Sebelum saya bercerita soal kerupuk sehat, ada ngga sih diantara teman-teman yang kalau makan tuh ngga semangat kalau ngga ada kerupuk? Kalau saya sih ada kerupuk alhamdulillah, ngga ada pun its okay. Berbeda dengan suami saya, tiap kali makan dia selalu nyariin kerupuk. Bukan nyari istrinya.
Jadi suami saya punya kebiasaan makan dengan kerupuk sejak kecil. Bahkan ia rela makan hanya dengan nasi plus kerupuk saja saking ngefansnya sama kerupuk. Terlebih kerupuk kalengan abang-abang yang bulat-bulat itu. Praktis sejak berumah tangga salah satu anggaran belanja saya ada yang khusus untuk kerupuk. Ini serius. Kebiasaan suami itu ternyata nurun juga ke anak saya yang doyan banget makan kerupuk. Jadilah satu keluarga yang suka makan kerupuk.
Bahkan suatu ketika suami saya pernah menanyakan kenapa tidak ada kerupuk di rumah? Saat itu saya memang lupa beli kerupuk dan stok di rumah sedang habis. Jadilah sang suami makan dengan malas-malasan hehe.. Tidak sesemangat kalau ada kerupuk. Sampai saya berpikir ini kalau ada nasi dan kerupuk lalu nasi dan ayam, jangan-jangan dia lebih memilih nasi dengan kerupuk, hihi.
Ada Cerita Soal Kerupuk
Saat ibu dan ayah saya pergi ke tanah suci, hal pertama yang bikin kangen dari Indonesia adalah kerupuk dan sambal. Beberapa orang mungkin menganggapnya remeh, tapi yang namanya lidah Jawa ini ngga bisa bohong. Makan ditemani kerupuk dan sambal adalah salah satu bentuk kenikmatan yang haqiqi~
Ibu saya mencari-cari yang namanya kerupuk ini. Mungkin orang luar menyebutnya crackers ya. Ada crackers namun rasanya berbeda dengan kerupuk Indonesia, lebih-lebih harganya. Mahal dan kata orang bule not worth it.
Saya pun penasaran, sebenarnya kerupuk ini darimana sih? Apa benar kerupuk ini milik Indonesia. Berselancarlah saya menuju kampus Google dan di sana menemukan fakta bahwa kerupuk memiliki sejarahnya sendiri. Entah benar atau salah namun sejarawan mengatakan demikian. Sebelum kita menikmati kerupuk, yuk kita simak dulu bagaimana kerupuk bisa menjadi icon camilan favorit masyarakat Indonesia.
Sejarah Kerupuk di Indonesia
Menurut sejarawan kuliner Fadly Rahman, kerupuk sudah ada di Jawa sejak abad ke-9 atau ke-10. Dalam prasasti Batu Pura tertulis kerupuk rambak, yang mengacu pada kerupuk yang terbuat dari kulit sapi atau kerbau, yang masih ada hingga saat ini sebagai kerupuk kulit, dan biasanya digunakan dalam masakan Jawa yang disebut krechek.
Dalam perkembangannya, kerupuk menyebar ke seluruh nusantara, dan rasanya bervariasi sesuai dengan bahannya. Dari Jawa, kerupuk menyebar ke berbagai wilayah pesisir Kalimantan, Sumatera, hingga Semenanjung Malaya.
Tidak hanya itu, menurut sejarawan sekaligus dosen Departemen Sejarah Universitas Padjajaran ini mengatakan bahwa dulunya rambak dibuat sebagai makanan yang memanfaatkan kulit sapi atau kerbau. Namun berbeda dengan kerupuk aci, kerupuk ini dibuat karena banyaknya produksi singkong di tanah Jawa pada abad ke-19.
Kerupuk aci, kerupuk kesukaan kita semua. Kerupuk bulat dan berwarna putih itu terbuat dari olahan singkong atau terkenal dengan sebutan “aci” dalam bahasa Sunda. Bahan utama kerupuk ini adalah singkong yang jumlahnya berlebih di Jawa khususnya pada abad ke-19. Pada masa ini singkong menjadi salah satu komoditas pangan yang paling diandalkan oleh masyarakat Jawa.
Singkong bisa direbus, digoreng atau dijadikan gablek, kemudian diolah menjadi tepung dan jadi aci. Dan salah satu produk dari singkong ya kerupuk. Diduga kerupuk aci baru muncul pada abad ke-19, sehingga masyarakat Indonesia saat itu bertahan hidup dengan kerupuk.
Masyarakat terpaksa memanfaatkan kerupuk sebagai bahan pangan pokok karena wilayah tersebut mengalami devisit pangan akibat perang dan bisa jadi tanam paksa. Tepung singkong dimanfaatkan sebagai kerupuk dan dijadikan lauk bagi rakyat biasa.
Tepung singkong diolah lalu dicetak kemudian dijemur dan akhirnya digoreng. Rakyat Indonesia yang kurang berpunya hanya bisa menyantap kerupuk sebagai lauk. Sebab bahan makanan seperti daging sangat minim, walaupun ada di pasar harganya pun sangat mahal. Pada tahun 1930-an hingga 1940-an masyarakat sangat kekurangan bahan pangan. Masyarakat hanya bisa makan dari kerupuk dan nasi, selain itu juga olahan bahan pangan yang murah seperti singkong.
Kalau sekarang makan kerupuk adalah hal yang biasa, tapi di balik itu kerupuk menjadi simbol keprihatinan,
Sama-sama kerupuk, rambak dan kerupuk aci dikonsumsi oleh masyarakat yang kasta sosialnya berbeda. Rambak yang terbuat dari kulit sapi juga sering dikonsumsi oleh masyarakat Hindia Belanda kalangan atas seperti priyayi.
Bagi masyarakat pribumi dari kalangan jelata maupun kalangan bangsawan, juga menikmati kerupuk rambak. Pada masa kerajaan, rambak dijadikan sebagai hidangan pelengkap pada saat jam makan tiba. Hal ini sama seperti masa sekarang yang menjadikan kerupuk sebagai makanan pendamping kegemaran masyarakat Indonesia. (Fadly Rahman)
(Sumber : Kompas Indonesia)
Saya jadi ingat banget cerita dari ibu saya yang pernah beberapa kali dalam hidupnya hanya makan kerupuk dan nasi. Beruntung jika ada kecap, namun sangat jarang. Bahkan ayah saya, boro-boro kerupuk yang bisa digoreng, ayah justru masih pernah memenangi masa-masa sulit ketika harus makan dengan gaplek saja.
Makan kerupuk, gaplek, nasi dan garam itu sudah biasa, dan banyak kok yang jadi profesor.
Jadi memang begitulah kondisinya, tidak ada hubungannya mitos kerupuk dan kepintaran seseorang. Kalau ada yang bilang kebanyakan makan kerupuk bikin bodoh, ya lihat-lihat dulu. Apakah si pemakan kerupuk memang bodoh karena tidak pernah mau belajar atau memang bodoh karena mengonsumsi kerupuk dalam jumlah yang ngga aturan?
Maka saya menjadi salah satu ibu yang tidak percaya jika kerupuk dikaitkan dengan tingkat kecerdasan seseorang. Asal memang dimakan dalam porsi yang tidak berlebihan. Saya juga tipe ibu yang membebaskan anak untuk makan kerupuk kok. Mau makan tiga, empat atau lima, asal dia harus tahu konsekuensinya untuk banyak minum air putih.
Karena kita tidak bisa pungkiri bahwa kerupuk ini sudah menjadi teman sejati saat makan bagi beberapa orang, termasuk suami dan anak saya. Makan tanpa kerupuk katanya ibarat malam tanpa siang, bulan tanpa bintang dan analogi lain yang serupa. Tsaah~
Bicara soal kerupuk, rupanya bukan hanya kita saja lho yang doyan dengan cemilan yang satu ini. Faktanya, kerupuk sudah mendunia. Sebagai orang Indonesia kita patut bangga dong, singkong gaplek yang murah itu ternyata berharga juga di luar negeri, hihi.
Kerupuk di Mata Dunia
Sejak adanya pameran makanan khas negara di Thailand beberapa waktu yang lalu, rupanya Indonesia sempat jadi sorotan. Memang makanan khas negara kita ini memang sudah diakui oleh dunia, baik dari segi rasa dan harganya. Hehe.. murah meriah dan enak! Salah satu makanan yang laris dipesan saat itu ternyata adalah kerupuk!
Camilan kerupuk yang sering ada di warung-warung itu rupanya bikin banyak orang asing jadi kepincut. Buktinya setelah merasakan kelezatan dan kerenyahannya, alhasil orang-orang negara tirai bambu (China) dan Vietnam itu sepakat untuk memborongnya. Tidak tanggung-tanggung, mereka membeli sampai 9 kontainer untuk dikonsumsi dan dikenalkan di negaranya. (Sumber : detik.net.id)
Total transaksi dari jual beli kerupuk Indonesia dengan China dan Korea Selatan ini pun mencapai Rp 12,6 Miliar lho! Bisa dibayangkan ya sebanyak apa kerupuk seharga itu kalau dibeli di Indonesia. Satu kelurahan sepertinya bisa tenggelam dengan lautan kerupuk macam itu, hihi..
Tetangga kita Singapura rupanya sangat doyan dengan kerupuk khas Indonesia terutama tenggiri. Bahkan sudah bertahun-tahun lamanya beberapa UKM Indonesia sering mengirim kerupuk olahan mereka ke sana. Menurut survey dari teman-teman yang pernah ke Singapura, ternyata kerupuk di sana dihargai lumayan mahal lho, bisa mencapai lima puluh ribu rupiah!
Manfaat Kerupuk Sehat
Seperti yang telah disebutkan di atas, kerupuk adalah makanan pendamping yang sering dikonsumsi dan digemari hampir setiap orang. Salah satu kerupuk yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat adalah kerupuk uyel atau kerupuk kaleng yang bisa dibeli di warung kelontong atau tersedia di warung makan. Namun masih ada banyak jenis kerupuk, seperti kerupuk udang, kerupuk bawang dan berbagai jenis kerupuk lainnya.
Meskipun menjadi makanan pendamping, ada ngga sih manfaat yang bisa kita dapatkan untuk kesehatan tubuh? Karena mendengar banyak mitos di luar sana yang mengatakan bahwa, krupuk itu bikin batuk. Krupuk itu bikin bodoh, dan lain-lain.
Ternyata kerupuk juga ada manfaatnya kok untuk kesehatan. Berikut manfaat yang bisa kita dapat saat mengonsumsi kerupuk menjadi makanan pendamping yang dihimpun dari berbagai sumber, diantaranya :
1. Menyehatkan Gigi
Berkat kandungan gizi kerupuk seperti kalsium dan fosfor gigi anak saya sehat dan kuat. Eh, maksudnya manfaat makan kerupuk ini juga dapat membantu memperkuat gigi (terutama kerupuk udang yah). Sering mengonsumsi kerupuk juga bisa membantu pertumbuhan gigi. Apalagi pada anak-anak.
Namun tetap saja ya, lebih bagus kalau kerupuknya ngegoreng sendiri. Jadi minyak yang dipakai minyak pertama dan masih sehat untuk dikonsumsi anak-anak.
2. Menjaga Kesehatan Tulang
Selain menguatkan gigi karena mungkin begitu digigit dia menguji kekuatan gigi kita, kerupuk juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan tulang lho. Jelas ya karena memang ada kandungan kalsium dan fosfor yang ada di dalam kerupuk.
3. Meningkatkan Energi
Maksudnya meningkatkan energi ini karena memang di dalam kerupuk mengandung karbohidrat dan protein. Teman-teman pasti hapal ya kalau karbohidrat memang berfungsi untuk produksi energi. Meskipun kerupuk tergolong dalam makanan ringan.
4. Membantu meredakan rasa pedas di mulut
Siapa nih kerjaannya kalau kepedesan minta kerupuk? Tapi memang betul lho. Tidak hanya minum air hangat yang dapat meredakan rasa pedas di mulut, teman-teman juga bisa segera makan kerupuk. Kok bisa? Karena ada kandungan minyak dalam kerupuk. Ketika kerupuk itu dikunyah, minyak dalam kerupuk akan melumasi mulut kita juga. Sehingga membantu menetralisir rasa pedas pada mulut.
5. Meningkatkan massa otot
Bagi teman-teman yang ingin membentuk badan atau menambah massa otot, makan kerupuk saja setiap makan berat. Karena manfaat kerupuk juga bisa membentuk otot kita. Karena kandungan protein, khususnya dalam kerupuk udang atau kerupuk ikan, dapat membantu menambah massa otot sehingga tubuh tampak kekar.
Tentu saja proteinnya tidak bisa dibandingkan pada protein asli dari hewan atau telur. Not apple to apple lah.. Hihi.. at least, kerupuk baik-baik saja kok dikonsumsi, ngga bikin badan melayang seperti mitos yang sering digosipkan orang-orang itu.
6. Mengatasi maag
Sebenarnya mengatasi maag dengan tepung beras alias aci adalah cara terbaik meredakan sakit maag. Seperti resep turun temurun zaman dahulu. Maka tidak heran jika banyak orang yang mengatakan bahwa kerupuk juga bisa berfungsi untuk mengatasi maag. Karena ada kandungan aci di dalamnya.
Tips Ngemil Kerupuk Sehat
Kalau teman-teman adalah team kerupuk sehat maka yang harus diingat adalah mungkin perlu menggoreng kerupuk itu sendiri. Karena resiko yang ditimbulkan oleh kerupuk karena penggorengan yang tidak higienis atau digoreng pada minyak kedua ketiga dan seterusnya tidak terjadi. Siapa tahu tips ini bisa membantu teman-teman ketika ingin mengonsumsi kerupuk.
1. Pilih Kerupuk dengan Bahan Alami Berkualitas dan Bebas Bahan Kimia
Seringkali makan kerupuk bagi anak saya soal cocok-cocokan. Ada saatnya setelah makan kerupuk dia batuk, ada juga yang baik-baik saja. Entah karena antibodi atau karena kualitas kerupuk atau penggorengannya.
Oleh karena itu senang sekali ketika hadir Kroepoek Waroeng yang ternyata mengandung bahan-bahan alami di dalamnya. Saya jadi punya referensi beli kerupuk sehat untuk anak dan suami saya melalui Kroepoek Waroeng ini. Bahan-bahan utamanya terdiri dari bawang putih, tepung tapioka, bumbu rempah dan minyak ikan. Ditambah tidak mengandung pengawet seperti borax atau formalin.
2. Pilih Kerupuk Bebas Pemutih
Memang ada ya kerupuk yang diberi pemutih? Banyak! Ternyata tidak hanya baju yang diberi pemutih, kerupuk pun kerap kali diberi pemutih oleh pedagang-pedagang yang tidak jujur. Fungsinya ya biar putih dan kelihatan menarik untuk dijual.
Beruntungnya merk yang saya beli kemarin sudah terdaftar BPOM dan memang benar bebas pemutih. Bahan-bahan yang berkualitas memang ngga pernah bisa bohong.
3. Pilih Kerupuk Bebas MSG, Gluten dan Pewarna Buatan
Dalam pembuatannya, penambahan zat lain juga kadangkala diberikan dalam adonan kerupuk. Seperti ikan, udang, bawang, garam, penikmat rasa, sampai pewarna buatan. Adonan tersebut kemudian dibentuk dan dijemur hingga kering sebelum akhirnya siap dibungkus dalam kemasan.
Oleh karena itu kita sebagai emak-emak nih harus lebih teliti. Penambahan zat lain yang berbahaya untuk kesehatan seharusnya tidak disertakan. Beruntungnya Kroepeok Waroeng menjamin bahwa produknya benar-benar bebas MSG, gluten, bahkan pewarna buatan. Jadi tidak usah takut anak batuk atau jadi bodoh ya. Haha. Kroepoek Waroeng menyediakan kerupuk dalam bentuk mentah juga kok. Jadi kita bisa atur kualitas minyaknya 🙂
4. Pilih Kroepoek Waroeng
Hehe, ujung-ujungnya saya menyarankan Kroepoek Waroeng ini memang. Selain karena tiga kelebihan Kroepoek Waroeng di atas, ada lagi yang bisa menjadi pertimbangan untuk menjadikan Kroepoek Waroeng sebagai teman makan sejati.
Kroepoek Waroeng ini adalah kerupuk khas indonesia berkualitas tinggi yang diproduksi secara modern dan higienis. Kroepoek Waroeng juga dibuat dengan less baking soda. Macamnya pun banyak. Ada yang terbuat dari nasi, tepung tapioka, dan juga ada varian dengan campuran udang serta truffle yang mahal itu.
Selain itu renyahnya juga seperti janji mantan. Dijamin akan teringat pada janji-janji mantan yang diucapkan serenyah penyiar radio dan rasanya seperti kerupuk. Asli deh.
Kalau menurut suami saya nih, kerupuknya bukan cuma buat camilan, tapi juga sendok untuk makan. Jadi multifungsi kan, wkwkk 🙂
Rekomendasi Kerupuk Sehat dan Enak Hanya di Kroepoek Waroeng
Setelah banyak hal yang disampaikan di atas tentang manfaat kerupuk dan tips memilih kerupuk sebagai camilan sehat dan camilan no MSG, teman-teman tentu ngga ragu lagi kan bahwa Kroepoek Waroeng adalah kerupuk enak lagi sehat yang menjadi rekomendasi saya. Kerupuk seperti ini sih cocok banget memang disebut kerupuk untuk anak dan jadi salah satu camilan no MSG yang saya suguhkan untuk keluarga.
Beberapa waktu lalu saya penasaran dengan varian Truffle Fish and Cheese, Mini Rose dan Prawn Crackers. Ternyata si kecil suka banget dengan truffle fish and cheesenya. Selain bentuknya yang lucu, paduan rasa truffle dan cheesenya itu lho, meleleh di mulut. Auto minta nambah deh.
Kalau untuk emaknya, prawn crackers yang pedas dengan bumbu khas Bali jadi bikin nagih dan akhirnya jadi camilan, bukan teman makan nasi.
Mini Rose kesukaan Bapaknya, kerupuk waroeng ala-ala yang tentu saja lebih higienis dan sehat 🙂
Teman-teman bisa membeli produk Kroepoek Waroeng ini di berbagai marketplace seperti Tokopedia dan Shopee. Kemarin sih saya beli di Shopee dan bisa dapat gratis ongkir dengan minimal pembelian. Harganya mulai dari 19ribuan sampai 32ribuan. Harganya terjangkau kan untuk produk dengan kualitas ekspor?
Yuk, nikmati kerenyahan Kroepoek Waroeng yang renyahnya seperti janji mantan ini.
Berbagai tips camilan sehat dan ngemil enak ada di instagram @eatwaroeng dan @themunchingeueen. Yuk sama-sama ngemil sehat 🙂
Referensi :
Klikdokter, Doktersehat, Wikipedia, instagram @eatwaroeng
Mantap ih keren. Dari kerupuk jadi cerita. Keluarga suamiku pecinta kerupuk. Sampau ke Rian anakku pun sekarang cinta banget sama kerupuk. Recomended bgt nih, mau coba ah
Iya..kerupuk emang lekat dengan kita ya? Aku baru sadar sekarang hihi..
Renyah kayak janji mantan 😀
Super kriuk kriuuuk ya mba wkwkwkw
Memang kita kudu pilih kerupuk yg sehat ya
supaya badan setrong paripurna
Wah ini nih Mantep nih buat Pecinta Krupuk 😎🌹
Btw Judulnya Kueren,
Renyahh kek Janji Mantan 🤣🥳
Dulu zaman kecil, makan sama kerupuk udah paling enak. Sensasi kriuknya itu lho dan gurih juga. PR-nya sekarang, kudu nyari kerupuk yang bukan hanya enak, tapi sehat juga. Jadi pengen nyobain Kroepoek Waroeng deh
Saya pun kecanduan kerupuk
Makan emang paling asyik kalo ada kerupuk yang cook, krauk krauk gitu 😀😀
nggak bisa makan tanpa kerupukk, ini saya banget sih mba jihan hehehe. baca artikel ini aja sambil makan kerupuk aku mba hehe, but aku baru tau nih ada kerupuk sehatt renyah banget kayaknya dan bermanfaat lagii jadi pengen cobaa
Kadang kalau gak ada lauk, belinya krupuk aja makan pakai nasi ama kecap, Baru tahu harga kerupuk di luar negri bisa semahal itu ya,
Penyuka kerupuk auto tunjuk tangan. Haha
Dulu waktu masih tinggal sama ortu, paling sering digorengin kerupuk.
Sejak pindah2 rumah udah jarang lagi karena kita berjauhan. Dan aku sebenarnya suka “malas gorengnya”. Padahal sekeluarga pada suka.
Eh tapi sekarang ada Kroepoek Waroeng ya, nggak perlu repot2.
wah aku ajadi penasaran nih sama krupuknya, mbak. apalagi rasanya juga unik-unik nih
kemasan krupuknya keren ini mbak, biasanya dibungkus plasti biasa dan label produknya yang monoton, ini kemasannya aja udah menarik apalagi produknya