Suatu siang saya berkenalan dengan seseorang yang paling ramah di ruangan megah saat penjurian finalis Penyuluh Teladan 2018 se-Jawa Timur. Mbak Rosyida, begitu beliau memperkenalkan diri, yang kemudian saya panggil Mbak Ochi.

Kami banyak ngobrol dan saling membantu selama tiga hari masa “karantina” tersebut. Saya pun sudah menganggapnya sebagai kakak yang enak dicurhatin dan dipeluk. Hihi..

Begitulah hingga waktu memisahkan kami dengan janji akan bertemu di penganugerahan juara Penyuluh Teladan saat Jambore se-Jawa Timur sekitar dua bulan kemudian.

Saat hari pertama Jambore berlangsung, kami belum “sempat” bertemu dan memberikan pelukan hangat selamat bekerja keras karena padatnya rangkaian acara yang harus kami jalani di setiap tenda wilayah masing-masing. Saya pun bergumam,

“Ah, paling nanti juga ketemu kalo Mbak Ochi menang pasti maju ke panggung.”

Ternyata tidak, dengan ribuan orang yang berkumpul di satu lapangan yang luas tidak memungkinkan bagi kami untuk saling mencari kecuali meminjam microphone panitia.

Saat hari kedua saya pun menuju ke masjid untuk mendinginkan badan dan pikiran karena panasnya udara Sidoarjo siang itu. Betapa terkejutnya saya ketika keluar dari tempat wudhu, orang di depan saya adalah orang yang saya pikirkan beberapa saat yang lalu.

“Mbak Ochi!!” teriakku spontan seraya memeluknya. Begitupun dengannya, menyalami dan memelukku erat.

“Aku tuh dah curiga sama sandal di depan.”

“Curiga kenapa mbak?” tanyaku tak mengerti.

“Itu tuh, tulisan Jihan di sandal. Jangan-jangan Jihan yang ini. Hahahaha..” mbak Ochi tertawa sambil menunjuk sandalku yang narsis betul itu. Aku pun ikut tertawa.

“Untung sandalnya kukasih nama Mbak, gakpapa malu-maluin yang penting ketemu Mbak Ochi. Hahahahaha”

Alhamdulillah, pertemuan yang tak terduga. Allah lah yang menggerakkan saya untuk memberi sandal jepit baru itu sebuah nama yang diingat Mbak Ochi.

Hari ini, beliau mampir ke Malang dan menyempatkan diri untuk bergosip ria soal lomba Jambore kemarin denganku. Sayang beliau bersama dengan keluarganya, kalau tidak, sudah pasti kuculik untuk makan Bakso President dan nongki cantik di Roti Bakar 543 dekat rumah. Haha.

Terimakasih Mbak Ochi, sampai bertemu lagi, insyaAllah…