Oh, begini ya rasanya melayani lebih dari tujuh ribu kepala tanpa bayaran.

Kritik dan hujatan karena beberapa hal yang tak dikomunikasikan dengan baik membuat kami sadar bahwa janganlah tumbang karena cacian, jangan pula terbang karena pujian.

Selama kurang lebih satu bulan kami berusaha maksimal mempersiapkan acara selama dua hari ini dengan sebaik mungkin. Sungguh tidak pernah kami maksudkan untuk mengecewakan atau bahkan menyakiti para jamaah. Bahkan ketua kami meninggalkan pekerjaan utamanya sebagai kepala keluarga selama satu bulan demi kelancaran acara hari ini. Semua panitia all out mendedikasikan energi, waktu dan pikirannya agar acara berjalan dengan lancar dan sesuai keinginan para jamaah. Tentu kami tidak bisa memuaskan semuanya, namun tolong pahamilah bahwa kami juga manusia biasa yang juga bisa merasakan lelah dan letih sama seperti yang lain. Mungkin lelah yang tidak seberapa dibanding jamaah yang sudah menunggu satu atau dua jam makan siang yang tertunda. Mungkin peluh kami tidak seberapa dibanding jamaah yang sudah datang jauh-jauh dan merasa dikecewakan karena aturan tak bisa membawa kotak nasi ke dalam lokasi. Mungkin rasa kantuk kami yang tertahan tak seberapa dibandingkan dengan waktu demi waktu yang seolah terbuang dari para jamaah yang menanti pengundian doorprice.

Kami jauh dari sempurna, tapi percayalah kami meninggalkan waktu berkumpul bersama keluarga lebih dari 3 pekan untuk memaksimalkan pelayanan hari ini.

Kami jauh dari sempurna, tapi percayalah kami meninggalkan pekerjaan kami dan menukarnya dengan menjadi relawan dalam kegiatan ini.

Jika kami memang memiliki banyak kesalahan yang seolah tak termaafkan dan dirasa mendzalimi orang lain, mohon sampaikan pada kami dengan bijak, mohon berikan kami kesempatan untuk menjelaskan teknis yang tak mungkin kami ceritakan dari angka satu hingga seratus dalam acara ini. Mohon berikan kami kalimat manis meskipun itu kritik, setidaknya hargailah kawan kami yang telah bekerja siang malam untuk melayani semua jamaah hari ini.

Jika kau memang saudara kami rangkul dan bantu kami berdiri, jangan pukul dan hakimi kami. Sakit soalnya. :’) sampe terpaksa curhat karena ku tak mampu membalas pesanmu dengan tulisan yang lebih kejam 😂.

Selama saya menjadi panitia di berbagai acara, baru kali ini ada ucapan yang begitu menyedihkan dan membuat saya lebay. Tapi kalau kata Bung Fiersa sih begini :

Anggap saja curhatan nyampah ini saya tulis ketika saya benar-benar berada di titik lemah dan lelah. Bukannya ingin dihargai dengan pujian, namun terkadang kritik yang disampaikan secara baik dan sopan sungguh akan berbeda jika disampaikan dengan emosi tanpa pikir panjang.

Kemudian saya pun berkaca pada diri sendiri. Mungkin seperti inilah rasanya ketika saya pernah marah pada seseorang, tanpa tabayyun terlebih dahulu pada yang bersangkutan, tanpa tedeng aling-aling kemudian menyalahkan atas apa yang terjadi. Padahal yang telah terjadi adalah takdir Allah diluar kendali manusia. Tak ada yang menginginkan untuk dicaci, namun tak ingin pula terhapus amal karena mengharap puji.

Ah, kemarin saya banyak belajar dan introspeksi diri.

Untuk para panitia dan semua relawan yang telah men-sedekahkan waktu, tenaga dan pikirannya, semoga Allah limpahkan padamu semua kekuatan, kebaikan serta keberkahan yang berlimpah dari Allaah. Hanya Allah yang mampu membalasnya. Semoga catatan ini tak menghapus kebaikan panjenengan semua di hadapan Allaah. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita semua. Aamiin.

Terimakasih sekali lagi untuk semua panitia, kalian luar biasa 💕💕💕