Saya adalah orang yang tidak begitu terampil dalam hal mendaur ulang barang bekas. Hal terakhir dan paling sering saya lakukan adalah menjadikan kaos atau baju yang sudah tak terpakai menjadi kain pel atau lap kaca rumah atau mobil. Hehe…
Ah, mungkin ada satu lagi. Melubangi botol bekas minum menjadi alat penyiram bunga anggrek yang akhirnya berujung pada matinya empat pot tanaman anggrek yang sudah saya beli. Begitulah.
Saya lebih memilih untuk mengurangi penggunaan plastik dan sterofoam daripada harus meluangkan waktu untuk mendaur ulang barang-barang yang sudah tak terpakai di rumah. Karena saya sadar, saya tak se-terampil ibu-ibu atau mbak-mbak di luar sana yang berhasil mengubah kaleng bekas menjadi wadah bumbu dapur yang lucu dan menyejukkan mata.
Hal kecil yang bisa saya lakukan untuk ikut andil menjaga bumi adalah dengan selalu membawa canting ke pasar.
Beli bawang putih dan merah lima ribu rupiah pun saya minta bungkus kertas dibanding plastik. Sayur mayur dan bumbu kering akan saya masukkan langsung ke dalam canting, tanpa plastik. Begitu juga saat belanja buku ke G****** atau toko buku terdekat, saya selalu memasukkan hasil buruan saya ke dalam tas sendiri, tidak perlu lagi plastik.
Yah, sederhana mungkin, dan saya yakin sudah banyak orang melakukan hal ini. Hal berat yang menjadi PR untuk saya adalah belajar tidak memberikan barang-barang ke tukang rombeng, mungkin. Daripada harus membeli barang baru dan menumpuknya di rumah, lebih baik mencoba belajar untuk mendaur ulang barang-barang tak terpakai. Berat, tapi bukan berarti tak bisa kan?
Nah, siapa yang satu team dengan saya? Sama-sama tidak telaten dan tekun untuk mendaur ulang barang? Belajar bersama yuk! 💕