Menulis tentang bagaimana cara meningkatkan rasa percaya diri agak susah juga sebenarnya. Karena saya pun kadang masih kurang PD untuk berbicara atau tampil di depan orang banyak. Kalaupun saya melakukannya, biasanya karena terpaksa. Termasuk karena profesi saat ini yang menuntut saya harus bisa berbicara di depan orang banyak. Terus terang saja saya lebih menyukai bekerja di balik layar tanpa berhadap-hadapan dengan khalayak. Namun menjadi tantangan tersendiri bagi saya pada akhirnya ketika harus sering berbicara di depan orang banyak. Untuk itu saya pun ingin membagi tips agar percaya diri meningkat lewat pengalaman sendiri.

meningkatkan rasa percaya diri

Meningkatkan Rasa Percaya Diri 

Ternyata keterampilan ini bisa dilatih kok. Banyak orang mengeluhkan perihal rasa percaya dirinya yang sangat kurang. Namun pada akhirnya ia tak akan pernah mencoba karena terus berpikir demikian, berpikir bahwa dirinya tidak bisa dan terbiasa. Saya jadi teringat dengan sebuah buku yang berjudul Bicara itu Ada Seninya karya Oh Su Hyang. Pada buku tersebut, ada beberapa saran dari beliau bagaimana caranya meningkatkan rasa percaya diri.

Memberi Senyuman untuk Lebih Percaya Diri

Ada seorang profesor dengan prestasi penelitian yang luar biasa. Ia juga seorang penulis buku yang dikenal publik. Namun, respons terhadap kuliahnya di kampus tidak terlalu bagus. Ia punya kebiasaan membelalakkan mata dan menaikkan satu sudut bibirnya. Ia memang berhasil sebagai ilmuwan, tapi tidak sebagai seorang individu di mata para mahasiswanya. Ia memiliki kesan dingin dan galak. Ia mengalami masalah komunikasi publik karena tidak mampu menyadari betapa pentingnya sebuah senyuman.

Membaca paragraf pertama jangan senyum-senyum sendiri ya, 🙂

Jadi, kekuatan senyuman ini tidak main-main ya. Prof James V Mc.Connell dari jurusan psikologi, Universitas Michigan berkata seperti ini tentang senyuman :

Senyuman membuat manajemen, pengajaran, atau penjualan lebih efektif dan membuat membuat orang lebih bahagia. Wajah yang tersenyum lebih bermakna besar daripada wajah yang masam.

Ini pun sudah dianjurkan ya dalam agama kita jauh sebelum Prof James lahir, dan jauh sebelum Profesor Nicolas GUeguen dari Fakultas Socio-Cognitive Psychology Universite de Bretagne Sud, Prancis memaparkan hasil percobaan menariknya dalam buku 100 Petites Experiences En Psychologie Du Conzommateur. Ia meminta pelayan wanita muda di sebuah restoran untuk membawakan minuman dan makanan yang dipesan tamu sambil tersenyum. Ternyata pelayan tadi menerima tip tiga kali lebih besar daripada pelayan wanita yang tidak tersenyum, tidak juga cemberut. Jelas sih, siapa juga yang mau berinteraksi dengan orang yang masam kan?

Hubungannya dengan percaya diri apa sih? Karena dengan senyuman itu orang akan melihat kita sebagai orang yang periang dan aktif. Orang-orang pun jadi menyukai kita dan mau membuka hubungan interpersonal. Berawal dari rasa suka tersebut, kita jadi bisa tampil di hadapan mereka dengan lebih percaya diri.

Menatap Lawan Bicara

Menatap lawan bicara ini penting ya untuk menambah rasa percaya diri. Karena jangan sampai lawan bicara kita menyangka kalau kita tidak tertarik untuk mengobrol dengannya. Apalagi kalau kita berbicara selalu mengarahkan pandangan ke atap atau jendela. Hal ini tentu saja sangat mengganggu mereka. Jika kita memang tidak kuat bertatapan terlalu lama dengan lawan bicara atau audience pandanglah alisnya, ujung hidung atau dahinya.

Ini berhasil lho, saya sendiri sering mempraktekkan ini ketika harus berbicara di depan banyak orang. Sebenarnya, saya tidak memandang mata mereka yang mungkin bisa ikut membuat saya gugup. Namun seringkali saya melihat dahi mereka sambil terus konsentrasi pada kalimat yang saya ucapkan.

Berbicara dengan Jelas dan Percaya Diri

percaya diri berbicara

Kita harus percaya pada diri sendiri pada saat memuji ataupun memberi salam. Jika tidak, pujian atau salam yang kita lontarkan akan kehilangan nyawa dan efeknya. Seperti roti kacang merah yang tidak ada kacang merahnya. Melompong. Terlebih lagi saat berbicara di hadapan khalayak ramai, rasa percaya diri sangatlah penting. Walaupun terdengar rendah hati, hindarilah kalimat seperti :

Saya banyak kekurangan

Materi saya tidak istimewa

dan seterusnya. Jadi jangan pernah sebutkan kelemahan kita ya.

Mengubah ekspresi dan gerakan tubuh sesuai ucapan

Orangtua biasanya menggunakan beragam ekspresi dan gerakan tubuh saat berbicara dengan anak-anaknya. Saat mengatakan, “Putra Ibu hebat”, “Putri ibu cantik” seorang Ibu akan membelai kepala sang anak, mengusap pundak atau menepuk punggung anaknya. Mereka memakai ekspresi atau gerakan tubuh karena mengungkapkan rasa sayang mereka yang sangat besar kepada anak mereka lewat kata-kata saja tidaklah cukup.

Oh Su Hyang menyarankan untuk menggunakan gestur yang tepat untuk menunjukkan kesungguhan ucapan kita. Tertawa saat menceritakan sesuatu yang menyenangkan, mengepalkan tangan saat menunjukkan keyakinan yang kuat, dan lain lain.

Pakar komunikasi nonverbal Amerika, Tonya Reiman menulis dalam buku The Power of Body Language sebagai berikut :

Orang yang memakai gestur berkesinambungan dan mirip dengan pola bahasanya akan merasakan kekuatan yang tidak dapat diidentifikasi dan terlihat seperti pembicara handal dengan wawasan yang baru dan kaya. 

Bagaimana, mau mencobanya? Sharing di kolom komentar yuk kalau teman-teman punya tips lain untuk meningkatkan rasa percaya diri ketika berbicara di hadapan banyak orang.

 

Referensi : Bicara Itu Ada Seninya, Oh Su Hyang (Dosen dan Pakar Komunikasi Korea Selatan) penerbit Kelompok BIP.

Baca juga : If You’re So Smart Why Arent You Happy?