Semua bermula dari Wuhan
Menyebar kemana-mana tanpa pemberitahuan
Melampaui batas Negara dan Jabatan
Memapar segala Bangsa tanpa ampun

Di Korea menyebar dari tempat Peribadatan
Melanda Qom, tempat suci Syiah di Iran
Di ltalia merebak di Kota mode Milan
Di Negeri ini diawali di tempat Hiburan

Hari-hari ini penuh dengan kekhawatiran
Dimana doa terbaik sudah dipanjatkan
Bekerja, belajar, dan ibadah sudah dirumahkan
Menunggu nasib baik penuh harapan

Ya Tuhan. berilah kepada para ahli, kemampuan
Untuk menemukan yang dicari, obat dan vaksin Sebagaimana janji-Mu, bahwa semua penyakit ada obatnya
Agar kami dapat beribadah lagi di Masjid dengan gembira

Kepada Bangsa, bersatu dengan penuh semangat
Semua dapat membantu sesuai kemampuan
Bagi yang Ahli membantu yang Sakit
Bagi yang mampu membantu yang rentan

Kepada para Dokter dan Perawat, terima kasih atas ketulusan
Dan atas upaya yang penuh risiko dan pengorbanan Kepada para Relawan, terima kasih atas Pengabdian
Akhirnya kepada Allah jualah kami memohon

-Jusuf Kalla, 28 Maret 2020-

Puisi tersebut adalah puisi yang pertama kalinya saya tulis ulang ketika Bapak Jusuf Kalla mengunggahnya di laman instagram.

Menghadapi pandemi yang sudah satu tahun menghampiri negeri ini memang harus dengan hati gembira. Selain karena imun yang digaungkan oleh tenaga medis agar harus tetap kita jaga, juga kewarasan agar tetap bisa berkarya. Puisi tersebut terasa tulus terdengar, bahwa menghadapi pandemi ini kita tidak bisa sendiri. Saling berbagi dan mengisi, adalah salah satu solusi.

Bangga bisa menjadi bagian dari Komunitas Bloggercrony Indonesia, karena di sini saya banyak belajar untuk saling berbagi, mengisi, dan tentu saja evaluasi diri.

menghadapi pandemi

Menghadapi Pandemi

Hal terberat yang pernah saya alami selama pandemi yaitu ketika harus berpisah untuk sementara dengan suami pada Agustus hingga September 2020 lalu karena beliau terkonfirmasi positif. Berat karena setelah enam tahun menikah, saya dan suami tidak pernah hidup terpisah lama. Kalaupun ditinggal keluar kota, maksimal hanya tiga hari saja. Jadi saya memang tidak terbiasa kalau harus jauh berlama-lama dengan suami, huhu..

Tantangannya pada saat itu ketika masyarakat masih memberi stigma negatif pada pasien dan keluarga. Sehingga banyak juga tatapan yang menghunjam hati mengarah pada kami. Bahkan setelah masa isolasi mandiri selesai. Seolah-olah berkata, “kita jangan ketemu dulu ya.”

Untung saja ayah saya ikut memberikan edukasi pada tetangga, juga memberi contoh agar dalam lingkup sekecil apapun, ketika ada kerabat atau tetangga kita yang terkonfirmasi positif, mendukung dan memberi support adalah hal terbaik yang bisa kita lakukan. Meskipun nampak sepele, namun sangat berarti.

Pergi ke pasar, membuang sampah, atau sekadar membeli telur ke toko kelontong dekat rumah pun saya tetap mengenakan masker. Tetap mencuci tangan sebelum masuk rumah. Hal tersebut adalah satu-satunya yang bisa saya lakukan untuk memberikan contoh pula pada masyarakat sekitar yang masih belum aware tentang 3M ini.

Apalagi saat pandemi begini, pembayaran gaji bulanan pun ikut terpending beberapa bulan sekali. Meskipun saya bekerja di salah satu instansi pemerintah, namun sebagai tenaga kerja honorer, nampaknya harus sedikit berlapang dada. Berlapang dada untuk lebih memahami bahwa ketika keringat mengering dan honor belum terbayar pun tak mengapa. Beruntungnya saya punya blog yang masih bisa membantu kebutuhan sehari-hari terpenuhi.

Bersyukur karena di luar sana pasti tidak sedikit teman-teman yang justru tidak lagi memiliki honor atau upah karena harus rela melepas pekerjaannya karena situasi ekonomi yang tak stabil. Diantara banyak tantangan atau kesulitan yang kami hadapi, insya Allah pandemi tetap membawa hikmah dan pelajaran untuk kita kok. 

Lalu tak terasa hampir satu tahun pandemi melanda seluruh negeri di dunia ini. Keterbatasan bukan berarti berhenti. Oleh karena itu saya pun bertekad agar semakin produktif meskipun di tengah kondisi pandemi. Justru harus lebih produktif dibanding sebelumnya.

Termasuk dalam urusan ngeblog dan mencari ilmu. Apalagi ketika diadakannya Bloggerday 2021 dari Keluarga Jempolan Bloggercrony di tengah pandemi seperti ini. Rasanya seperti charging semangat.

keluarga jempolan bloggercrony

 

Virtual Gathering Bersama Keluarga Jempolan Bloggercrony

Sebelum bercerita bagaimana keseruan Gathering Virtual bersama Keluarga Jempolan Bloggercrony kemarin, saya jadi ingin cerita singkat soal perkenalan saya dengan Bloggercrony. Perkenalan yang tak disengaja saat ingin memulai ngeblog dengan serius.

Jadi saat itu tak sengaja saya menemukan instagram Bloggercrony. Alih-alih tertarik dengan program yang berjalan, saya malah tertarik dengan merchandise yang saat itu dijual. Yaitu berupa buku jurnal dan kaos. Tanpa pikir panjang, saya langsung membelinya dan mengisi formulir keanggotaan. Kualitas jurnal yang dikirim pun ngga kaleng-kaleng. Sesuai dengan harga, sebagaimana kata pepatah “ada harga ada rupa”.

Tak disangka Kak Wiwid saat itu juga menawari saya untuk bergabung dengan whatsapp group Bloggercrony. Saya pun mengiyakan. Siapa sih yang tidak mau bergabung dengan komunitas blogger kece di Indonesia ini?

Nah, setelah bergabung dan mempelajari berbagai program di dalamnya, saya semakin bangga menjadi anggota Keluarga Jempolan Bloggercrony. Mudah-mudahan semakin banyak komunitas yang saling mendukung sesama blogger seperti ini. Sebagaimana tagline BCC Squad : Blogging, Networking, Empowering.

Blogging, Networking, Empowering

Terpilih menjadi peserta virtual gathering bersama Bloggercrony tahun ini membuat saya girang sekali. Pasalnya ini menjadi kesempatan saya untuk yang pertama kalinya mengikuti event virtual gathering bersama 99 bloger lainnya.

Mendengar penuturan Co-Founder Bloggercrony saat itu, Kak Satto Raji tentang fokus BCC di tengah pandemi, saya semakin kagum dengan visi dan misi yang dibangun oleh BCC sejak 6 tahun yang lalu.

Mengusung Keluarga Jempolan yang dimaksudkan untuk saling menguatkan antara keluarga, relasi, dan anggota komunitas membawa saya pada sudut pandang baru tentang seni dalam ngeblog.

Pada akhirnya ngeblog tidak hanya sebagai sarana saya untuk menumpahkan curahan hati dalam sebuah kata-kata, tidak juga semata untuk mencari pundi-pundi darinya, atau menuliskan sesuatu yang bermanfaat untuk orang-orang yang membacanya. Namun lebih dari itu. BCC memberikan saya penyegaran bahwa ngeblog pun bisa menjadi sarana saling menguatkan diantara keluarga, relasi dan anggota komunitas.

Saling menguatkan diantara keluarga ini salah satunya juga saling menguatkan antara saya dan suami. Sebelum bergabung ke komunitas blogger, saya dan suami tengah mengalami masa-masa krisis dalam sebuah hubungan. Saya yang mulai kehilangan tujuan setelah melakukan operasi histeroktomi, dan suami yang semakin sibuk dengan pekerjaannya.

Banyak pemikiran negatif yang menghampiri. Namun akhirnya saya menemukan lagi diri sendiri yang sempat hilang karena guncangan yang begitu keras. Memutuskan untuk ngeblog dan berkomunitas, terlebih dengan Keluarga Jempolan seperti BCC menjadikan saya dan suami saling mendekap dalam syukur. Suami terus mendukung saya untuk menulis melalui blog. Ia pun bahagia melihat saya sibuk dengan pekerjaan dan tulisan.

BCC adalah satu sumber inspirasi yang tak dibuat-buat. Saya terharu ketika Kak Satto mengatakan itu. Serius.

Begitu juga dengan kalimatnya “menguatkan relasi dan anggota komunitas”. Benar saja, hubungan saya dengan klien serta anggota komunitas juga menjadi lebih dekat sekarang. Ada etika atau adab-adab yang secara tidak langsung saya pelajari dari BCC. Setiap campaign yang saya ikuti dari BCC juga selalu berjalan lancar dan bahagia, kak Wawa selalu mengatakan itu, mengerjakan tanpa paksaan.

Duh, kenapa jadi curhat soal perasaan saya ya, hehe. Kita kembali lagi pada acara virtual gathering..

Mengenang Mas Anjar

Hal yang juga membuat saya lebih semangat dan serius ketika mengikuti acara virtual gathering bersama BCC Squad ini juga disebabkan oleh kisah mas Anjar yang disampaikan oleh Kak Satto.

Saya tidak mengenal beliau, hanya mengetahuinya lewat instagram saja. Namun berkat BCC saya jadi ikut merasakan kebaikan beliau selama ini. Merasakan betapa beliau meninggalkan kenangan indah untuk BCC dan orang-orang yang disayanginya. Manfaatnya terasa, mungkin inilah yang dimaksud orang-orang bahwa : yang ditulis dengan hati maka akan sampai ke hati pula. 

Terharu juga dengan support dari para sponsor. Dari bloger untuk bloger menjadi konsep yang sangat jempolan di tengah pandemi seperti ini.

Saya jadi ikut merasakan bagaimana usaha kue kering, camilan, craft, souvenir, asi booster, hingga masakan rumahan yang dimasak dengan cinta ini ikut menghangatkan hati saya, mungkin juga hati teman-teman yang lain. Apalagi saat ini trend belanja ke teman sendiri tuh sedang ramai kan. Saya jadi ikut terharu, kekuatan kita yang tidak banyak ini bisa lho mengangkat perekonomian dan ikut membantu Indonesia untuk pulih.

keluarga jempolan bloggercrony keluarga jempolan bloggercrony keluarga jempolan bloggercrony

Jalan-jalan ke Amerika yuk!

BCC memang mengemas acaranya seperti roller coaster. Pandai sekali membolak-balikkan perasaan, hehe..

Setelah acara yang sukses bikin saya berkaca-kaca, BCC mengajak seluruh peserta dengan kegiatan jalan-jalan virtual ke USA bersama Kak Idfi Pancani. Jalan-jalannya pun ngga tanggung-tanggung, semua keluarga diharapkan ikut serta juga mumpung gratis. Karena saya hanya berdua saja di rumah dengan si kecil Caca yang berumur 2 tahun, akhirnya saya pun mengikuti jalan-jalan virtual berdua saja dengan dia.

Berkunjung ke Gedung Putih

Destinasi pertama kami setelah penerbangan 12 jam dari Indonesia ke Amerika yaitu White House alias Gedung Putih.

Pasti semua sudah tahu Gedung Putih yang terkenal dan sering masuk film-film itu?

Gedung Putih adalah istana kepresidenan Presiden Amerika Serikat. Gedung ini terletak di 1600 Pennsylvania Avenue di ibu kota federal Washington, DC. Gedung ini merupakan kediaman resmi presiden dan keluarganya selama masa jabatannya sebagai presiden.

Saat seorang presiden baru dilantik, presiden yang lama kemudian segera berpindah ke kediaman sipil yang disediakan pemerintah federal dan presiden baru beserta keluarga resmi menjadi penghuni baru. Gedung Putih juga berperan sebagai kantor utama tempat presiden AS bekerja dan memantau jalannya pemerintahan. Gedung Putih merupakan salah satu bangunan yang paling dikenal di dunia, dengan ikon utamanya Kantor Oval, yang merupakan ruang kerja utama presiden AS.

Gedung Putih juga sering dianggap sebagai lambang supremasi Amerika Serikat sebagai negara adidaya. Gedung Putih ini dibangun pada tahun 1792-1800, dengan gaya arsitektur Georgia akhir, dan dirancang oleh arsitek kelahiran Irlandia, James Hoban. Meskipun Gedung ini dibangun dan diselesaikan dalam masa pemerintahan George Washington, ia sendiri tidak pernah tinggal didalamnya. Gedung ini sendiri pertama kali ditempati oleh Presiden kedua Amerika Serikat, John Adams dan istrinya, Abigail.

jalan-jalan virtual ke white house

Secara lengkap Kak Idfi menjelaskan dengan gayanya yang sangat kocak. Jadi kami semua yang mengikuti tour ke dalam gedung putih tidak merasa bosan meski hanya dilakukan secara virtual. Saking asyiknya saya sampai tidak sempat mengabadikan bagian dalam Gedung Putih.

Dari gedung putih, kami kemudian diajak menyeberang laut beberapa menit dan mengintip Patung Liberty yang terkenal itu. Baru di sinilah saya tahu kalau Patung Liberty tidak berdiri di tengah kota seperti di film-film. Hehe. Tapi ia dibangun di atas pulau.

Menyeberang Lautan untuk Melihat Statue Of Liberty

Patung Liberty (sebutan lain dalam bahasa Inggris: Liberty Enlightening the World, bahasa Prancis: La Liberté éclairant le monde) adalah suatu patung berukuran raksasa yang terletak di Pulau Liberty, di muara Sungai Hudson di New York Harbor, Amerika Serikat. Patung ini dihadiahkan Prancis untuk Amerika Serikat pada akhir abad ke-19 dan merupakan suatu simbol selamat datang untuk pengunjung, imigran dan orang Amerika yang kembali.

Patung perunggu yang diresmikan pada tanggal 28 Oktober 1886 ini merupakan hadiah seratus tahun kemerdekaan Amerika Serikat dan merupakan ungkapan persahabatan antara kedua negara. Pemahat patung adalah Frederic Auguste Bartholdi, dan Gustave Eiffel (desainer Menara Eiffel) merancang struktur penyangga dalamnya. Patung Liberty adalah salah satu lambang AS yang paling terkenal di seluruh dunia, dan melambangkan kemerdekaan dan kebebasan dari tekanan.

Lalu pergi kemana lagi kita?

Basah-basahan di Air Terjun Niagara

Hayoo siapa yang ingin melihat air terjun yang terkenal itu? Inilah dia, Niagara yang merupakan air terjun besar di Sungai Niagara yang berada di garis perbatasan internasional antara negara bagian Amerika Serikat New York dengan Provinsi Kanada Ontario. Air terjun ini berjarak sekitar 17 mil (27 km) sebelah utara barat laut dari Buffalo, New York dan 75 mil (120 km) tenggara Toronto, Ontario.

Meski tidak terlalu tinggi, Niagara merupakan air terjun yang sangat lebar dan terpopuler di dunia. Lebih dari 6 juta kaki kubik (168.000 m3) air per menit dijatuhkan dan ini merupakan air terjun yang paling kuat di Amerika Utara.

jalan jalan virtual ke niagara waterfall

Niagara juga terkenal akan pelangi indahnya yang melintang di tengah derasnya air terjun. Keindahan alam yang terdapat di sekeliling Niagara membuat jutaan orang dari setiap belahan dunia mengunjunginya setiap hari. Apalagi kalau bukan untuk melihat air terjun yang paling populer ini. Sehingga, devisa dan turis manca negara pun banyak mengalir bagi kedua negara ini.

Selain keindahan itu, air terjun ini juga memisahkan antara 2 negara antara lain Kanada dan New York, Amerika Serikat. Turis-turis bisa mendapatkan sensasi air terjun ini dari kedua sisi tersebut. Keren banget kan? Positifnya, lewat jalan-jalan virtual gratis ini kami tidak perlu siapkan baju pengganti kalau-kalau basah terkena sensasi air terjunnya, hehehe..

Mengagumi Akuarium Terbesar di Dunia

Dari Niagara Waterfall kami pun beranjak ke akuarium terbesar di dunia, yaitu Akuarium Georgia.

Georgia Akuarium adalah akuarium terbesar di dunia, rumah bagi beberapa spesies kehidupan laut yang paling langka di planet ini. Salah satu destinasi yang paling disukai Isya. Bahkan ia ikut joget ketika kak Idfi membawakan lagu Baby Shark di tengah-tengah tour kami.

jalan-jalan virtual gratis ke akuarium georgia

Berkunjung ke Akuarium Georgia, saya jadi ingat kisah memilukan dari buku Will You Be There karya penulis novel Prancis yang mengisahkan matinya seorang wanita yang dicintai oleh seorang pria karena terbunuh paus Orca ketika bertugas menyembuhkan paus yang sedang sakit itu.

Setelah dari akuarium, kemana lagi nih kita?

Berkenalan dengan Dinosaurus

Kalau di Malang ada yang namanya DinoMall, di Amerika ada nih semacam Jurassic Park seperti yang ada di film-film itu. Bedanya hewan purba di dalamnya tidak hidup, hanya saja tetap terlihat hidup seperti diorama. Jadi sensasinya ketika melewati T-rex yang bergigi tajam dan banyak itu tetap ada.

Si kecil ikutan takut ketika suara T-Rex menggema di seluruh gua. Seru sih. Sensasi naik kereta virtual itu bikin kita semua ikut deg-degkan ketika kereta berhenti.

Banyak sekali keseruan jalan-jalan virtual hari ini bersama Keluarga Jempolan Bloggercrony lainnya, duh maafkan saya yang norak karena baru pertama kalinya jalan-jalan virtual seperti ini.

Sharing for Caring Keluarga Jempolan Bloggercrony

Pada acara BloggerDay 2021 tahun ini BCC Indonesia juga mengadakan galang dana untuk sesama blogger yang membutuhkan. Duh pokoknya BloggerDay 2021 made my day. Setelah bersenang-senang, kita juga diajak untuk ikut berempati pada sesama. Jadi ngga melulu senang-senang. Begitulah memang hidup ya kan.

BloggerDay 2021 memang berbeda. Baru satu jam nomor rekening dan dompet digital diumumkan, tahu-tahu sudah terkumpul 3 juta saja. Ketika mengumumkan kabar ini Kak Wawa juga berkaca-kaca, pun dengan saya.

Ya ampun, blogger tuh emang ya kalau bersatu begini jadi besar efeknya. Tiga juta mungkin sedikit bagi orang lain, namun bagi yang menerima bantuan itu, jumlah ini tentu sangat besar artinya. Terlebih didapatkan dari sesama blogger yang mungkin tidak sedikit yang belum pernah bertatap muka. Solidaritas sesama blogger yang begitu tinggi ini membuat saya terharu.

bloggercare

Tidak berhenti di angka tiga, bahkan setelah BloggerDay 2021 ditutup, dana telah terhimpun sampai lebih dari lima juta rupiah. Masya Allah ya.

Senja Kala Content Creator

Setelah keseruan di pagi hari lalu beristirahat, webinar pertama pun dimulai. Kali ini bersama salah satu penulis kesayangan saya, Kang Maman. Terlebih ketika saya mendapat give away dari Kang Maman berupa buku karya beliau, rasanya makin sayang. Hehe..

Oh iya, Senja Kala ini memang bukan kata baku. Saya sendiri banyak menemuinya di puisi-puisi dan sesungguhnya artinya adalah waktu senja atau saat-saat sebelum matahari terbenam dengan langit jingganya yang indah. Jadi webinar kali ini membahas, apa yang harus seorang content creator lakukan agar terus bersinar dan tidak terbenam oleh waktunya sendiri?

bloggercrony dan kang maman

sesi bersama kang maman

Beberapa poin yang disampaikan oleh Kang Maman dan Syafiq Pontoh terangkum dalam poin-poin berikut :

  • Etika dalam Menulis

Masih ingat kan dengan kasus seorang remaja yang karyanya ternyata ‘hasil comot’ dan mempublikasikannya kembali atas nama dirinya sendiri? Inilah yang akan kita dapatkan, terbenam oleh waktu ketika kita tidak memerhatikan etika dalam menulis.

Saya setuju bahwa dalam menulis, kita harus punya etika. Salah satunya menghargai karya orang lain. Sesimple mencantumkan sumber atau penulisnya ketika kita mencatut tulisan untuk kita publikasikan. Sebagai seorang blogger, kita juga pasti ingin dihargai bukan? Jika kita tidak menghargai oranglain maka jangan harap karya kita juga akan dihargai.

  • Berpikir Kritis

Kang Maman juga mengingatkan bahwa semua karya yang kita kerjakan, entah itu tulisan, gambar maupun video seharusnya memberi efek positif, bukan sebaliknya. Tidak hanya mengejar trend lalu mengesampingkan efek yang ditimbulkan di kemudian hari.

Semua yang kita publikasikan di blog dan media sosial pasti ada risikonya. Berpikir kritis menjadi salah satu yang harus dimiliki oleh content creator jika tidak ingin dilibas oleh waktu.

  • Perkuat Literasi

Tidak sedikit lho blogger yang juga malas membaca. Padahal sebagai seorang Content Creator kita harus menguasai literasi. Mulai literasi baca tulis, digital, budaya, inumerasi, sains, hingga literasi finansial sekalipun. Tujuannya apa sih? Agar kita sebagai content creator juga punya wawasan yang luas dan dapat mengakses, memahami serta menggunakan informasi dengan bijak. Tidak asal menulis lalu share.

  • Menggali dan Mengembangkan Potensi

Apa yang disampaikan Kang Maman dan Mas Syafiq Pontoh ini sebenarnya bukan yang pertama kalinya saya dengar, Namun terasa masih nylekit gitu. Mungkin karena hal inilah saya merasa terus diingatkan. Bahwa menjadi content creator dengan keahlian khusus tentu akan lebih dicari daripada melakukan banyak hal dan tidak spesialis di satu bidang.

Jika teman-teman memiliki potensi di bidang A maka gali terus potensi di bidang A tersebut, lalu kembangkan hingga menjadi suatu keahlian. Karena tujuannya menjadi spesialis yang unggul kan? Content creator juga membutuhkan spesialis-spesialis seperti itu.

  • Era Kolaborasi

Saat ini sudah bukan era-nya berdiri sendiri-sendiri. Apalagi di tengah pandemi seperti ini. Sudah saatnya berkolaborasi untuk menghasilkan karya yang lebih baik sehingga content creator tidak akan hilang tergerus oleh zaman.

Tidak berhenti di sini lho keseruan acara Keluarga Jempolan Bloggercrony. Setelah menimba ilmu bersama Kang Maman dan Syafiq Pontoh, kami pun disuguhi lagi dengan ilmu, ilmu, ilmu!

Bersama dengan Bu Ifa dan Keluarga Jempolan Bloggercrony lainnya, kami belajar bagaimana menghadapi PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh).

Keriuhan Pembelajaran Jarak Jauh Keluarga Jempolan Bloggercrony

keriuhan selama PJJ

Sebenarnya tidak hanya anak lho yang stres ketika PJJ ini diberlakukan dan dalam tempo yang tidak kunjung usai. Hampir satu tahun. Apalagi ibu saya seorang guru yang tahun ini akan purna tugas. Mata beliau sudah tidak setajam yang lain. Usia senja menggerusnya, namun tetap saja beliau harus duduk berjam-jam di depan laptop karena harus mengajar 12 kelas dalam satu minggu.

Saya bersyukur kehadiran Bu Ifa di tengah Virtual Gathering ini juga menyadarkan saya juga para peserta tentang hal mendasar dalam pola belajar yang efektif, apalagi untuk anak-anak. Bahwa PJJ ini harus dilakukan dengan bahagia. Yang penting anak bahagia, guru juga bahagia, sehat jasmani dan rohani. Begitu pula dengan orangtuanya.

Posisi saya mungkin belum di sana, sebagai orangtua yang menemani anak PJJ. Namun posisi saya sebagai seorang anak yang memiliki ibu seorang guru, ini hal baik yang saya dengar, hal baik yang juga akan saya sampaikan untuk ibu saya tentang bagaimana menghadapi PJJ ini.

keluarga jempolan bloggercrony

Selain itu, bekal yang diberikan Bu Ifa agar tidak memaksa anak untuk dapat ranking di kelas, calistung atau pintar dengan ukuran kita yang memang belum seharusnya. Karena setiap anak memiliki kebutuhannya sendiri. Apalagi pendidikan kita banyak menerapkan reward and punishment sebagai salah satu undur dari pendidikan itu sendiri.

Padahal, sistem reward and punishment itu sendiri adalah metode yang diberikan seorang pawang pada binatang sirkus. Tentu kita tidak ingin metode seperti ini diterapkan pada anak-anak kan? Meski kasar, tapi ada benarnya juga kok. Saya juga pernah membaca soal ini dan yah, meski beberapa teori dalam psikologi ada yang menyetujuinya ada pula yang tidak.

Gambarannya anak akan menutup diri dan tidak jujur pada orangtua ketika ia mendapatkan punishment. Begitu juga dengan reward yang akan membuat anak tidak mandiri. Metode yang memungkinkan dan tepat menurut Bu Ifa adalah memberikan dukungan dan konsekuensi pada anak agar tidak merasa terpaksa ketika belajar.

Ketika Bu Ifa menutup sesi webinar terakhirnya ini saya terenyuh. Betapa keluarga adalah tempat yang paling aman bagi anak-anak. Saya teringat Isya yang masih berusia dua tahun. Satu tahun dihabiskannya di rumah saja sejak pandemi. Hingga ketika diajak keluar pun ia merasa asing, bahkan merasa tidak aman. Benar, pandemi mendekatkan saya dengan Isya.

Keluarga adalah tempat kita tumbuh, berkembang, diterima serta dicintai tanpa syarat. Tidak hanya keluarga yang sedarah, tapi komunitas pun juga bisa menjadi keluarga. Sebagaimana yang saya rasakan saat bersama Keluarga Jempolan bloggercrony ini. Saya ikut tumbuh, berkembang dan merasa dicintai meski belum pernah berjumpa.

Akhirnya, saya hanya bisa berdoa untuk kebaikan dan kesuksesan mereka semua, para Keluarga Jempolan Bloggercrony ini. Selamat ulang tahun BCC yang semakin menginspirasi.

Terimakasih atas segala ilmu dan kesenangan yang diberikan hari itu 🙂

Once again, Happy Birthday Bloggercrony!