Tempe Bacem Kotagede yang terkenal sering disandingkan dengan Gudeng Manggar. Tempe bacem merupakan produk kuliner Ki Ageng Mangir Wonoboyo II, musuh politik Panembahan Senopati yang kepalanya dikepruk sang Panembahan setelah menghadap sebagai menantu dengan menikahi Puteri Panembahan yang pandai menari tayub, Pembayun.
Dalam gudeng Manggar itu selalu ada tempe bacem Sargede (asal kata Pasar Gede, sebuah pasar di Kotagede), di sinilah kemudian orang Bantul mengenang Gudeg Manggar sebagai satu-satunya bentuk kemenangan atas Panembahan Senopati yang bangsawan dari keturunan luar Hutan Mentaok.
Tempe menjadi makanan yang amat terkenal setelah krisis pangan pasca Perang Diponegoro, saat itu Van Den Bosch menerapkan kerja rodi. Seluruh rakyat diharuskan menanam tanam-tanaman perkebunan seperti tebu dan karet, dan ini semakin merusak unsur hara tanah. Pada masa-masa ini tempe menjadi semacam makanan wajib.
Rakyat yang kelaparan dan kehilangan padinya karena harus berebut jam kerja dengan kewajiban rodi, memakan makanan yang dihasilkan dari tanaman yang gampang tumbuh seperti : Ubi, Singkong dan Kedelai. Lalu kedelai inilah yang kemudian diolah menjadi tempe. Salah satu versi sejarah menyatakan bahwa tempe ditemukan pada era tanam paksa, tahun 1875 dengan meniru makanan Cina yang bernama Koji, kedelai yang difermentasikan menggunakan kapang.
Namun diantara semua jenis tempe, saya ikut bangga bagaimana tempe Malang dengan kekhasan aroma kunyit dan ketumbarnya menjadi ciri khas dan didaulat sebagai tempe terenak di dunia.
Daulat Tempe Malang Jadi Tempe Terenak di Dunia
Adalah Dr. Jonathan Agranoff, MD., MSc. yang memberikan predikat tersebut terhadap tempe Malang. Dokter ahli asal Inggris tersebut sudah sejak tahun 80-an berkecimpung dalam dunia pertempean untuk meneliti seluk beluk tempe, kuliner terbuat dari kedelai yang disebut-sebut asli Indonesia.
“Dari semua tempe yang pernah saya teliti, tempe asal Malang memiliki kulitas dan rasa yang paling bagus,” ungkap Dr. Jonathan Agranoff, MD., MSc.
Mungkin tidak berlebihan jika tempe Malang mendapatkan predikat sebagai tempe berkualitas terbaik di dunia, karena memang secara kualitas bisa dibilang lebih unggul dari tempe-tempe produksi kota-kota lainnya. Tempe Malang memiliki tekstur kedelai lebih padat, sehingga tidak mudah terputus atau hancur ketika diiris tipis-tipis.
Keunggulan ini membuat tempe Malang sangat cocok sebagai bahan baku kering tempe (orek tempe). Selain itu, jika digoreng bisa cepat kering sehingga setelah diberi bumbu kering masih terasa renyah.

pict from Kemenparekraf
Tempe jenis ini juga kerap sekali dibuat mendol, sebuah kuliner khas Malang yang terbuat dari tempe yang dihancurkan dan dibentuk bulat lonjong sebelum digoreng. Ketika tempe ini dihancurkan, warnanya akan tetap menggairahkan dan menggugah selera siapa pun. Setelah digoreng, aroma daun jeruk purut dari mendol ini benar-benar membuat perut keroncongan.
Selain cocok diolah menjadi kering/orek tempe, tempe Malang juga menjadi bahan baku yang terbaik untuk keripik tempe. Jika dibandingkan, keripik tempe yang dibuat dari tempe jenis ini dengan keripik tempe yang bahan bakunya tempe jenis lain maka akan terasa perbedaan nyatanya. Keripik tempe dari tempe Malang yang sering menjadi buah tangan atau oleh-oleh para wisatawan yang berkunjung ke kota bunga ini dinilai lebih gurih dan renyah dibanding keripik tempe dari tempat lain.
Jalur Rempah Dunia
Para pedagang mempertaruhkan nyawa dan kekayaannya untuk memasarkan, juru masak meramunya untuk melezatkan hidangan, ahli kesehatan meraciknya untuk pengobatan. Para raja mengirim ekspedisi mengarungi samudera untuk mendapatkannya, diplomasi demi diplomasi dirajut, hubungan antarmanusia menjadi global dan sejarah peradaban manusia berubah. Sebegitu pentingnya rempah-rempah dalam kehidupan manusia, sehingga menjadi penghela perkembangan ekonomi, sosial budaya, dan politik dalam skala global.
Jalur Rempah Dunia, telah menjadi simpul peradaban bahari Nusantara, jalur kebudayaan dan peradaban yang bukan sekedar sebagai akses pertukaran niaga, tetapi juga membawa serta gagasan, pengetahuan, seni dan budaya di sepanjang rute perjalanan dari ujung paling timur kepulauan Indonesia melewati selat Malaka sampai Afrika, Timur Tengah dan Eropa.
Berabad-abad lalu rempah telah menjadi komoditas bernilai tinggi. dari banyak kepulauan di nusantara, rempah dibawa dan diperdagangkan dari lintas pulau ke berbagai penjuru dunia.
Cita rasa rempah tidak hanya melabuhkan kapal dari luar nusantara namun juga menciptakan suatu titik dan jejak budaya yang kita sebut sebagai jalur rempah.
Jalur rempah menjadi bukti nyata bahwa rempah tidak hanya berperan sebagai komoditas namun juga andil dalam perkembangan peradaban dunia dan menjadi nafas kebudayaan bahari Indonesia. Inilah jalur rempah. Jejak-jejak kekayaan bangsa di masa lalu yang terus digali dan direkonstruksi. Suatu program yang diusahakan secara kolektif untuk maju sebagai warisan dunia UNESCO.
Titik titik itu menyatu, melebur dan menjadi rajutan. Rajutan itulah yang berasal dari Indonesia sentris jauh sebelum kehadiran bangsa-bangsa Eropa.
Ada interaksi di sana. Interaksi yang meneguhkan kebhinekaan kita, sekaligus meneguhkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Jalur rempah Indonesia bahkan jauh lebih luas dibanding jalur rempah China. Maka sudah selayaknya kita turut bangga, melestarikan, serta menjadikannya serupa napas dalam kehidupan kita.
Dalam diskusi ”Menggali Ulang Sejarah Rempah Nusantara” di harian Kompas, akhir Januari lalu, Susanto Zuhdi mengatakan :
Keberuntungan kita adalah bangsa-bangsa Eropa mencatat sejarah pencarian rempah di Nusantara dan bangsa yang kalah adalah bangsa yang hanya mengingat, tetapi tidak mencatat. Jangan sampai kita akhirnya “kalah” karena terus-menerus terbuai dalam romantisme ingatan, tetapi lupa untuk berbuat.
Referensi pendukung :
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Facebook Official Account
Republika : Budidaya Kopi yang Mengubah Kota Malang
Rumah di tanah rempah oleh Nurdiyansah Dalidjo
Nationalgeographic
Journal of Enviromental Psychology about Coffee
ngalam.co
TimesIndonesia.co.id
Ikuti juga Komunitas Pertanian Sariagri yuk untuk mendukung pertanian di Indonesia.
18 Komentar. Leave new
Tempe oh tempe. Emang enak tempe Malang dan tiada duanya sehingga wajar disebut sebagai tempe terenak di seluruh dunia
Aku udah baca serat Centini beberapa kali dan baru nyadar ada tempe di dalamnya. Hihi.. Padahal selama ini klo inget tempe selalu inget rawon. Dan rawon selalu inget sejarah ken Arok yg tidak lepas dari sejarah rawon itu sendiri. Jadi laper
Pantesan ya ngopi syantik itu bisa memberikan booster yang cukup baik saat beraktivitas. Ngehirupnya aja udah bisa menajamkan pikiran, lah gimana kalo ngabisin kopi segelas, apalagi ditambah pisang goreng, hehehehe. Makanya saya sering nih ngopi sambil nulis artikel, ya biar semangat dan lebih mudah dapat idenya.
Saya pun suka tempe dan olahannya misalnya dibikin mendoan, sayur, digoreng tepung dan lainnya.
Yaampun berisi ilmu yang berharga disini mbak, kebetulan saya baca artikel ini sambil ngopi. Beruntung sih Indonesia termasuk jadi jalur rempah dunia, bangga juga ada banyak komoditas rempah yang banyak tumbuh disini.
Lha kok saya penasaran mau coba Tempe Malang ini
Mbak di Malang kan ya?
Nek ape nang Suroboyo, titip ya
Saya jadi bangga nih bisa tahu sejarah panjang di atas
tempe Malang emang istimewa, rasanya beda. Ternyata sejarahnya panjang yaaa, sampai ke jaman kolonial Belanda. Dan baru tahu kalau dulu Malang jadi penghasil biji kopi yang cukup besar. Kalau sekarang apakah masih sama? Karena jarang dengan kopi Malang. Yang mendunia saat ini kopi Toraja, kopi Aceh, kopi Bali dan kopi Papua.
eh bentar, yang bikin tempe di mesir bukan fedi nuril kak. fedi nuril mainnya di ayat-ayat cinta 😂 kalau yang di KCB kholidi asadil wkwk.
Sampai sekarang tempe ini menjadi cemilan, di goreng kerinng dan dimakan sama cabai.
Tapii masih penasaran nih sama cita rasa dari tempe Malang, dari cara masaknya udah beda dan kaya akan rempah lagi.
Duh tempe
pas banget, tadi masak tempe penyet, lezaattt
saya baru tau Malang jadi penghasil kopi terbesar di Provinsi Jawa Timur
mirip Bandun g di Jawa Barat ya?
secara kota Malang mirip banget dengan Kota Bandung
Tema yang menarik nih..sedikit banyak saya jadi seperti belajar sejarah lagi. Kopi dan tempe memang ‘harta karun’ yang sangat bernilai bagi bangsa kita.
tahu tempe dan tape malang itu emang yang paling wuenakkkkk… asli deh. aku dulu tinggal di malang, nyari tahu malang tuh ga susah.. kalau di sby sini sekarang kudu beli tahu susu jombang dulu baru dapat yang enak haha.. memang beda yaa mungkin udah resep turun temurun
wah saya baru tahu nih tempe malang dinobatkan sebagai tempe terenak di dunia. dulu pernah sih makan kripik tempe oleh-oleh malang tapi belum pernah makan tempe yang belum diolahnya. jadi penasaran
Kopi Sido Mulia Malang ini memang legendaris, Mbak. Aku pengin banget deh bisa ke sana. Kopi Dampit juga populer di kalangan pencinta kopi Nusantara. Sungguh potensi aroma yang tak lekang dimakan usia. Kalau soal rempah Nusantara, aku selalu ingat cerita perebutan lada antara Inggris dan Belanda di Pulau Run yang akhirnya berbuah New Amsterdam alias New York. Lewat tulisan ini aku jadi makin menyadari kekayaan rempah Indonesia dan potensinya untuk memajukan kesejahteraan rakyatnya.
Foto kebun kopi di Malang zaman dulu, mengingatkan saya dengan Lampung. Di Lampung masih banyak ditemui kebun kopi macem itu mbak. Apalagi tempat bibi saya. Coba mbak Jihan sesekali travelling ke sana pasti bisa dapet banyak bahan tulisan yang ciamik.
Beneran ini tempe Malang paling enak di dunia? Ya, Allah aku pecinta tempe belum pernah makan tempe asli malang. Well, semoga Allah kabulkan impian jalan2 ke Malang.
Senang sekali dengan tempe. Bahkan anakku lebih senang tempe daripada menu makanan lain. Bangga karena tempe adalah makanan asli Indonesia. Dan kalau pulang ke Surabaya, sempetin main ke Malang untuk mencoba olahan kacang kedelai ini.
Kopi dan tempe, 2 favoritku. Tapi tempe goreng yaaaa. Tempe malang tempe terenak…. Jadi penasaran. Minum kopi juga jadi berasa gimana gitu. Ternyata ada perjuangan dan pe deritaan di balik semua kenikmatan saat ini. Bersyukur nya aku hidup di zaman ini. Wkwkwk
Keduanya sukaanku nih, walau menurutku kurang sip kalau disajikan bareng >.< hahaha..
btw baru tahu kalau dulu kopinya gak dapet yg premium tp yg sisa, ih kzl! kalau skrg kan kopi Indonesia tuh mendunia jg yaa..
btw tempenya cakep amat gambarnya, keliatan golden garing kriuk2 asin gurih, hahahh..