyampaikan sesuatu di depan orang banyak dengan tampilan pertama yang memukau.
3. Hack Your Anxiety and Handling Nervous
Mbak Aulia Rahma memberikan tips bagaimana kita berjaga-jaga untuk menghadapi situasi yang tidak kita inginkan. Yang pertama adalah kita harus melihat seperti apa situasinya, siapa audiensnya dan sebelumnya kita juga harus bertanya pada mereka goal apa yang ingin dicapai? Apa targetnya setelah dilaksanakannya pertemuan tersebut?
Nah, untuk mencegah kita merasa nervous di tengah-tengah presentasi atau saat membawakan materi, kita harus persiapkan hal-hal seperti :
- Positive Intention : yaitu dengan melakukan persiapan sebaik-baiknya, latihan di depan kaca, latihan di depan keluarga atau orang-orang terdekat untuk menerima masukan dari mereka sebagai pendengar, dan tidak lupa juga berdoa.
- Breath : tarik nafas panjang ketika kita mulai “goyah” karena nervous
- Control our Body : agar tidak menampilkan gestur yang membuat orang lain tidak nyaman.
- Jangan lupa senyum : ya siapa sih yang bersemangat mendengarkan pembicara kalau pembicaranya saja pelit senyum?
Senyum, bernafas dan mengontrol gerakan tubuh juga berpengaruh lho ketika kita harus membacakan satu kalimat panjang di hadapan audience. Kita tidak akan berbicara terlalu cepat juga terlalu lambat. Nah kalau yang ini, harus kita coba praktikkan ya!
4. Berbicara dengan Story Telling
Saat saya mengajukan diri untuk membaca as anchor news di hadapan Mbak Alia Rahma, jujur nervous banget sih. Tapi saya berusaha mengusainya dengan lebih banyak fokus pada kalimat yang akan saya bacakan.
Ternyata penyakit saya tuh masih sama, yaitu kalau ngomong terlalu cepat. Huhu.. salah satu feedback tersebut akhirnya mengingatkan saya kembali untuk tidak berbicara terlalu cepat dan memberikan penekanan pada beberapa bagian kalimat yang dibacakan. Jadi ngga datar semua.
Memelankan ritme, juga membantu banget saat kita membacakan angka berderet. Seperti ribuan hingga ratusan ribu bahkan jutaan. Agar lidah tidak belibet, kita bacanya pelan-pelan sambil mikir nih, di bagian mana penekanan yang harus kita berikan.
Selain itu, kalimat yang kita baca tidak harus plek ketiplek kok. Tapi juga bisa kita modifikasi kalimatnya tanpa mengubah arti dengan story telling. Biasanya, audience lebih tertarik dengan story telling-nya terlebih dahulu dibanding langsung memperhatikan deretan fakta yang kita sajikan.
5. Non Verbal Communication
Nah salah satu bahasa yang mampu memengaruhi seseorang adalah bahasa non verbal. Jadi meskipun public speaking adalah kegiatan yang membutuhkan dominasi bagaimana kita berbicara di depan umum, ternyata kemampuan komunikasi non verbal juga sangat dibutuhkan guys!
Berikut beberapa komunikasi non-verbal yang perlu kita perhatikan di antaranya : posture, facial expression, kontak mata, gestur dan appearance alias penampilan.
6. Beware of your Personal Style
Setelah kita sudah mencoba untuk mempraktikkan semua hal di atas, yang tidak kalah pentingnya untuk tetap kita pegang teguh sampai akhir adalah dengan menjadi diri sendiri.
Jangan pernah berusaha untuk menjadi orang lain, karena itu adalah beban yang sungguh berat. Tidak ada juga style yang sempurna dalam diri seseorang. Kalau kita mau meniru, its OK asalkan masih masuk menjadi bagian dari diri kita.
Yang tidak kalah pentingnya adalah jadilah tulus ketika menyampaikan sesuatu di depan orang banyak. Ketika kita tulus, kita akan bicara dengan jujur sehingga lebih mudah diterima oleh pendengar. Tentu mau dong apa yang kita sampaikan tidak menjadi angin lalu? Tentu seluruh speakers berharap bahwa apa yang ia sampaikan dapat mengubah mindset seseorang, mungkin dari yang tidak tahu menjadi tahu. Atau mungkin dari yang tidak ingin “bergerak” lalu segera bergerak dan menggerakkan orang lain pula untuk hal-hal bermanfaat.
Setelah penyampaian materi dari Mbak Alia Rahma, beberapa pertanyaan yang diajukan oleh teman-teman juga membuat saya tercerahkan.
Salah satunya adalah solusi jika audience lebih suka ngobrol sendiri ketika kita tengah memberikan materi.
Kita bisa lakukan hal seperti :
- break materinya. Mungkin audience butuh jeda untuk materi yang kita sampaikan. Jadi kalau suasana sudah tidak kondusif, cobalah untuk menghentikan sejenak materinya. Lalu bisa kita isi dengan quiz time misalnya.
- Quiz time ini bisa memberikan audience jeda sekaligus memberi fokus lagi terhadap apa yang kita presentasikan. Kuis juga akan membuat mereka lebih bersemangat dan terpantik untuk berpikir kritis.
Penutup
Tidak hanya menyampaikan public speaking, Mbak Alia juga menambahkan sedikit tentang materi Personal Branding lho! Materi yang sangat dibutuhkan untuk kita semua yang berprofesi sebagai blogger, vlogger, guru, bahkan Ibu Rumah Tangga sekalipun.
Sungguh satu jam empat puluh menit yang sangat berharga karena Mbak Alia juga membawakan materi dengan ceria, bersemangat, dan juga interaktif. Sebagai audience pun saya merasa akan sangat rugi meninggalkan tempat duduk sepanjang Mbak Alia berbicara.
Apalagi Komunitas ISB memberikannya secara gratis untuk kelas yang sangat berharga ini. Ucapan terimakasih untuk Komunitas ISB, Teh Ani dan juga Mbak Alia Rahma atas seluruh materi dan interaksi yang dibangun untuk kami. Semoga Allah membalas kebaikan teman-teman semuanya dengan kebaikan yang berlimpah.
Alhamdulillah, talkshow pertama di tahun 2025 yang memberi lecutan semangat untuk saya. Yuk semangat berkaryaaaa~