Pendidikan di Indonesia tidak bisa lepas dari peran guru inovatif. Guru sebagai garda terdepan di bidang pendidikan formal saat ini memang dituntut banyak dan lebih dari era sebelumnya. Kalau sebelumnya guru cukup menerangkan pembelajaran di depan kelas, memberi tugas pada peserta didik untuk mengerjakan LKS, menjadwalkan ulangan harian, memberi penilaian, lalu selesai. Maka tidak untuk era 4.0 saat ini. Bahkan kita harus bersiap, karena 4.0 akan segera ditinggalkan, menyambut era baru.

Peran guru inovatif menjadi sangat dibutuhkan karena proses belajar mengajar tidak hanya sekadar transfer ilmu. Melainkan ada pendekatan yang menyentuh hati, proses menggali, serta mengembangkan potensi dan menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Jadi tidak hanya menjejali mereka dengan ilmu pengetahuan tanpa memperhatikan budi pekerti serta kecakapan atau keterampilan lainnya. Sebagaimana siswa yang memiliki ciri khas dan gaya belajar masing-masing, begitu pun guru. Inovasi-inovasi yang selama ini disuguhkan seperti Lesson study, role playing, jigsaw, dan lain-lain adalah bukti berbagai macam bentuk metode mengajar hasil inovasi guru untuk membuat suasana kelas menjadi nyaman dan menyenangkan, sekaligus untuk menggali potensi siswanya juga.

guru inovatif dan perannya

Tantangan Guru di Abad 21

Beberapa bulan yang lalu sebelum pandemi melanda bumi ini, saya seringkali menulis sendirian di salah satu gerai makanan cepat saji yang menyediakan tempat duduk berjam-jam untuk pelanggannya. Di sana saya sering menemui guru muda yang sedang mengajari murid-muridnya belajar kimia. Percakapan diantara mereka juga tidak formal seperti di sekolah. Bahkan mereka terdengar seperti teman meskipun panggilannya “Miss” untuk guru yang dimaksud. Kedekatan ini membuat saya sadar bahwa selama ini guru seharusnya memang perlu untuk menjadi teman bagi peserta didik, bukan hanya sebagai pendidik atau pengganti orangtua di sekolah.

Cara yang dilakukan, pendekatan yang diberikan oleh guru muda tersebut pada akhirnya melebur gap yang seharusnya tidak ada. Mereka tetap belajar dengan rasa hormat pada sang guru, namun pembicaraan mengalir seperti teman akrab. Mereka pun bercerita bahwa lebih cepat memahami pelajaran yang diajarkan oleh sang guru ketika tidak di sekolah. Mereka betah belajar berjam-jam hingga larut, karena pengajarannya memang menyenangkan. Sambil ngobrol, sambil belajar.

Sebenarnya Indonesia sepatutnya bangga dengan berbagai inovasi yang dilakukan oleh guru untuk memajukan kualitas sumber daya manusia bersama-sama sebagaimana contoh di atas. Belum lagi ada metode belajar yang diadopsi dari berbagai negara lalu dimodifikasi demi menciptakan suasana kelas yang nyaman. Karena menjadi pengajar itu tidak mudah, semua sepakat dengan hal itu. Apalagi di zaman sekarang. Tsunami informasi membendung dan memenuhi pikiran-pikiran peserta didik sekaligus gurunya.

Peran guru sebagai pendidik harus tetap ada dan tidak bisa digantikan oleh siapapun. Bukan oleh robot, aplikasi, atau apapun itu. Bukan pula oleh gadget yang saat ini menjelma menjadi ensiklopedia sekalipun. Oleh karena itu menjadi guru yang pintar saja tidak cukup, tapi juga harus punya kompetensi pedagogy yang baik dan inovasi yang tinggi. Inilah mengapa guru-guru di negara maju khususnya Finlandia memiliki setidaknya empat motivasi untuk menjadi guru inovatif dan kompeten.

peran penting guru

Keempat hal tersebut di atas mengarah pada perbaikan kualitas diri sendiri sebagai guru. Sehingga dibutuhkan wadah untuk menampung serta memfasilitasi apa yang sudah menjadi kebutuhan para guru tersebut.

Murid akan selalu meng-update kemampuannya di luar sana, maka jika guru hanya berdiam diri dan merasa cukup dengan ilmu yang dimilikinya, serta pengalaman yang berjalan apa adanya, maka saya yakin guru tidak akan bisa mengimbangi murid-muridnya. Apalagi di tengah zaman yang serba canggih dan modern seperti saat ini, tugas menjadi seorang guru semakin berat karena ia harus selalu berinovasi agar peserta didik nyaman belajar bersama mereka.

Bukan sekadar transfer pengetahuan namun tugas guru juga menggali potensi dan bakat yang dimiliki oleh setiap peserta didiknya. Selain itu guru juga dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi yang pesat dari tahun ke tahun. Jika guru tidak menyadari dirinya harus ikut berlari bersama perkembangan sains dan teknologi maka ia akan tertinggal jauh ke belakang. Metodenya akan usang dan termakan zaman, bahkan tak jarang sudah tak relevan lagi untuk diterapkan dalam pembelajaran.

Guru Inovatif Menjawab Tantangan

Kehadiran GuruInovatif.id menurut saya menjadi salah satu solusi cerdas agar guru mampu mengembangkan pengetahuan serta sudut pandangnya. Tidak hanya itu, namun keterampilan dalam mengoperasikan suatu hasil teknologi juga bisa dipelajari dalam GuruInovatif.id ini. Dimana tantangan besar itulah yang saat ini banyak menjadi keluhan para guru yang belum terbiasa mengoperasikan teknologi. Tanpa kemauan keras, skillnya tidak akan berkembang, akan berhenti di satu titik. Tentu kita tidak mau demikian, bukan?

Guru Belajar Mengajar di GuruInovatif.id merupakan salah satu terobosan yang unik dan menurut saya sangat efektif. Namun sebelumnya kita perlu tahu dulu, apa sih GuruInovatif.id itu?

GuruInovatif.id adalah Platform Online Learning Bersertifikat untuk Guru. Jadi di dalamnya banyak short course yang khusus dihadirkan untuk membangun keterampilan mengajar. Teman bloger dan tenaga pendidik lainnya bisa mengikutinya melalui metode apa saja, mulai dari kursus hingga webinar dengan sertifikat. Pelatihan Guru yang selama ini diikuti melalui luring kini bisa didapatkan melalui daring. Pun dengan sertifikasi guru serta tempat belajar guru, GuruInovatif.id sudah menyediakan segala kebutuhan guru untuk upgrading skillnya.

Mengikuti Short Course : Meningkatkan Pedagogy dan Kesadaran Literasi Abad 21

Upgrading skill tersebut termasuk bagaimana guru harus meningkatkan kompetensi pegadogynya, sebagaimana yang telah saya ikuti beberapa waktu lalu melalui short course di website GuruInovatif.id. Sudah lama sebenarnya semenjak lulus dari Pendidikan Biologi saya tidak membaca buku soal kompetensi pedagogy ini. Short course yang langsung dibawakan oleh Prof. Dr. H. Arief Rachman, M.Pd (Chairman of UNESCO National Commision) dan Dr. (Cand) Zulfikar Alimuddin, B.Eng., M.M (Director of HAFECS) sangat membuka pikiran saya dan kembali menengok dunia pendidikan yang sudah lama tidak saya pelajari lagi.

Dalam short course ini disampaikan bahwa ada kompetensi yang penting dan harus dimiliki oleh setiap guru. Yaitu kompetensi pedagogy. Berbicara soal kompetensi Pedagogy, maka kita tidak bisa melepaskan diri dari pendidikan. Dimana pendidikan adalah usaha sadar dan terencana, tidak boleh dilakukan secara spontan untuk membentuk suasana belajar. Suasana yang enak dan menyenangkan tentu saja. Karena jika suasana tidak menyenangkan, maka peserta didik tidak akan bisa menggali potensi yang ada dalam dirinya. Prof. Dr. H. Arif Rachman, M.Pd kemudian menjelaskan secara ringkas bahwa pendidikan itu ada hubungannya dengan takwa. Salah satu kalimat yang saya beri garis tebal dan mengena:

Saya tidak pernah melihat ada orang cerdas tidak dekat dengan Tuhan, karena itu menunjukkan pendidikannya tidak sukses (Prof. Dr. Arief Rachman).

Salah satu kalimat di atas yang kadang luput dan akhirnya ditinggalkan, lalu dilupakan begitu saja. Bahwa menghadirkan prinsip ketuhanan dalam setiap pembelajaran adalah salah satu usaha untuk mengembangkan potensi siswa. Tidak hanya potensi dalam ranah intelektual, namun juga spritualitas yang akan berdampak besar pada kecerdasan emosionalnya.

short course bersama guruinovatif hafecs

short course bersama trainer berpengalaman

Kompetensi pedagogy itu sendiri adalah pemahaman terhadap peserta didik. Gurunya mampu tidak untuk memahami peserta didiknya? Kemudian guru juga harus bisa mengembangkan potensi/kekuatan dari peserta didiknya. Guru juga harus mampu bergaul sesuai dengan kultur/budaya peserta didiknya. Tentu saja tuntutan guru yang satu ini bukan hanya berat, namun juga menuntut tanggung jawab. Maka sudah menjadi kewajiban jika guru inovatif yang dimiliki oleh Indonesia saat ini harus diberi wadah sebesar-besarnya dalam menuangkan ide serta gagasannya. Terlebih upgrading skill dan pengetahuannya mengenai dunia pendidikan.

Salah satu kemampuan pedagogy yang harus dimiliki oleh seorang guru (sebagaimana yang disebutkan oleh Prof. Dr. H. Arief Rachman, M.Pd adalah menguasai teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pendidikan. Jika tidak ingin tergilas oleh zaman dan ilmu pengetahuan, maka mau tidak mau guru juga harus pandai mengatur waktunya agar dapat mempelajari teknologi informasi dan komunikasi terbaru untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.

Sebagaimana yang telah ditemukan di tahun 2015, sebuah Organisasi untuk Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi/Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), yaitu organisasi yang sama dengan perancang tes PISA mempublikasikan hasil penilaian PISA mengenai keterampilan digital.

Teknologi adalah satu-satunya cara untuk secara dramatis memperluas akses kepada pengetahuan -Andreas Schleicherm direktur OECD untuk pendidikan dan keterampilan.

Maka untuk menyampaikan janji-janji yang dibawa teknologi, negara perlu berinvestasi secara lebih efektif dan memastikan bahwa guru berada di garis dalam merancang dan menerapkan perubahan ini (OECD, 2015).

Kunci untuk mendapatkan potensi keuntungan dari pembelajaran berbasis teknologi, tampaknya sepenuhnya berada di tangan kita sebagai guru. Integrasi teknologi, jika mendukung pembelajaran maka akan dapat membawa kegembiraan bagi guru dan siswa. Terutama ketika ini membuat kita mampu melakukan apa yang disebut pendidik Will Richardson (2016) “hal-hal luar biasa”.

Contohnya saja program productivity course yang ditawarkan oleh GuruInovatif.id yang salah satunya mengajarkan soal penggunaan Google Class Room untuk mengajar di kelas sekolah. Hal yang selama ini sudah dilakukan di Finlandia untuk kelas 8 dan 9  sebagai sarana pendukung pembelajaran di kelas, dimana para siswanya menggunakan software gratis untuk menciptakan slide show dan dokumen secara bersamaan. Alat ini tentu saja bekerja sangat baik bagi para siswanya.

GuruInovatif.id Siap Menjadi Wadah Guru Inovatif Indonesia

Guru yang berinovasi mengembangkan potensi, skill, maupun pengetahuannya tentang dunia pendidikan kini sudah memiliki rumah untuk kembali. Rumah yang menyediakan berbagai macam paket modul video yang membahas tentang Teaching Mastery Framework. Hadirnya GuruInovatif.id juga membuat cara paling mudah untuk Guru Belajar di GuruInovatif.id. Teman bloger hanya perlu melalui 5 proses untuk dapat langusng mendapatkan berbagai macam fasilitas dari GuruInovatif.id dan belajar bersama trainer berpengalaman sebagaimana yang telah saya lakukan.

Apa saja yang disediakan Guru Inovatif?

GuruInovatif.id menghadirkan berbagai pilihan program online baik kursus dan webinar untuk Guru Indonesia mengasah kemampuan mengajar meliputi Online Certifications 32 JP, Mini Course 8/16 JP, Productivity Courses, Innovation School Leaders adn Teacher (ISLTF) dan Webinar (Pelatihan Online) 32/64 JP.

tentang guru inovatif

Harapannya, meskipun di tengah pandemi atau suasana yang tidak memungkinkan untuk hadir secara offline, GuruInovatif.id tetap dapat memberikan layanan dengan kredit JP. Jadi guru tetap bisa mendapatkan hak sesuai dengan kinerjanya melalui pengembangan potensi diri.

GuruInovatif.id Menjadi Solusi

Salah satu hal yang membuat saya jatuh cinta pada GuruInovatif.id adalah ketika ia bisa menjawab segala permasalahan yang banyak dialami oleh guru di Indonesia. Ia mampu mewadahi permasalahan, lalu menawarkan solusinya pada tenaga pendidik. Tinggal kita saja mau melawan rasa malas untuk bergerak dari zona nyaman lalu segera memperbaiki dan menghadirkan solusi atau tidak. Karena sesungguhnya semuanya bergantung pada diri kita sendiri, mau berkembang dan bergerak maju atau menyerah di satu titik.

Keunggulannya antara lain : mengapa guru belajar di guru inovatif

Beberapa pelatihan kemampuan guru, serta kursus bersertifikasi ini ada yang gratis ada pula yang berbayar. Namun saya pikir semuanya worth it to buy and do untuk mendukung dan mengembangkan potensi kita sebagai guru. Beberapa short couse, webinar, dan training tersebut sangat mudah diikuti oleh guru.

mini course

beberapa mini course yang dapat diikuti di GuruInovatif.id

 

productivity course

beberapa productivity course yang dapat diikuti melalui GuruInovatif.id

 

onlien course and webinar

online course dan webinar dalam guruinovatif.id

Berbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat diakses dengan mudah tersebut merupakan salah satu bentuk kolaborasi lewat teknologi agar membuat pelatihan, sertifikasi serta tempat belajar guru menjadi lebih mudah diakses, efektif dan tentu saja bisa digunakan kapan saja. Sebagaimana para guru berkolaborasi untuk memperbaiki dan membuat perencanaan bersama-sama, maka GuruInovatif.id juga layak dijadikan sebagai partner untuk mengembangkan pendidikan di Indonesia agar lebih merata dan luas.

Jadi tidak hanya orang-orang kota saja yang mendapatkan banyak pelatihan, workshop, short course, maupun sertifikasi dengan mudah, namun guru-guru di pelosok pun dapat menikmati itu semua dengan mudah dan terjangkau melalui program Guru Inovatif.

Resep Terakhir untuk menjadi Guru Inovatif : Jangan Lupa Bahagia!

Tampaknya mulai muncul gerakan untuk memprioritaskan kebahagiaan di lingkungan sekolah seluruh dunia. Alejandro Adler, sembari mengejar gelar PhD tentang psikologi positif di Universitas Pennsylvania, melakukan suatu studi di 18 sekolah, yang melibatkan lebih dari 8000 siswa tingkat menengah di negara Bhutan. Kelas-kelas di sana menerapkan kurikulum yang disebut kebahagiaan, yang menekankan sepuluh life skills (keterampilan hidup) non-akademik seperti kepenuhan diri, hubungan interpersonal, dan kesadaran diri atau kurikulum placebo (Adler, 2015; Parker 2016 dalam Teaching Like Finland).

jangan lupa bahagia

Studi menunjukkan bahwa kesejahteraan siswa dan nilai standar secara signifikan didorong oleh kurikulum kebahagiaan. “Kesejahteraan dan pencapaian akademik tampaknya tidak antagonis, seperti yang dikatakan beberapa orang.” (kata Adler, 2015). “Sebaliknya, meningkatnya kesejahteraan meningkatkan pencapaian akademik.”

Strategi yang sebenarnya paling penting namun sangat sederhana : Jangan lupa bahagia. Di masa-masa yang sulit seperti ini akan cukup menggoda memang untuk melupakan prioritas kebahagiaan yang kita inginkan di dalam kelas kita. Kita bisa saja merasa seperti mengubur permintaan yang tidak wajar dari beberapa orangtua yang agak pemaksa, atau memacu anak-anak kita untuk bekerja tanpa henti, atau tergesa-gesa meneruskan pembelajaran tanpa sempat merayakan hasil kerja para siswa. Kemungkinan besar, mengingat situasi sulit yang dihadapi guru-guru di Indonesia dalam era akuntabilitas berbasis tes ini, sepertinya lebih mudah untuk tidak menomorsatukan kebahagiaan dalam ruang kelas kita.

Namun kebahagiaanlah yang membuat kita untuk tetap mengajar, dan saya akan berkomitmen untuk terus mengajar dan tetap memprioritaskan kebahagiaan di dalam kelas. Bagaimana dengan teman bloger?

Referensi:
Teach Like Finland oleh Timothy D.Walker. Grasindo, cetakan kesembilan, Juli 2019.
GuruInovatif.id