Gajian numpang lewat doang jadi satu hal yang sudah lazim di tengah masa-masa yang sulit seperti ini. Apalagi pasca pandemi, dimana banyak tenaga kerja yang “dirumahkan”, bahkan tanpa pesangon. Banyak pula yang “terpaksa” harus terjun ke pekerjaan yang sebenarnya bukan bidang keahliannya, digaji seadanya, sehingga gajian numpang lewat doang hanyalah salah satu dari sekian banyak keluhan masyarakat kita saat ini.
Namun sebenarnya kita bisa kok mengatur keuangan pribadi agar tetap bisa memenuhi kebutuhan hidup dan tetap bisa melakukan hal-hal yang kita senangi. Siapa tahu dari hal-hal yang kita senangi itu akan menjadi salah satu pintu rezeki.
Senang sekali kemarin bisa hadir dalam webinar #FWDPressPlay bertajuk FWD Bebas Berbagi “It’s time to Press Play to your dreams, life, and good money management”. Bersama Kak Muara Makarim sebagai Life Coach dan juga Kak Mada Aryanugraha sebagai financial consultant dari Sipundi.id saya belajar bagaimana mengatur keuangan dan juga belajar bagaimana mengatur tujuan dalam hidup.
Bagaimana caranya agar tidak kehabisan semangat di tengah jalan, bagaimana caranya bisa mengatur ritme pekerjaan untuk mencapai tujuan, dan yang paling penting bagaimana sih cara mengatur keuangan agar kondisi finansial kita selalu sehat? Yuk ikuti artikelnya sampai habis ya!
Pentingnya Mencatat Perencanaan Untuk Mencapai Tujuan
Dalam sesi bersama Kak Muara Makarim, saya menyadari betapa dahsyatnya kekuatan “mencatat perencanaan” kita dalam setiap aspek kehidupan. Entah itu keuangan, kegiatan yang dihabiskan dalam waktu 24 jam, bahkan ibadah pun perlu lho dicatat untuk diri sendiri. Semata agar tujuan kita jelas, progres yang kita lakukan jelas.
Sehingga ketika kita melakukan evaluasi, kita bisa tahu apa yang seharusnya ditambah dan apa yang seharusnya dikurangi. Kalau prospeknya jelas, kita bisa menentukan tujuan atau goals setiap aspek yang kita inginkan. Misalnya saja kita ingin membangun rumah di usia 35 tahun. Apa yang harus dilakukan?
Perencanaan inilah yang harus dicatat atau didokumentasikan. Apa yang sudah kita lakukan untuk mencapai tujuan tersebut? Berapa banyak waktu yang kita habiskan untuk mengusahakan itu semua? Jika time goalsnya sudah tiba, apakah kita sudah bisa mencapainya? Kalau sudah bisa, maka bisa dibilang perencanaan dan juga progres yang kita kerjakan sudah berhasil.
Namun, bagaimana jika tidak? Inilah pentingnya mencatat perencanaan. Adanya dokumentasi progres yang telah kita lakukan untuk mencapai tujuan sehari-hati tersebut bisa dijadikan sebagai alat evaluasi, dimana kekurangan kita? Apa yang perlu kita perbaiki? Atau hal-hal lain yang menghambat goals kita namun baru bisa ditemukan kalau kita menganalisis progres dari waktu ke waktu.
Kak Muara Makarim memberikan contoh bagaimana membuat Timeline Goals yang saat itu bisa sedikit menenangkan hati saya yang gelisah soal pencapaian.
Coba deh teman-teman membuat perencanaan seperti tabel di atas. Goalsnya apa, apa aktivitas harian yang teman-teman lakukan agar goals yang ditentukan bisa tercapai sesuai dengan keinginan, apa program mingguannya, apa program bulanannya, dan seterusnya.
Saya berpikir, iya juga yaa.. selama ini kita biasanya hanya fokus pada tujuan. Hari ini tujuannya apa, bulan depan apa dan seterusnya. Tapi kita lupa mencatat apa yang harus kita lakukan agar tujuan tersebut tercapai, kita lupa mencatat apa saja yang sudah kita lakukan agar tujuan kita bisa tercapai. Sehingga ketika gagal, kita menerka-nerka sebab kegagalan itu sendiri. Atau bahkan kita tidak tahu, dimana letak kesalahannya karena sudah lupa apa saja progres yang sudah kita lakukan.
Gajian Numpang Lewat Doang? Mungkin Kita Perlu Perencanaan
Berkaitan dengan goals yang kita harapkan dalam kehidupan, entah itu ingin mengurangi berat badan, ingin punya rumah sepuluh tahun lagi, dan lain sebagainya, yang namanya goals tentu perlu namanya rencana atau siasat kan? Karena tanpa rencana, sebagaimana yang telah saya tuliskan di paragraf sebelumnya, goals akan susah digapai.
Karena hanya angan-angan yang bertahan di kepala. Apa yang terjadi jika kita hanya memikirkan angan-angan? Ya tentu saja goals hanya akan sekadar impian. Tidak ada langkah menuju impian, tidak ada usaha atau progres yang kita kerjakan. Kak Muara Makarim menerangkan, yuklah segera lakukan sesuatu. Do something! Jangan hanya dikhayalkan, tapi diusahakan!
Begitu juga jika kita merasa kok gajian numpang lewat doang ya? Apa yang salah?
Nah, dalam sesi kedua, Kak Mada Aryanugraha memberikan tips agar gajian numpang lewat itu jadi kenangan saja, jangan dipertahankan ehehe..
Setidaknya setelah menerima gaji atau honor, jangan biarkan gaji numpang lewat doang dengan segera menyisihkan 40% dari pendapatan untuk kebutuhan hidup, 30% untuk cicilan utang, 20% untuk investasi dan proteksi, barulah 10% untuk gaya hidup.
Kak Arya menyebutkan bahwa biasanya gaji numpang lewat doang itu karena kita tidak “menyisihkan” tapi mengambil sisa-sisa dari pengeluaran yang sudah terjadi. Sehingga untuk cicilan utang (kalau punya) akan selalu tertunda dan tidak akan pernah selesai. Begitu juga dengan target investasi dan proteksi. Oleh karena itu “sisihkan” terlebih dahulu, barulah kemudian jika ada sisanya, boleh kita gunakan untuk gaya hidup.
Jangan dibalik, kita penuhi dulu gaya hidupnya baru sisanya untuk cicilan utang, proteksi atau investasi. Yakin deh ngga akan cukup kalau kita memenuhi gaya hidup duluan ketimbang kebutuhan hidup dan kewajiban membayar utang.
Kita perlu terus mengingat bahwa usia akan terus bertambah, produktifitas kerja juga tidak akan pernah selamanya akan 100%. Oleh karena itulah pentingnya memiliki tabungan darurat, investasi untuk masa tua, dan juga proteksi. Baik berupa asuransi kesehatan maupun asuransi jiwa. Sebagaimana yang sudah saya bahas di artikel sebelumnya soal asuransi kesehatan dan asuransi jiwa ini menjadi salah satu proteksi yang harus kita miliki ya.
Sebanyak apapun uang kita, tidak ada artinya kalau kita sakit atau bahkan meninggalkan “beban” untuk orang-orang yang kita cintai bukan? Untuk itulah menurut saya proteksi berupa asuransi kesehatan dan asuransi jiwa termasuk kebutuhan hidup yang perlu dipenuhi setelah kita selesai dengan kebutuhan pokok dan hutang piutang.
Bersama #FWDPressPlay dari FWD Insurance kemarin saya jadi sadar, apa yang harus saya lakukan setelah ini. Agar gajian numpang lewat doang hanya tinggal kenangan.
Bagaimana dengan teman-teman? Sudah rencanakan goals apa nih untuk satu hingga lima tahun ke depan? Lalu langkah-langkah apa yang sudah dilakukan untuk mencapai tujuan itu? Bagikan ceritamu di kolom komentar yuk!
Godaannya banyak sekarang, mulai dr shopee, toped, blibli dkk. Olshop jualan baju sa.pai makanan, aplagi kalau promo hadeww ga sadar bikin rekenjng berkurang banyak.
Perencanaan keuangan perluu di awal setelah gajian yakss..
Bener banget mbak, agar gaji gak numpang lewat mesti diatur. kalau kami yang wajib-wajib harus didahulukan biar lebih tenang
Ini harus digaris bawahi ya, Mbak. Sisihkan dulu, baru kalau ada lebih, baru gunakan untuk gaya hidup. Saya juga sering baca, mengeluarkan uang karena kebutuhan, bukan keinginan.
Bagus sekali ulasannya, Sejak awal memang harus ada pos-posnya. Agar gaji tidak sekadar numpang lewat.
Terimakasih sudah diingatkan mbak. Bener banget seberapa besar gaji yang kita dapatkan, tidak akan berarti apa-apa jika kita tidak mengelolanya dengan baik. Gaji cuma lewat aja…ini sering saya alami. Godaan beli online, pengen ini itu..kadang susah dihilangkan. Mulai sekarang harus menerapkan 40% ; 30%; 20% dan 10% supaya gaji tidak menguap.
Kadang teori lebih gampang daripada praktik ya Mba Jihan. Ketika gajian udah ngatur untuk kebutuhan ini itu, tapi di lapangan adaaa aja kebutuhan lainnya, hehehehe…. Padahal perencanaan keuangan udah dibikin sedemikian rupa agar bisa tercapai goals financial yang sehat….
Remainding banget, kadang kalau ga sadar akan prioritas, pengennya udah gajian langsung dibelanjain, pas udah habis, baru sadar kalau tanggal masih jalan setengahnya, puyeng dech.
Salah satu yang digaris bawahi berarti gaya hidup yang harus diubah, ya. Prioritaskan utang (jika punya) dan jangan lupa untuk investasi dan proteksi.
Terima kasih Mbak Ji untuk ilmunya
Ah iya, harus banget mengatur keuangan dengan bijak seperti ini ya mbak
Biar gaji nggak numpang lewat
wah saya masih berantkana mba dalam mengatur keuangan, baca ini jadi semakin direminder dong untuk mengatur keuangan dengan sangat baik
Perencanaan keuangan yang baik membuat kondisi tabungan dan investasi masa depan bisa terencana juga. Sedih banget sih yaa.. kalau gajian cuma numpang lewat. Terutama saat tanggal tua seperti saat ini. Huhuu~
Akuuu bangeeet tuh.. baru sadar dua tahun terakhir. Ya Allah ngeblog dari kapan kok nggak keliatan hasilnya. Ternyata karena bocor di mana-mana, wkwk.
Setelah disisihkan terlebih dahulu sebelum dipakai macam-macam, baru deh terlihat wujudnya… nggak lagi-lagi deh gajian numpang lewat doang.
Wah ini pengingat diri nih untuk saya biar gajian nggak numpang lewat dan bisa nabung. Siap mencoba bikin plan keuangan mb
Duh. Aku banget gaksi gajian cuma numpang lewat. Padahal sudah belajar tentang literasi keuangan. Tapi kayaknya memang harus ngulik lagi seperti yang dipaparkan FWD biar gak boncos
iya nih, apalagi freelancer. cair, abis. cair, abis. gitu-gitu aja gak kerasa duitnya XD
emang perencanaan adalah kunci, makasih mbak tipsnya.
Suamiku nih mbak. Gajinya numpang lewat doang. Assalammualaikum, Walaikum salam. Gemes jadinya. Paham deh sekarang setelah baca tulisan mbak jihan. Harus ada goals dan pengaturan keuangan yang tepat ya
Sering banget nih ngalamain Gajian Numpang lewat, syukurnya meskipun numpang lewat tapi tujuannya ada yang diinvestasikan.
harus pintar-pintar yaa kita alokasikan pendapatan biar uang gaji gak cepat habis untuk hal-hal yang tidak penting