Sobat Sakit adalah judul buku kedua dari Jek alias Takdir Alisyahbana Ridwan. Entah mengapa dipanggil Jek. Padahal ngga nyambung. Ibarat ada orang bernama Sumanto dipanggilnya Ryan.

Jek adalah seorang lulusan ilmu pendidikan yang cita-citanya mau jadi artis. Untungnya sudah jadi artis twitter, meskipun belum dapat centang biru. Itulah mengapa guru zaman dulu mengajarkan, jangan banyak makan kelapa yang diparut, nanti kremian. Tahu kan kremian?

Ya begitu, cita-citanya apa tapi kuliahnya di jurusan apa. Sama dah kayak saya. Cita-citanya penulis tapi kuliah di jurusan Biologi. Tapi nggak apa-apa mungkin takdirnya saya menjadi penulis buku pelajaran Biologi nantinya. Aamiin.

Warga twitter pasti sudah paham ya bagaimana tulisan-tulisan Jek yang dikemas dalam humor receh (kata teman saya) yang menghibur. Jadi jika teman-teman sedang suntuk, bete, atau ingin mati saja, sebaiknya baca buku ini. Meskipun tidak ada faedahnya sebagaimana yang telah saya tuliskan tentang buku pertamanya, Bincang Akhlak. Namun Sobat Sakit nyatanya memang bisa menghibur warga.

buku sobat sakit

Review Buku Sobat Sakit yang Bikin Sakit

Hidup itu berproses. Kalau lihat orang sukses jangan langsung mau sukses saat itu juga. Ada rintangan yang harus dilalui. Setelah itu ada lagi nggak habis-habis.

Banyak kutipan-kutipan yang ditulis oleh Jek sebagai pesan untuk pembacanya. Agar selalu optimis dalam menjalani hidup meskipun itu sulit alias ngga mungkin. Membaca penuturan Jek dalam buku ini saya seperti flashback pada sebuah kejadian bertahun-tahun lalu bersama seseorang yang akan mem-prospek saya sebagai downline dalam bisnisnya.

Kalimat demi kalimat yang diucapkannya di awal memang terlihat manis dan melenakan. Namun ternyata bersifat menjatuhkan. Entah karena tidak sengaja atau memang sengaja untuk menaikkan rating pembaca. Bagi teman bloger yang ingin punya bacaan tidak serius alias untuk mengisi waktu luang, Sobat Sakit adalah salah satu yang saya rekomendasikan.

Jadi Sobat Sakit ini bercerita tentang seorang Takdir Alisyahbana Ridwan yang baru memulai perjalanannya sebagai seorang mahasiswa di tanah rantau. Sebagaimana mahasiswa rantauan lainnya, nama Takdir yang entah mengapa dipanggil Jek ini memulai hari-harinya sebagai mahasiswa dengan menjalin persahabatan.

Persahabatan yang terjalin karena senasib sepenanggungan. Sama-sama kena bully waktu OSPEK alias Orientasi Mahasiswa Baru. Sekarang cara ospek tuh beda dengan ospek zaman dahulu yang sering banget bikin mental down. Namun karena Jek tipe pria yang bermental kuat jadi dia iya iya aja walau direndahkan harga dirinya di depan mahasiswa baru lainnya.

Begitulah akhirnya Jek mendapat dua orang teman yang kebetulan satu kelas dan akhirnya bisa menyewa satu kamar kos untuk bertiga. Jangan ditanya fasilitas kosnya. Sudah pasti jauh dengan kamar kos selebgram. Kalau kosnya selebgram punya AC dan kasur yang empuk, kosnya Jek mah boro-boro, kipas angin bisa nyala aja syukur alhamdulillah.

Seperti kehidupan mahasiswa pada umumnya, Jek  dan kedua sobat sakitnya juga mengalami masa-masa puber kedua. Masa-masa ketika jatuh cinta pada perempuan yang disukai. Kehidupan Sobat Sakit ini sebenarnya juga ngga lurus-lurus saja seperti jalan tol. Tapi juga banyak lika-likunya. Mulai dari dihajar oleh kakak senior, niat nyontek saat ujian tapi gagal, diputusin pacar saat lagi bucin-bucinnya, sampai numpang makan di restoran tapi ngga bayar.

Begitulah hingga ketiga Sobat Sakit ini akhirnya bertemu dengan seorang saleh yang menuntun ketiganya menuju jalan kebenaran. Meskipun dalam buku ini banyak diceritakan permasalahan yang menimpa Sobat Sakit yang ngga ada manfaatnya untuk diceritakan, namun seperti buku Jek sebelumnya, menyisakan hikmah walaupun sedikit.

Jadi meskipun teman bloger harus merogoh kocek sebesar tujuh puluh ribuan untuk memiliki buku ini, tetap ada pelajaran yang bisa diambil kok dari tingkah para sobat sakit di dalamnya. Termasuk soal jodoh yang banyak dikhawatirkan oleh jomlo penggemar Jek di luar sana.

Nggak usah pusing mikirin jodoh. Itu sudah diatur. Jodoh bisa datang sendiri, bisa datang lewat perantara, atau datang bersama anaknya yang sudah SMP

Biodata Takdir Alisyahbana Ridwan alias JEK Selebtwit Karbitan

Saya sebut sebagai selebtwit karbitan karena meski followernya sudah 1juta lebih, tetap saja Jek belum mendapat centang biru dari twitter. Hal inilah yang sering menjadi bahan caci maki para fansnya di twitter. Namun anehnya Jek yang rendah hati namun sedikit sombong itu mengatakan tak masalah tidak mendapat centang biru. Karena yang dibutuhkannya saat ini adalah ridha Allah semata. Sungguh luar biasa memang panutan satu ini.

Takdir Alisyahbana Ridwan atau lebih familier dipanggil Hritik Roshan atau Jek. Seorang pribadi yang dituliskannya pada narasi biografi sebagai pribadi yang pendiam. Namun tentu saja saya tidak memercayainya. Orang pendiam masa joget-joget tik-tok 🙂

Sebelumnya Jek sudah menulis buku #BincangAkhlak yang begitu diminati sampai ke negara tetangga seperti Jerman dan Brazil, katanya. Sedangkan #Sobatsakit adalah karya keduanya dan Jek berharap ada lagi nanti karya keempatnya meskipun yang ketiga belum ada.

Kegiatan sehari-harinya sebagai bapak rumah tangga pada umumnya. Namun meskipun pengangguran, Jek sama sekali tidak sombong. Jek menuliskan bahwa ia memulai karirnya sebagai salah satu guru di sekolah Papua Barat yang membuatnya sangat termotivasi untuk menulis sebuah buku. Karena setelah tidak mengajar lagi alias pengangguran, menulis dan membaca bukulah yang bisa mengobati rasa rindunya pada suasana belajar-mengajar. Walaupun sebenarnya agak tidak nyambung.

Lebih detail tentang penulis Sobat Sakit satu ini teman bloger bisa mengunjungi akun media sosialnya. Ketik sendiri ya di twitter @jek_ dan instagram @je.k_ malas banget soalnya saya kasih backlink ke profil sosmednya dia. Kecuali kalau nanti penulis Sobat Sakit yang tersohor ini mempromosikan blog saya 🙂

Yuk beli Sobat Sakit. Jangan yang bajakan ya, biar ngga kayak pencuri 😀