Lagi heboh dengan aplikasi Face App yang menampilkan wajah kita di usia delapan puluh atau tujuh puluh tahun. Heboh yang saya bahas disini bukan heboh karena banyak yang memakai. Tapi heboh ada yang mengharamkan, ada pula yang memakainya sebagai pengingat saja bahwa kita nanti juga akan tua. Ada juga yang melambungkan harapan bahwa cintanya akan bertahan bahkan jika kerutan serta uban sudah memenuhi wajah dan rambutnya.

Saya sendiri orang yang tidak memakai aplikasi itu. Bukan karena saya ikut yang mengharamkan ya, tapi lebih pada rasa takut untuk menjadi tua. Takut melihat orang tua saya memiliki kerutan yang sama. Apalagi ada wajah yang sangat mirip dengan almarhum kakek saya ketika salah seorang paman memperlihatkan hasil FaceAppnya. Bisa dibayangin kan ya takutnya? Hehe..

Hebohnya tidak berhenti disitu, ada yang mulai ramai-ramai menuduh orang-orang yang memakai aplikasi itu dengan fatwa sesat, keluar dari sunnah, dan berbagai macam tuduhan yang lain.
Mengeluarkan orang dari sunnah itu sangat sulit. Tapi faktanya orang-orang yang keras dalam hal ini justru dengan mudahnya menuduh sesat orang yang tidak sejalan dengan golongannya.
Kita tahu, berbantah-bantahan itu paling mudah. Ngomong haram itu paling gampang. Padahal ulama dikatakan pintar itu adalah ketika dia bisa memberikan celah tanpa harus terjerumus dalam dosa.
Mereka yang berpendapat haram memiliki alasan karena merubah foto adalah merubah ciptaan Allah. Padahal merubah foto atau mengedit foto tidak sama dengan merubah ciptaan. Kalau mau mengikuti tafsir salaf maka baiknya kita tengok tafsir surat An-Nisa ayat 119.
Suatu ketika ustadz Abdullah Al Hadrami sebagai guru panutan kami mengatakan, Adakah Allah menyebutkan edit foto adalah merubah ciptaan? Tapi ulama boleh berijtihad. Tapi tidak dengan mengeluarkan seseorang dari keislamannya hanya karena masalah sepele seperti ini. FaceApp gitu lho, lalu anda dikeluarkan dari keislaman? Atau anda dikeluarkan dari ahlus Sunnah wal Jamaah?
Kenapa harus ribut hanya karena aplikasi?
Kamu berpendapat haram ya silahkan.
Kita tidak berpendapat demikian, meskipun kami juga tidak mencoba aplikasi itu dengan alasan lain.
Maka kembalikan saja pada syarat-syarat foto. Sehingga tidak perlu diributkan berlarut-larut seolah tiada hari esok, hehe..
Bahkan ada yang sampai mengatakan bahwa golongan yang membolehkan aplikasi itu adalah sesat, tidak sunnah, dan berbagai tuduhan lain. Inilah akibat dari belajar tanpa prosedur.
Ibarat sekolah dia maunya tuh langsung sarjana. Padahal dia belum memahami dasar-dasar ilmu yang didapatkan dari SMP atau SMA. Karena semakin tinggi ilmu seseorang maka ia akan semakin berhati-hati untuk menyalah-nyalahkan seseorang.

Mudah-mudahan tidak ada lagi yang ribut perkara FaceApp 😂

Cukuplah kita jadikan pelajaran bahwa kita akan jadi jelek, keriput, tidak ada lagi yang bisa dibanggakan. Maka apalagi yang akan kita sombongkan?