Bagi yang suka berselancar cerita di Facebook pasti sudah tidak asing lagi dengan judul novel ini. Elena memang sempat booming di kalangan Ibu-Ibu muda yang sedang aktif belajar menulis di sebuah komunitas literasi Facebook. Elena berhasil membuat banyak pembaca penasaran apalagi dibuat oleh Mbak Ellya Ningsih dengan bagian-bagian yang selalu mengejutkan. Tidak heran kemudian Elena akhirnya dibukukan oleh Penerbit Kata Depan sebagai karya yang memang layak untuk dibaca dan dinikmati oleh masyarakat.
Ngetik ini tuh rasanya belum bisa moveon dari ending Elena yang bikin gregetan. Saya akui novel ini memang ringan tapi bikin emosi campur aduk. Antara sedih, marah, kecewa, sampai-sampai saya bisa ikut merasakan sakit, pilu dan remuk redamnya hati si Elena dan Eugene.
Cinta kok gini-gini amat ya penderitaannya? Begitu kalau kata Jendral Tianfeng alias Pat Kai versi Indo. Perjalanan manusia untuk jadi lebih baik memang banyak sekali godaannya, banyak sekali ujiannya. Maka benar kata Allah dalam firmanNya,
Apakah kamu mengira ketika kamu mengucapkan, “Kami beriman” sedangkan kamu tidak diuji?
Novel ini menceritakan permasalahan rumah tangga yang bisa dibilang tidak sederhana. Bahkan terkesan rumit dan berat. Ujian yang dilalui Elena, Ibnu dan Eugene mengajarkan pada saya tentang banyak hal.
Termasuk soal ujian hidup, ujian berumah tangga.
Allah memberikan ujian bukan karena ingin kita jatuh, terperosok lebih dalam dan jauh lagi. Tapi Allah Yang Maha Pencemburu itu ingin menguji sejauh mana kita bisa bersabar. Bersabar dalam ketaatan pada Allah, bersabar dalam menjauhi segala yang dilarang Allah, dan juga bersabar dalam menghadapi takdir buruk dari Allah.
Karena itu perkara seorang Muslim, baik atau buruk di dunia tidak ada yang rugi. Semua diganti oleh Allah dengan ganjaran yang pasti dan haq adanya, bukan ilusi atau harapan kosong yang kata orang liberal atau atheis membentengi kita dari segala macam usaha untuk berkemajuan. Tidak. Novel Elena tidak hanya menyuguhkan hiburan dalam cerita, tapi juga mengingatkan saya kembali akan hakikat Cinta.
Hakikat cinta yang mungkin kita tidak akan pernah bisa memahaminya meskipun saya berjuang keras untuk memposisikan diri sebagai Elena saat membacanya. Antara kesal, iba hingga kagum pada sosok Elena yang bersuamikan Ibnu. Hal-hal yang terpaksa membuat air mata saya jatuh, bagaimana Elena termaafkan oleh lingkungan, keluarga, dan hingga pada akhirnya berusaha untuk memperbaiki hubungannya dengan Ibnu. Namun hingga akhir, ternyata memang takdir sedang menguji kembali kesungguhan Elena dalam menaati perintah Allah. Apalagi saat dirinya ditinggal Ibnu ke Kanada. Duh, siap-siap tissue aja ya untuk para calon pembaca.
Elena diharuskan memilih diantara dua. Cinta yang membara atau cinta yang menenangkan.
Namun ternyata rahasia takdir Allah memang tidak pernah kita sangka. Bagaimana kita menyikapi takdir, itulah pelajaran yang begitu memukul saya saat membaca buku ini. Penuh emosi hingga berurai air mata, ah pantas Elena ini jadi booming di kalangan ibu-ibu muda.
Penulis : Ellya Ningsih
Penerbit Kata Depan, Depok Jabar.
Cetakan pertama 2018, 288halaman.
#gerakanoneweekonebook#oneweekonebook #elena #romance#reviewbuku #jihanreview