Sakau gula! Kata para ilmuwan gula lebih berbahaya daripada kokain. Yah, untuk itulah saya ingin mengawali diet pertama dengan diet gula tambahan. Ini tanda-tanda kita sudah sakau gula :

Bahayanya apaa?

Obesitas, kesehatan kulit, pemicu kanker, sakit jantung, dan lain-lain.

Hari Pertama No Additional Sugar.

So Far so good, alhamdulillah bisa menahan untuk minum yang manis-manis, makan yang manis-manis dan tambahan gula yang ngga perlu.
Awal membayangkan memang sulit, apalagi saya orangnya suka manis. Minumnya kalo ngga es teh atau es jeruk atau es sirup yaa terpaksa air putih. Sungguh kebiasaan yang sangat buruk. Belum lagi coklat dan cake yang manis-manis selalu jadi cemilan. Saat kerja, baca, nulis atau ketika bosan melanda. Duh pokoknya isi perut rasanya racun semua. Iya, racun mr. Sir kalau kata dokter zaidulAkbar. Pasti sudah banyak yang tahu soal diet gula ini yah?
Saya berpikir, kapan lagi mau mulai merubah kebiasaan kalau tidak sekarang? Isya masih kecil, pekerjaan dan impian juga masih banyak yang belum diraih, apakah rela sakit di usia muda? Akhirnya saya berjanji pada diri sendiri untuk diet gula seperti poster tantangan dokter Zaidul Akbar pagi itu.
Begini tantangan beliau,
Silakan kalo mau lanjut men challenge dirinya ya selama 7 hari dia bebas craving sugar alias sakau gula pasir.
.
Pokoknya klo ada gula pasir di produknya, SAY NOOOOO .
Katakan “ saya sudah cukup manis tanpa anda sir ( panggilan mesra ke gula agar dia ga tersinggung, sebab ada yang protes lagi ga boleh makanan ini itu, meski ilmuwan lbh seneng nyebut sugar is poison😊, boleh jg panggil gulanya “son”)
.
Dan tahukah kita gula di nasi putih juga tinggi..?
.
Say bye bye to mr sir yaaa 🤣
.
Pic by @holisticbodyandsoul
Tapi kurang seru dan bakal tidak konsisten rasanya kalau sendirian. Iseng-iseng saya menantang salah seorang sahabat mengunyah yang selama ini selera makannya tampak sama seperti saya. Banyak dan apa aja masuk, wkwk.
Dia menyanggupi, saya pun oke. Akhirnya berjalan lah diet kami.
Hari pertama saling posting foto sarapan.
Jujur saja saya masih belum bisa lepas dari nasi putih, selain karena tidak punya beras merah dan pengganti lain ya nasi putih its ok lah menurut kesepakatan kami. Yang tidak boleh adalah gula tambahan pada makanan seperti yang tersebut di poster.
Hari pertama untuk sarapan saya bikin tuh namanya sayur tumis buncis dan wortel. Tanpa gula, bumbunya hanya bawang putih bawang merah, garam, cabe dan merica. Alhamdulillah enak. Tanpa kecap juga. Siangnya saya makan singkong dan roti gandum yang beli di indomart. Tanpa selai. Biasanya saya selalu makan roti dengan selai. Gimana rasanya? Duh gausa ditanya. Hambar! Tapi ya akhirnya tertelan juga karena lapar.
Malamnya makan nasi putih dan sayuran tanpa gula juga. Biasanya setelah makan malam ini waktunya ngopi sambil bikin tulisan atau baca, tapi hari pertama diet gula akhirnya saya malas-malasan di atas tempat tidur bermain gawai. Rasanya kok kayak ada yang kurang ya.
Namanya juga baru pertama beradaptasi tanpa tambahan gula, pecandu kopi lagi! Duh udahlah gusar banget sampai malam rasanya ngantuk tapi dibuat tidur ngga nyenyak. Astaghfirullah, sejauh inikah tubuh benar-benar kecanduan banget dengan gula?
Hari kedua.
Alhamdulillah pagi sarapan dengan sayuran rebus dan tempe. Pagi-pagi juga biasanya bikin kopi, tapi akhirnya diganti dengan air lemon dan madu. Siangnya ada tamu tuh, godaan mulai datang. Kita beli mie pangsit dan ada beberapa oleh-oleh dari tamu berupa cake coklat kacang kesukaan. Lagi-lagi saya hanya menelan ludah. Disaat yang lain menikmati mie pangsit yang aduhai nikmatnya di siang bolong, saya hanya minum air putih. Saya menyemangati diri sendiri, masa baru sehari udah kalah?
Malamnya mengalah juga dengan tidak banyak makan nasi putih, cukup sayuran dan tempe goreng. Karena masih lapar akhirnya saya bikin es jeruk lalu minum sebanyak-banyaknya, wkwk. Maklum, porsi makan saya memang banyak. Proses adaptasi untuk mengurangi nasi putih terasa berat, karena kalau perut lapar otomatis tidur jadi ngga nyenyak, gusar, gelibekan sana-sini. Apakah ini yang disebut sakau gula?
Hari ketiga.
Alhamdulillah hari ketiga lebih mudah, karena saya memutuskan untuk ikut berpuasa Sunnah Senin sekaligus menyambut yaumul bidh dan Syawal. Percuma juga saya ngga bisa makan cemilan dan makanan yang saya sukai jadi yaudah mending puasa aja deh, begitu pikir saya, hehe. Inginnya sehat berbonus pahala. Eh tapi salah ya niatnya, yang pertama harusnya diniatkan beribadah, lalu sehat itu akan mengikuti dengan sendirinya. Padahal saya termasuk orang yang sangat susah untuk berpuasa. Saya yang doyan makan dan nyemil ini sungguh kalau bukan Ramadan sepertinya tidak akan belajar puasa. Apalagi kalau tanpa teman, wah sulit sekali untuk istikamah berpuasa sunnah. Karena tantangan kali ini, saya jadi ingin sekaligus untuk belajar puasa di luar Ramadan, mudah-mudahan bisa konsisten ya, aamiin.
Sahur saya hanya minum air lemon dan madu serta makan sayur yang sudah saya tumis malam harinya.
Siang hari sudah terasa lemasnya, inginnya tidur terus, ngantuk terus.
Nggak apa-apa, sehat insya Allah, batin saya menyemangati diri sendiri.
Meskipun di sore hari pun lemas makin terasa, tapi pantang menyerah dong! Sudah kepalang tanggung hari ketiga puasa gula, hari pertama puasa Syawal masa sudah nyerah?
Alhamdulillah akhirnya satu hari pun terlewati tanpa additional sugar.
Berbuka dengan nasi putih, tumis sawi dan brokoli dan minumnya air lemon madu. Masya Allah nikmatnya.
Meskipun ada godaan bakso di depan mata, tapi saya skip untuk tantangan minggu ini.
Ada yang bilang bakso itu fastfood, jadi ngga boleh. Oke dehh..
Beberapa kali saya memang sempat tergoda untuk cheating day. Adik saya gencar banget tiap hari ngomporin untuk membatalkan puasa gula. Apalagi di rumah sedang banyak sekali cemilan kesukaan saya, ada juga soda yang dia buat khusus untuk saya dicampur dengan sirup dan air dingin. Duh, dulu itu minuman favorit saat panasnya matahari di siang bolong. Pulang kerja saat istirahat siang sambil nengokin Isya buka kulkas lalu terhidanglah minuman itu, rasanya ingin menenggak habis. Tapi kalau saya habiskan maka saya akan kalah. Tahan tahan, saya selalu memberikan semangat positif pada diri sendiri. Tahan dong, tinggal sedikit lagi, kamu bisa minum ini setelah puasa gula ini nanti. Setiap saat kamu bisa beli, untuk sekarang harus bertahan!
Lucu sekali rasanya melihat diri saya sendiri begitu kuat menahan nafsu untuk mengonsumsi gula tambahan, menahan liur dan menutup telinga serta mata agar tak mendengar dan melihat sesuatu yang membuat iman saya goyah. Demi berhasilnya sebuah tantangan. Ada rasa puas dan senang ketika akhirnya saya juga bisa lepas dari kopi selama tiga hari ini. Meskipun ritme tidur agak terganggu, tak apa. Inilah respon tubuh untuk awal yang baik, insya Allah.
Hari ini memasuki hari ke-empat, mudah-mudahan berhasil hingga garis finish. Aamiin
Halo teman seperjuangan, semangat yuk!