Kuliner legendaris Malang banyak sekali macamnya. Namun ada yang tetap menjadi primadona selama 40 tahun terakhir. Penggemarnya bukan hanya dari kalangan bermobil, tapi juga pelajar sampai tukang becak yang hanya punya kesempatan jajan beberapa ribu rupiah sehari. Adalah es tempo doeloe (es tempo dulu) yang menjadi favorit keluarga saya selama tiga generasi.
Yap, sejak almarhum kakek dan nenek saya masih hidup, saya sebagai cucunya selalu diajak marung setelah beliau ambil uang pensiunannya sebagai purnawirawan TNI. Sudah jadi tradisi kalau di awal bulan kakek ambil pensiunan, para cucu selalu dapat bagian diberi jajan.
Pasar Besar Kota Malang alias pabes menjadi tempat wajib kunjung setelah kakek ambil uang, karena nenek pasti belanja bulanan. Baru kemudian kami akan menyantap soto daging di dalam pabes (pasar besar) dan berjalan keluar gedung untuk menikmati segarnya segelas es tempo doeloe.
Es Tempo Doeloe, Tetap Segar Selama 40 Tahun
Meskipun merupakan kota yang cukup sejuk (sekarang tidak terlalu), menemukan kuliner es di Malang bukanlah hal sulit. Bahkan ada banyak es-es legendaris yang wajib kamu coba seperti es teler Dempo, es KTT, es santan Sempu, es Talun, es Tawon dan es tempo doeloe yang bakal saya bahas.
Disebut sebagai es tempo doeloe, karena memang penyajiannya benar-benar jadul bak kudapan tempo dulu. Kamu hanya akan memperoleh segelas es yang di dalamnya merupakan campuran es, santan, ketan hitam, dawet sagu dan sirup manis.
Kesan jadul semakin terasa karena si penjual memberikan selembar roti tawar di atas gelas. Roti tawar yang dipakai pun bukan roti tawar modern yang dijual di minimarket dengan potongan presisi, tapi merupakan roti tawar lawas yang punya serat kasar dengan bentuk mirip kepala Squidward, hehehehe.
Namun jangan salah, justru roti tawarnya ini yang bikin pengen balik terus. Kenapa? Karena si penjual memberikan sirup manis sebagai topping roti tawar.
Kamu bisa menggigit roti tawar ini secara langsung, atau dicelupkan ke dalam es sambil menatap jalanan Pasar Besar yang selalu ramai. Manis, nikmat dan segar!
Dengan keunikannya itulah, es tempo doeloe selalu bisa membuat saya ingin kembali lagi. Kendati tanpa topping kekinian atau penggunaan wadah yang lebih menarik, es tempo doeloe selalu bisa membuat pelanggan setianya kembali.
Sudah berdiri sejak tahun 1980, es tempo doeloe Pasar Besar Malang ini telah genap berusia 40 tahun. Tapi jangan salah, kamu bahkan bisa harus antri kalau datang di musim panas. Karena es tempo doeloe cuma dijajakan di gerobak sederhana pinggir jalan, sehingga kamu harus duduk di bangku kayu atau kursi plastik untuk menyantapnya.
Jika penuh pembeli? Ya silahkan menunggu atau terpaksa menyantap sambil berdiri. Tampak tidak nyaman? Silahkan dibungkus untuk dibawa pulang saja.
Lokasi dan Akses Menuju Es Tempo Doeloe di Pasar Besar Malang
Lantaran berlokasi di pusat Kota Malang yakni dekat Pasar Besar, untuk menuju gerobak es tempo doeloe ini tidaklah sulit.
Dari jalan Pasar Besar, kamu tinggal belok kanan ke arah jalan Sersan Harun. Lalu di belokan pertama, beloklah kanan ke jalan Wiro Margo. Nah, gerobak es tempo doeloe ini sudah langsung terlihat waktu kamu memasuki jalan Wiro Margo dari arah Pasar Besar.
Kamu bisa menggunakan kendaraan pribadi baik roda empat atau roda dua, yang ada baiknya diparkir di area Pasar Besar dan berjalan kaki ke gerobak es tempo doeloe. Atau kalau ingin menggunaan transportasi online, kamu bisa memesan titik pengantaran di Pasar Besar Kota Malang.
Sementara itu jika naik angkutan umum seperti mikrolet atau angkot, kamu bisa memilih jalur AG atau LDG dan berhenti tepat di gang menuju jalan Wiro Margo.
Harga Es Tempo Doeloe, Kuliner Legendaris Malang
Masih mempertahankan rasa jadul yang cukup otentik, kamu tidak perlu mengeluarkan uang banyak untuk menyantap segelas es tempo doeloe pabes ini. Karena harganya hingga Oktober 2020 ini tidaklah berubah dan tetap merakyat.
Untuk segelas es tempo doeloe tanpa roti tawar, kamu cukup membayar Rp4.000. Sementara untuk segelas es tempo doeloe lengkap dengan roti tawar manis, kamu hanya dikenai biaya Rp5.000.
Ingin tambah roti tawar lagi? Bisa! Harganya cuma Rp1.000, sangat murah meriah, terjangkau dan sudah menyegarkan.
Gimana? Tidak bikin kantong bolong dan tetap bisa membuat kerongkongan segar, bukan? Untuk itulah buat kamu yang berencana pengen ke Malang atau sedang di Malang dan mencari kudapan segar, segelas es tempo doeloe bisa jadi pilihan yang tepat.
Sharing yuk, kuliner legendaris Malang apalagi yang pernah teman bloger coba?
[…] Baca juga Kuliner Legendaris di Kota Malang […]
[…] kangen. Ya ngga? Kalau sate lilit dan ayam betutu bisa kita dapatkan di kota lain, mungkin kuliner ini ngga bisa kita dapatkan di sembarang tempat nih. Karena memang sudah […]
[…] karyawan yang ada di dalamnya. Oleh karena itu Taman Safari Prigen memutuskan untuk tetap membuka kawasan rekreasinya dengan protokol kesehatan yang […]