Pekan ini, minggu ketiga Agustus 2021 Mulazamah Senin kami membahas tentang salah satu dosar besar di hadapan Allah yaitu hukum sumpah palsu.
Bersumpah palsu maksudnya ketika dia bersumpah akan terjadinya sesuatu atau peristiwa, padahal tidak terjadi sesuatu. Dan sebaliknya, ia bersumpah tidak terjadi sesuatu namun ternyata telah terjadi sesuatu.
Meskipun sumpah palsu di sini dituliskan dalam 100 Dosa yang Diremehkan Wanita, namun dalam hal ini tentu saja sumpah palsu tidak hanya dilakukan oleh wanita. Tapi juga kebanyakan manusia.
Hukum sumpah palsu tentu sudah jelas : haram. Berbohong membawa nama Allah adalah salah satu dosa besar yang harus kita waspadai. Jangan sampai kita terjerumus ke dalamnya. Dalam artikel ini akan kita bahas apakah sumpah palsu diampuni, perbedaan sumpah palsu dan keterangan palsu, azab sumpah palsu, contoh sumpah palsu, hingga hukum sumpah demi Allah (sumpah membawa nama Allah).
Hukum Sumpah Palsu dan Bersumpah dengan Membawa Nama Allah
Dalam sebuah hadis dikatakan, diantara dosa-dosa paling besar adalah menyekutukan Allah, durhaka pada kedua orangtua, dan sumpah palsu. Bahkan dikatakan tidak ada orang yang bersumpah meski sebesar sayap nyamuk kecuali ada satu titik tanda dalam hatinya sampai kiamat.
Walaupun dalam masalah-masalah yang sepele, masalah yang remeh, kecil, tidak ada artinya, maka ada satu titik di hatinya sampai hari kiamat. Bersumpah dengan nama Allah tapi berbohong, titik ini tidak akan hilang hingga hari kiamat.
“Maukah aku beritahukan kepadamu dosa besar yang paling besar?’ –Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya tiga kali–. Kami (para Shahabat) menjawab, “Tentu, wahai Rasulullah.” Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.”Awalnya Beliau bersandar kemudian duduk dan bersabda, “Serta camkanlah, juga perkataan bohong dan saksi palsu.” Nabi selalu mengulanginya sehingga kami berkata (dalam hati kami), ‘Seandainya Beliau diam.’” (HR. Bukhari dan Muslim)
Sumpah palsu itu merugikan orang lain atau mungkin bisa menguntungkan orang lain tapi semu, bahkan menjerumuskan. Oleh karena itulah Islam melarangnya, bahkan menggolongkannya ke dalam salah satu dosa besar.
Rasulullah bersabda :
“Tidaklah seseorang merampas hak orang lain dengan sumpah palsunya, kecuali ia akan bertemu dengan Allah dalam keadaan tangan terputus.”
Jangan berbohong, jangan membawa nama Allah ketika berbohong.
Hukum Orang yang Tidak Ridha dengan Sumpah Atas Nama Allah
Jika ada orang bersumpah atas nama Allah maka ia harus ridha dengan itu sebagai bentuk pengagungan sifat Allah. Untuk menghormati nama Allah yang dia bawa.
Nabi pernah mendengar seseorang bersumpah dengan nama bapaknya. Kemudian Rasulullah bersabda :
Janganlah kalian bersumpah dengan nama-nama bapak kalian. Barangsiapa disumpahi dengan nama Allah hendaknya ia ridha. Maka yang tidak ridha adalah orang yang tidak dekat dengan Allah.
Lalu bagaimana dengan orang yang meminta-minta dengan membawa nama Allah? Maka :
- Beri semampunya kalau ia meminta dengan membawa nama Allah
- Nama Allah tidak boleh dibawa bawa untuk meminta materi duniawi (baik yang meminta maupun diminta).
Terlaknatlah orang yang meminta dengan menggunakan wajah Allah.
Kesimpulan Poin Bersumpah Palsu atas Nama Allah :
- Orang yang bersumpah atas nama Allah dan dia bohong, maka tidak perlu dipercaya sumpahnya
- Orang yang bersumpah atas nama Allah dan kita tidak tahu dia bohong atau tidak maka kita harus percaya. Semata demi nama Allah yang dia bawa.
- Orang yang meminta-minta dan membawa nama Allah tapi untuk urusan materi duniawi. Maka orang ini adalah orang terlaknat. Orang yang berdosa. Karena ia merendahkan nama Allah, tidak menghargai nama Allah, dia menjual nama Allah untuk materi duniawi.
Demikian tentang hukum sumpah palsu yang diambil dari Kajian Mulazamah Senin bersama Ustadz Abdullah Al-Hadrami.
Disclaimer : catatan ini ditulis berdasarkan Kajian Mulazamah Rutin bersama Gurunda kami, Ustadz Abdullah Hadrami (semoga Allah menjaga beliau) pekan ke-3 membahas tentang 100 Dosa yang Diremehkan Wanita pada Senin pagi, 16 Agustus 2021. Catatan ini bisa saja ada luput atau kesalahannya, namun sebagai murid saya sudah berusaha untuk merangkum penjelasan beliau secara lengkap dan mudah-mudahan dapat dimengerti dengan baik.