Waspadai hipertensi adalah tagline di keluarga kami yang akhir-akhir ini menghiasi meja makan. Sebelumnya saya sudah bercerita tentang bagaimana penyakit jantung bisa menyerang Ayah kami.

Ayah memang punya riwayat hipertensi dan hal inilah yang memicu penyakit jantung bisa bertumbuh dengan baik jika tidak segera diatasi dengan obat-obatan maupun pencegahan dengan menerapkan pola hidup yang sehat.

Sejak Ayah harus memasang ring jantung, pola makan benar-benar harus diatur. Mulai dari gizi yang terkandung dalam bahan makanan yang akan dikonsumsi, suntik insulin, dan obat yang harus diminum setiap harinya.

Hubungan antara Kadar Gula dalam Darah dan Tekanan Darah

Tekanan darahnya naik tapi kok ada treatment untuk kadar gula dalam darah juga?

Nah, menurut pengalaman nih, terutama untuk Ayah saya yang memang cenderung memiliki kadar gula dalam darah yang tinggi, maka pengaturan agar kadar gula dalam darah tetap stabil. Kenapa?

Karena hipertensi atau tekanan darah tinggi itu akan cenderung lebih cepat “kambuh” karena kadar gula dalam darah juga tinggi. Oleh karena itu orang dengan diabet harus suntik insulin untuk menomalkan kandungan gula dalam darahnya. Sehingga jika gula dalam darah normal, tekanan darah juga bisa dijaga agar tetap seimbang.

waspadai hipertensi

Sebahaya itukah hipertensi sehingga harus diwaspadai? Yuk simak!

Waspadai Hipertensi Sebagai Silent Killer, Sebahaya Apa Sih?

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyatakan bahwa setiap tahun sebanyak tujuh juta orang di dunia meninggal akibat Hipertensi. Pada 2011, dilaporkan sekitar satu milyar orang di dunia menderita Hipertensi, dua pertiga diantaranya berada di negara berkembang, termasuk di Indonesia.

Indonesia sendiri jika dikalkulasi, 1 di antara 3 orang penduduk dewasa usia 18 tahun ke atas, berarti lebih kurang sebanyak 51 juta orang dewasa, menderita Hipertensi. Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%. Tidak ada perbedaan proporsi antara laki-laki dan wanita yang menderita hipertensi, demikian pula dengan tingkat sosial ekonomi. Semua orang berisiko terkena hipertensi.

Oleh karena itu ngga bisa bilang juga karena faktor keturunan adalah satu-satunya yang bisa membuat orang hipertensi. Karena banyak sekali faktor lain yang menyebabkan hipertensi itu sendiri.

Hipertensi seringkali disebut silent killer karena terjadi dengan tanpa tanda atau gejala. Oleh karena itu tidak heran jika banyak orang seringkali baru menyadarinya jika telah menyebabkan gangguan pada organ tubuh. Penelitian mengungkapkan bahwa sebanyak 76,1% penduduk tidak mengetahui dirinya mengidap Hipertensi, di mana hanya 7,2% penduduk yang mengetahui dirinya menderita hipertensi.

Waspadai Hipertensi dengan Makan Makanan Sehat

Makanan yang kita konsumsi tentu juga sangat berpengaruh terhadap tekanan darah kita ya guys. Pemilihan menu makan juga menjadi peran penting untuk mencegah hipertensi.

makanan untuk orang hipertensi

Nah untuk makanan, biasanya dokter menyarankan pada pasien hipertensi agar mengonsumsi makanan yang rendah natrium, lemak, dan juga kolesterol. Namun tinggi akan serat, kalsium, dan juga protein. Berikut beberapa bahan makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi orang dengan hipertensi:

  • Sayur-sayuran seperti brokoli, wortel, kentang, dan lain-lain.
  • Buah-buahan seperti buah bit, pisang, keluarga berry, dan masih banyak lagi.
  • Bawang putih
  • Yoghurt
  • Ikan laut

Banyak orang mengatakan bahwa penderita hipertensi jangan banyak-banyak mengonsumsi bumbu-bumbu yang mengandung banyak natrium. Yes, ketika Ayah saya sudah mulai aware dengan kesehatannya, terutama jantung, Ayah betul-betul membatasi konsumsi garam.

Lalu apakah Ayah saya mengonsumsi makanan tanpa garam dengan rasa yang hambar? Alhamdulillaahnya sih engga ya, karena garam sebagai penyedap rasa bisa diganti dengan MSG lho! Asalkan sesuai takaran yang dianjurkan. MSG bisa menggantikan garam untuk masakan karena terbuat dari bahan alami yaitu tetes tebu yang di fermentasi.

Banyak stigma buruk di masyarakat seputar MSG berbahaya bagi tubuh, padahala nyatanya belum ada penelitian yang membuktikan hal tersebut. Fakta bahwa MSG tidak serta merta semua berbahaya adalah fakta yang harus kita luruskan di sini ya teman-teman.

Dilansir langsung dari website Kemenkes, dikatakan bahwa kandungan zat dalam MSG ada 3 yaitu asam glutamat 78%, natrium 12%, air 10%. Sehingga zat utama adalah asam glutamat yang merupakan asam amino yang tidak berbeda dengan asam amino yang terkandung  dalam makanan alami sehari-hari seperti tomat, keju, daging dsb

Penelitian berjudul pertemuan Konsensus Monosodium Glutamate, Perkembangan terbaru berkesimpulan bahwa total asupan glutamat dari makanan di negara-negara Eropa pada umumnya stabil berkisar antara 5-12 gram/hari.

MSG adalah salah satu bahan tambahan pangan penguat rasa yang paling aman dan diizinkan untuk dikonsumsi. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.033 Tahun 2012 dengan takaran secukupnya. Aturan lain adalah Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan makanan RI No.23 tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Penguat Rasa. Inti dari aturan aturan ini adalah MSG aman dikonsumsi dalam takaran yang sesuai.

Batas maksimal konsumsi MSG yang direkomendasikan WHO adalah 6 gram per hari. Sementara, Kemenkes RI merekomendasikan batas aman konsumsi MSG sebanyak 5 gram per hari.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa MSG lebih aman dibanding garam, terlebih untuk penderita hipertensi. Ini karena kandungan natrium yang terdapat pada MSG lebih sedikit yaitu hanya 1/3 dari kandungan natrium yang terdapat pada garam dapur. Penderita hipertensi tetap bisa mengonsumsi makanan lezat yang umami dengan cara mengganti garam dengan MSG.

Yuk terapkan kebiasaan hidup sehat dan pola makan yang terukur serta teratur demi generasi sehat di masa depan.

Semoga artikel ini bermanfaat ya!