Jadi dari beberapa waktu lalu setelah akhirnya keangkut di juara Pewarta Astra meskipun hanya nangkring di juara favorit, saya dapat pesan whatsapp dari salah seorang teman di Komunitas ODOP yang sedang melakukan wawancara liputan kemenangan. Pertanyaannya bikin saya berpikir agak lama untuk menjawabnya.

Bukan karena mikir jawabannya, tapi berpikir gimana cara saya menyampaikan ke dia agar tidak terkesan narsis gitu lho hahaa.. karena saya orangnya kalau bisa dibilang ya hampir selalu berpikir positif. Jadi tiap yang saya lakukan, apapun hasilnya, sebelumnya saya pasti berpikir “insya Allah berhasil!” gitu..

Jadi pertanyaan dari teman saya itu adalah : “Bagaimana sih caranya bangkit dari kegagalan?” Setelah tahun lalu gagal tak berhasil masuk nominasi apapun di ajang lomba bergengsi itu.

Pengalaman Menghadapi Kegagalan

cara bangkit dari kegagalan

Sekian banyak lomba blog telah saya ikuti. Jangan dikira sekitar 70-an tulisan yang berhasil saya menangkan sepanjang 2020 hingga sekarang itu tidak pernah gagal. Jika keberhasilan masuk menjadi pemenang baik utama maupun hiburan sebanyak 70 tulisan, bisakah teman-teman bayangkan ada berapa yang gagal?

Tentu saja tidak sedikit. Mungkin ada puluhan tulisan yang gagal untuk memikat hati para juri. Itu artinya sudah ada 100-an tulisan atau bahkan 200 yang saya kirimkan bukan? 

Jadi, bagaimana Mbak Jihan ketika gagal, udah di titik paling bawah, gimana cara bounce back nya? Bagaimana mengatasi ketakutan atas kegagalan itu sendiri Mbak?

Ini yang mungkin membuat saya “tampak” tangguh. Selalu bangkit setelah gagal. Padahal ada juga masa-masanya saya down banget dan tidak mau menyentuh laptop barang sebentar saja. Namun saya selalu memberi waktu untuk diri sendiri atas itu.

Selain menulis, tentu saja ada kegagalan lain dalam hidup saya. Gagal lulus mata kuliah Genetika karena proyek yang berurusan dengan makhluk hidup tersebut juga gagal, lalu saya juga pernah berkali-kali gagal berbisnis, gagal membina hubungan dengan cinta pertama, gagal jadi perempuan seutuhnya yang bisa memberikan keturunan untuk suaminya, dan masih banyak lagi kegagalan-kegagalan yang saya alami dalam hidup.

Namun saya percaya ucapan seorang Andrea Dykstra :

In order to love who you are, you cannot hate the experiences that shaped you

Dari seluruh pengalaman saya untuk selalu bangkit dari kegagalan, apalagi gagal bikin bisnis, gagal jadi pemenang lomba, itu masih ringan dibanding kegagalan yang lain. Yah, cara bounce back terbaik adalah membenahi mindset kita.

Cara Bangkit dari Kegagalan, Mari Bersahabat dengan Gagal

Mindset seperti apakah yang harus kita contoh?

Seorang Psikolog Tom Gilovich dan Vicky Medvee melakukan riset yang menemukan bahwa dalam jangka panjang, orang-orang dari berbagai usia cenderung menyesal karena tidak melakukan apa yang mereka mau lakukan daripada  menyesali hal-hal yang telah mereka lakukan.

Apa maksudnya?

Jadi, mari kita tengok kembali saat-saat liburan yang pernah kita lalui. Pasti ada masa-masanya naksir dengan sneakers, baju, atau barang-barang lucu yang mungkin hanya bisa ditemukan di negara itu. Lalu saat di momen inilah sering terdengar bisikan, “Lebih baik nyesel beli daripada nyesel ga beli.”

Racun ngga tuh? Iya banget.

Tapi kalau kita telisik lebih dalam, ada gunanya juga lho, hehehe.. Mindset seperti inilah yang selalu saya terapkan ketika melakukan sesuatu. Lebih baik mencoba daripada menyesal tidak mencoba. Setidaknya kita sudah mencoba dan berusaha meskipun hasilnya mungkin tidak seperti yang kita inginkan.

Hal-hal yang disebut oleh banyak orang sebagai kegagalan, bisa kita ubah menjadi sebuah persiapan. Justru ketika kita gagal, ketika kita melakukan kesalahan, kita jadi belajar cara yang benar untuk melakukan segala sesuatu.

Reporter : “How did it feel to fail 1,000 times?”

Thomas Alva Edison : “I didnt fail 1,000 times. The light bulb was an invention with 1,000 steps.”

Inilah yang saya terapkan dan banyak motivator lakukan juga ketika gagal.

Ketika berulang kali mengirimkan tulisan lalu tidak satu pun yang beruntung. Down? Iya. Capek? Pasti. Berhenti? Ngga dong!

Kegagalan Adalah Menyiapkan Strategi Untuk Melesat

cara bangkit dari kegagalanRehat sesaat akan membantu kita ketika menghadapi kegagalan. Rehat sesaat ini, menurut Fellexandro Ruby akan membantu kita untuk memetakan lagi mana strategi yang meleset, eksekusi yang kurang tepat, sistem yang belum solid, dan untuk blogger tentu saja untuk berlatih menajamkan feeling dan menguasai hati pembaca dalam bentuk tulisan.

Kalau kita analogikan seperti bermain game, reset ini berarti mengulang, tapi tidak mengulang dari nol kok. Tapi mengulang dari level terakhir kita gagal. Mungkin level 15, level 30, level 60 atau bahkan level 99. Lalu satu level lagi kita akan berhasil di final!

Pada akhirnya, yang paling kita sesali bukanlah kegagalan karena mencoba, tapi kegagalan karena tidak pernah mencoba sama sekali.

Rasa takut gagal juga banyak membuat kita kalah sebelum bertanding. Lah, ikutan kompetisinya saja enggak. Padahal sebenarnya kalau ikutan, kita punya kesempatan 50:50 untuk menang. Kalau ngga ikutan, sudah pasti 100% kalah.

Setiap orang punya jatah gagal. Gue justru senang kalau gue menghabiskan dulu jatah gagal gue. Karena berarti setelah itu, ya sudah tinggal suksesnya. (Fellexandro Ruby)

Last, but no least, mari kita benahi mindset kita. Menurut teman-teman nih, mana yang akan lebih baik hasilnya : olahraga satu kali seminggu durasi lima jam atau olahraga lima kali seminggu durasi masing-masing satu jam?

Teman-teman sudah punya jawabannya ya.

Inilah yang dinamakan proses. Ada banyak hal dalam hidup yang membutuhkan proses. Bahkan untuk menikmati Indomie goreng atau kudapan sederhana lainnya pun kita butuh proses.

Gagal adalah bagian dari proses itu. Karena di balik kegagalan, ada pembelajaran.

Sebagai gudangnya ilmuwan roket terbaik di dunia, NASA punya sebuah dokumen kumpulan kegagalan yang mereka namakan flight rules. Isinya adalah rekaman semua kesalahan, miskalkulasi, dan eror yang terjadi di masa lalu. Sebagai panduan untuk mengerjakan misi mereka dengan lebih baik di masa depan.

Sejak 1960, semua ini didokumentasikan lengkap beserta dengan solusi yang mereka temukan. Lagi-lagi saya mengutip tulisan Fellexandro Ruby dalam bukunya You Do You :

Bertumbuh bukan berarti harus selalu berhasil

Bertumbuh bukan berarti menjauhi kegagalan

Bertumbuh adalah belajar dari semua situasi, baik keberhasilan maupun kegagalan

Jadi, jangan takut gagal yaa teman-teman. Mari nikmati prosesnya dan siapkan hal terbaik yang bisa kita lakukan untuk menyambut kesuksesan yang sedikit lagi akan tercapai.

Semoga artikel ini bermanfaat dan tidak membuatmu takut menghadapi kegagalan hingga akhirnya menyerah untuk mencoba. Selamat menghabiskan jatah kegagalan! Saya tunggu catatan flight rules teman-teman untuk dikisahkan pada anak dan cucu kita nanti. Semangaaaaat^^