Rantai Tak Putus karya Dee Lestari sungguh memiliki format yang unik. Saya pikir ketika mengikuti Open Pre Order buku ini, Dee Lestari punya buku fiksi baru. Ternyata Rantai Tak Putus adalah kumpulan cerita inspiratif yang memuat ilmu-ilmu penting yang bisa saya pelajari juga. Menulis dengan format buku yang unik, Dee Lestari menyampaikan perspektif ilmu wirausaha yang menarik untuk disimak, dan inspiratif untuk diterapkan.

Sebagai pembaca saya jadi optimis bahwa Indonesia akan mencapai masa kejayaannya lewat UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) yang dibina dengan baik. Rantai Tak Putus seolah menjadi angin segar bagi kami, pelaku usaha yang sedang merintis dari nol. Bahwa UMKM di Indonesia akan menyediakan lapangan kerja terbanyak sekaligus terbaik untuk pengentasan kemiskinan dan pemerataan ekonomi. Rantai Tak Putus mengajak kita untuk membaca kisah demi kisah lewat narasi nan hidup.

rantai tak putus

Rantai Tak Putus, Ilmu Merawat UMKM

Dee Lestari mengatakan bahwa Rantai Tak Putus ini lahir di tengah situasi yang unik. Situasi yang dipercaya banyak orang sebagai peristiwa sekali seumur hidup, yakni Pandemi Covid-19. Masa pandemi, yang memaksa jutaan manusia di bumi mengurung diri di rumah masing-masing, akhirnya menimbulkan kelesuan ekonomi. Banyak aspek yang berdampak secara global, meskipun di sisi lain melahirkan banyak inovasi di tengah keterbatasan ruang dan gerak.

Saya pun membaca buku ini sebagai satu-satunya buku yang unik. Penuh ilmu, sarat pesan, dan tentu saja kisah demi kisahnya sangat menginspirasi saya. Membaca buku ini membuat saya berpikir betapa krusialnya kedudukan UMKM bagi perekonomian bangsa ini. Karenanya, perbaikan kualitas UMKM tak ubahnya perbaikan kualitas masyarakat.

Sepanjang bab demi bab yang disajikan Dee Lestari juga menyadarkan saya sebagai pelaku UMKM juga bahwa UMKM yang berhasil meningkatkan kelasnya, tidak terbatas pada peningkatan kondisi perekonomiannya saja. Tidak cukup berhenti di situ. Tapi juga meningkatkan sumber daya, cara berpikir, serta mentalitasnya.

Secara kuantitas, jumlah industri besar di Indonesia sangat sedikit dibanding usaha kecil dan menengah. Namun kekuatan para raksasa ini luar biasa besar. Maka ketika salah satu raksasa ini memutuskan untuk fokus pada perbaikan UMKM, dampaknya sangat berarti. Dee Lestari memutuskan untuk menuliskan pengalamannya menemui UMKM-UMKM yang berada di bawah binaan Yayasan Dharma Bakti Astra. Yayasan tersebut memberikan kail kepada UMKM, bukan ikan. Ilmu, bukan sekadar dana yang tentu saja dibutuhkan kesabaran, ketekunan, serta ketangguhan di segala lini untuk bisa konsisten melakukannya. Dee merasa semangat YDBA ini perlu disebarkan, direplikasi dan diterapkan.

Pola 5R dalam UMKM

pertumbuhan lahir dari kesulitan

5R : Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin. Adalah praktik utama yang dilatihkan YDBA kepada UMKM. Beberapa kisah dalam buku ini banyak menggambarkan bahwa kesuksesan UMKM yang dijalani bertahun-tahun tidak begitu saja muncul dan tumbuh, namun telah melalui banyak rangkaian kesulitan. Jadi mereka-mereka ini mendapatkan pelatihan dan pengecekan oleh fasilitator secara berkala untuk melihat apakah ilmu yang sudah diberikan oleh YDBA benar-benar sudah diimplementasikan? YDBA tidak pernah membiarkan mereka lengah sedikitpun. Alhasil, UMKM mereka terus bertumbuh dan terus berkembang hingga saat ini.

Rantai Tak Putus mengisahkan cerita kesuksesan pemain UMKM ini dengan sangat apik dan mengalir. Setiap kali saya membaca ceritanya, rasa kagum dan semangat para pelaku UMKM tersebut seolah ikut membakar diri saya.

Contohnya kisah dari Harjito yang terus berbenah diri hingga kini bisnisnya sudah berentitas Perseroan Terbatas. Harjito mengawali usahanya dengan produk baja. Namun yang menjadikannya unik adalah produknya yang custom made. Mirip barang seni yang tidak punya standart harga. Kelebihannya, kliennya selalu berada di posisi yang sangat membutuhkan. Mereka butuh barangnya, dan mereka butuh cepat kan. Jadi harga bukan menjadi soal.

Harjito mulai melayani pembuatan barang dari 30juta hingga 1M. Angka yang cukup fantastis menurut saya. Apalagi sejak awal ia membuka bisnis hingga sekarang, Harjito tidak pernah memakai fasilitas agunan bank.

Syukur Alhamdulillah, putaran bisnis saya meskipun angkanya tidak sefantastis bengkel alfamarket yang ordernya ribuan, tetapi selalu sehat. Selalu cukup. Pengembangan saya memang pelan, tapi dicukupkan dengan apa yang saya butuhkan. Tutur Harjito

Dee Lestari menuliskan bahwa keseluruhan cerita yang ia dengar dari Harjito dapat disimpulkan bahwa kerasnya logam bertemu dengan luwesnya kemanusiaan. Ia memperlakukan para karyawannya dengan sangat baik. Karyawan dibuat nyaman dan merasa dihargai. Pendekatan humanistik dan sikap profesional terbukti dapat meningkatkan kelas sebuah usaha. Pada usaha Harjito contohnya.

Ternyata 5R yang disebutkan dalam buku Rantai Tak Putus ini bagian dari pelatihan mentalitas dasar yang diusung YDBA. Kelima “R” tadi sesungguhnya merupakan adaptasi bahasa Jepang : Seisi, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke. Sebuah metodologi Jepang yang populer diterapkan di lingkungan kerja.

Sasaran akhirnya tidak hanya sekadar berhenti di maju bersama, tapi juga mandiri bersama.

Ilmu yang diberikan YDBA pada UMKM binaannya ini bagai Rantai Tak Putus, yang diharapkan menjadi warisan yang langgeng. Ketika mata rantai dana berakhir dengan cepat, maka rantai ilmu tak pernah putus.

Penasaran kan apa saja kisah yang dibagi dari para UMKM ini hingga menjadi UMKM percontohan di bawah binaan DBA? Rantai Tak Putus mengisahkannya secara detail dan menarik.

Rantai Tak Putus. Ilmu Mumpuni Merawat UMKM Indonesia
Karya : Dee Lestari
Cetakan Pertama, Agustus 2020.
Penerbit Bentang Pustaka, 210 halaman.