Bekisar merah ini, awal ceritanya bikin jantungan. Deg-degkan, akan seperti apa kisah cinta seorang kembang desa yang cantik jelita. Hingga sampai pada pertengahan cerita, agaknya sudah bisa ditebak endingnya seperti apa.
Ceritanya mirip dengan alur Bidadari Bermata Bening karya Habiburrahman ElShirazy. Hanya saja setting tempat dan waktunya jauh berbeda. Bekisar merah lebih menggambarkan bagaimana penderitaan masyarakat saat masa-masa orde baru. Daerah terbelakang masih tetap terbelakang, kompleksitas permasalahan seputar petani, tengkulak, pedagang besar hingga pemilik perusahaan ternyata tak berubah hingga sekarang.
Membacanya, aku juga memperoleh pengetahuan baru tentang bagaimana pengolahan nira kelapa menjadi gula dan bagaimana tingkat kesulitan pembuatannya, yang tentu saja tak pernah kubayangkan sebelumnya akan serumit itu.
Kemudian kisah cinta Lasi yang polos dan lugu sudah bisa kuprediksi dari bab kedua, bagaimana akhirnya Lasi menemukan kebahagiaannya. Apakah dengan Si Darsa yang mampu memantik hatinya saat para pemuda malah menjauhinya? Atau dengan si Kanjat, pemuda cerdas, terpelajar, anak seorang tengkulak dan teman masa kecil Lasi?
Meskipun mirip dengan alur Bidadari Bermata Bening, tapi tetap seru kok untuk diikuti. Ditambah pengetahuan dan hikmah besar yang dapat kita ambil dari sebuah kisah. Kalau ada waktu luang, baca yuk! Bisa lewat ijak atau ipusnas buat yang ngga bisa menemukan versi cetaknya di toko buku.
Selamat membaca! 😊