Jebul Mimpi
Ketika orang-orang meributkan viralnya Corona yang sudah masuk ke kota-kota besar di Indonesia, Lady Cempluk masih saja ngeyel bahwa virus itu tidak akan berani masuk ke desanya. Padahal, sebagai wanita yang katanya melek literasi lantaran tidak pernah lepas dari membaca berita-berita yang mampir di gawainya, harusnya Cempluk sadar virus ini tidak hanya menyerang orang-orang di kota besar saja. Namun karena dasarnya Lady Cempluk yang ndableg alias bebal saja ia tetap ngotot akan melaksanakan hajatannya dua minggu ke depan.
“Mbok ya ditunda saja Beb, aku takut dimarahin polisi ini lho.” Ujar Jon Koplo pada kekasihnya yang sibuk mematut diri di depan cermin kecilnya itu. Lady Cempluk langsung menatap ke arah Jon Koplo tajam.
“Jadi kamu lebih takut sama polisi daripada sama Tuhan?” Lady Cempluk mulai senewen.
“Bukannya gitu Beb, kan sudah ada maklumat dari Polisi dan TNI untuk tidak mengadakan hajatan gitu lho. Sayang kan nanti kalau dibubarkan kita sudah habis uang banyak.” Jon Koplo menerangkan pemahamannya seterang matahari di siang bolong.
“Jadi kamu sayang uangmu gitu ya? Bilang aja kamu ngga mau segera nikahin aku Mas!” Lady Cempluk membanting cerminnya ke meja. Khas dirinya kalau ngambek pada Jon Koplo.
Haishaah! Salah terus ngomong sama perempuan! Ujar Jon Koplo dalam hatinya. Tak mampu mengungkapkan perasaannya melalui lisannya. Akhirnya ia pun hanya bisa menelan ludah.
“Ya sudah terserah kamu saja lah,” Jon Koplo akhirnya mengalah pada kekasihnya yang sedang ngambek itu. Cempluk seketika tersenyum lebar. Lebar sekali. Merasa dirinya menang berargumen dengan kekasihnya itu.
Suatu hari Tom Gembus mengingatkan untuk menunda acara resepsi yang akan mereka adakan. Namun lagi-lagi nasihat itu dimentahkan begitu saja oleh Jon Koplo dan Lady Cempluk. Benar apa yang dikatakan oleh orang-orang bahwa otak adalah bagian tubuh manusia yang tidak pernah berhenti bekerja 24 jam dalam sehari, tujuh hari dalam sepekan. Ia hanya berhenti bekerja ketika seseorang jatuh cinta.
Hari yang ditunggu oleh kedua mempelai itu pun tiba. Mereka melalui rangkaian prosesi akad nikah di masjid dan dinyatakan sah oleh negara. Usai prosesi akad nikah, mereka menggelar acara resepsi di depan rumah Lady Cempluk. Terop mewah sudah dipasang, hidangan sudah disajikan, hiburan pun tak ketinggalan.
Menjelang tengah hari, orang-orang kampung yang diundang pun turut datang untuk menghormati undangan Lady Cempluk dan Jon Koplo. Namun di tengah-tengah ramainya acara, suara sirine mobil polisi mendekat ke arah pelaminan.
“Polisi Beb! Tuh kan apa kubilang!” Ujar Jon Koplo panik.
“Ah, masa sih? Ambulas mungkin?” Lady Cempluk menghibur diri, padahal wajahnya sudah pias. Tak mampu berkata apa-apa lagi.
“Saudara, harap hati-hati karena virus Corona sudah menyebar hingga ke kawasan ini. Maka diharap untuk menjaga jarak dengan yang lain. Jangan ada yang berdekatan! Ayo lebih baik bubar! Bubar!” Ujar seorang polisi melalui pengeras suara. Orang-orang yang hadir mendadak berhenti melakukan aktivitas apapun, lalu menjauh sedikit demi sedikit satu sama lain, kemudian membubarkan diri ke berbagai penjuru. Takut ditangkap polisi. Jon Koplo tegang, begitu pula dengan Lady Cempluk. Kini semua orang meninggalkan mereka berdua.
“Tidaaaakk!” Teriak Lady Cempluk histeris melihat pestanya dipaksa bubar.
“Tidaak! Tidaak!” teriaknya sambil menangis. Pernikahan impiannya kini amblas, terkubur himbauan physical distancing.
“Heh kamu kenapa? Bangun!” Ujar Gendhuk Nicole, adik Lady Cempluk sambil menepuk-nepuk pipi kakaknya.
“Hah? Dek? Mana tamunya?” Cempluk tergagap sambil menyeka keringatnya.
“Tamu apa sih? Udah sana mandi! Udah siang! Mimpi kamu tuh!” Gendhuk Nicole bersungut-sungut karena Lady Cempluk sangat susah dibangunkan.
“Aku mimpi nikah Dek!”
“Nikah? Lha wong Ning Cempluk aja ngga punya pacar, mau nikah sama siapa?!” Ucap Gendhuk Nicole sambil berlalu, menertawakan khayalan kakaknya yang kuat hingga terbawa sampai ke mimpi.
Cerita ini dimuat di Harian Solo Pos edisi 21 April 2020 pada kolom Ah Tenane. Link artikel Jon Koplo, Ah Tenane ada di sini ya https://www.solopos.com/ah-tenane
Kisah lain yang dimuat di media bisa dibaca di sini : Disambut Anak Kecil di Hotel Bintang Lima