Muhammad Al Fatih, Pemuda yang di tangannya pedang tunduk
Yang di tangannya pula ilmu dan manfaat untuk ummatnya
Sebenarnya sudah beberapa kali mendengar kisah tentang Muhammad Al Fatih, namun tidak ada yang sedetail ini penggambarannya. Lalu baru kemarin si adik meminjam komik ini ke ponakan, akhirnya ikutan baca. Kisah Muhammad Al Fatih yang digambarkan dalam komik ini bukan hanya cocok untuk anak-anak, tapi saya pun merasakan manfaat dan ilmunya yang luar biasa.
Saat ponakan main ke rumah, dia suka cerita soal tokoh di dalamnya, mulai dari Mehmet (nama panggilan dari Sultan Muhammad Al fatih) dan kedua kakaknya, ayahnya, serta musuhnya di negeri seberang, Vladislaus. Dia hapal semuanya! Padahal umurnya baru akan menginjak delapan tahun. Suatu kali si ponakan satu ini pernah menggambarkan Al Fatih dan pedangnya, berikut musuh dan tentara-tentaranya. Kemudian dia ceritakan kembali gambarnya itu di hadapan kami, dengan penuh antusias. Saya jadi penasaran, buku seperti apa yang dia baca. MasyaAllah, Alhamdulillah.
Nah ternyata benar, selesai membaca edisi satu ini saya banyak belajar dan mulai menghapal bagaimana kejayaan Islam di masa itu, begitu juga dengan perjuangan para pemudanya. Pesan-pesan ayah dan guru si pejuang cilik sarat dengan nasihat yang relevan hingga sekarang. Betapa perjuangan pemuda zaman dahulu sangat jauh berbeda dengan pemuda zaman now.
Al Quran tidak hanya dihapalkan di lisannya saja, namun juga merasuk ke dalam dada dan berbuah pada tingkah laku serta keluhuran adab dan akhlaknya. Betapa banyak kita temui pemuda yang menghafal Al Quran tapi masih juga tidak bisa menjaga kehormatan wanita atau menundukkan pandangannya. Sehingga wajah atau citra Islam semakin buruk ketika pelakunya justru dari orang-orang yang memuliakan Al Quran dengan lisannya.
Komik Muhammad Al Fatih
Edisi satu mengisahkan bagaimana kegagalan sang Ayah dalam menaklukkan Konstantinopel dan bagaimana saudara-saudara kandung Mehmet dibunuh satu persatu oleh musuh. Kita tidak hanya belajar tentang sejarah, namun kita belajar bagaimana keluhuran adab, akhlaq dan perilaku seorang muslim seperti Mehmet sejak dia kanak-kanak hingga remaja, dan bagaimana kedua orang tuanya mendidiknya.
Banyak hal yang bisa kita pelajari tentang parenting di sini. Termasuk juga bagaimana Muhammad Al Fatih menghargai setiap pendapat dan perintah kebaikan dari ayahnya. Lisannya selalu penuh dengan dzikir, hatinya selalu terpaut dengan ilmu, ilmu dan ilmu. Kisah sejarah di dalamnya yang menceritakan tentang peradaban Islam dalam bentuk komik, sudah pasti menjadi rujukan dan kesukaan banyak orang, termasuk saya. Seolah ia hadir sebagai rujukan bagi sejarah itu sendiri dan menjadi tanda kemajuan peradaban Islam saat ini.
Sangat direkomendasikan bagi kita yang haus bacaan islami yang menghibur namun tetap tak meninggalkan nilai-nilai kebajikan.
Melalui komik ini, komikus Al Fatih Satria atau yang bernama asli Handri Satria berani menantang anggapan bahwa kisah perjuangan Islam sulit bersaing dengan karakter-karakter superhero yang meramaikan pasar global. Justru memberikan sebuah alternatif segar bagi pembaca anak-anak dan dewasa yang menyukai komik dan tertarik untuk mempelajari sejarah penyebaran agama Islam.
-Indra Arista, Kontributor Makko dan Kosmik; Project Manager Nusantaranger-
Terimakasih kisah dan gambarnya Al Fatih Satria 🙂
Sayangnya tidak banyak yang diceritakan dalam komik seri 1. Karena kisah yang lebih seru tentang Muhammad Al Fatih sudah menanti pembaca di jilid 2.
[…] Baca Selengkapnya […]