Kata orang, otak adalah organ paling menakjubkan yang kita punya dan kerjanya dua puluh empat jam nonstop sepanjang tahun, selama kau hidup. Tapi dia akan berhenti bekerja ketika kau jatuh cinta.

Siapa yang mengira kalau quotes di atas ternyata adalah kalimat pembuka untuk kisah cinta yang ternyata tidak dialami manusia. Kita tahunya cinta itu ya antara dua insan yang terkena panah dewi fortuna. Ternyata tidak. Salah satu kumpulan cerpen yang menambah koleksi di rak buku ini juga memuat salah satu tulisan saya di dalamnya. Baru kali ini juga menulis kisah fiksi dengan genre romance. Sebelumnya saya jarang sekali menulis cerita pendek cinta-cintaan. Sudah hambar saja rasanya, ingat umur hehehe. Mungkin saya harus lebih menggali lagi persoalan asmara anak muda zaman now.

Kontemplasi Kisah Semesta ini adalah hasil dari alumni project Ramadan Writing Challenge Komunitas One Day One Post di tahun 2019. Kumpulan cerpen satu ini mengangkat tema tentang perempuan dan cinta. Nah lho, paduan yang pas kan? Meskipun begitu ada juga lho salah satu kontributor laki-laki yang ikut menuliskan satu kisahnya dalam buku ini. Buat teman-teman yang kepo atau penasaran dengan tulisan satu-satunya lelaki dalam buku ini, bisa langsung saja memesan bukunya lewat Penerbitnya langsung, yaitu Penerbit Embrio.

kontemplasi kisah semesta

Kembali ke tema yang diangkat dalam buku ini yaitu tentang perempuan dan cinta. Cinta pada orang tua, sesama manusia, hingga hidayah menuju cinta pada Tuhannya. Juga tentang derita perempuan, perpisahan, hingga bagaimana cinta mengalahkan dinding-dinding pembatas sebuah realitas.

Ada satu kisah yang diangkat tentang perjuangan seorang Ibu yang memutuskan untuk menjadi TKW di negara yang nun jauh di sana. Semua yang dilakukan perempuan itu tentu saja mengorbankan banyak hal. Kebersamaan dengan keluarga serta anak-anaknya. Begitu besar kasih sayangnya pada anak-anaknya itu membuat saya teringat akan sebuah hadis. Hadis yang mengatakan bahwa bentuk kasih sayang Allah pada manusia itu diibaratkan dengan kasih sayang seorang ibu pada anaknya. Itu pun hanya 1% dari 100% kasih sayang Allah yang sudah diberikan pada makhlukNya di dunia. Sedangkan sisanya, kelak akan kita rasakan di akhiratNya. Bisa dibayangkan ya betapa besarnya.

Jadi untukmu yang sedang mencari bacaan menghibur namun tetap tidak meninggalkan pesan moral dan penuh hikmah yang bisa diambil, Kontemplasi Kisah Semesta adalah salah satu rekomendasi saya bulan ini.

Hanya satu saja pesan saya dalam ulasan kali ini, jangan jadi baper ya ketika membacanya. Meskipun cerita romance selalu berujung pada kebaperan yang tidak boleh kita biarkan tumbuh terus menerus. Bahkan kalau bisa kita bentengi agar pikiran kita tidak terpecah oleh hal-hal remeh yang seharusnya menjadi hiburan semata.

Terdapat kurang lebih 19 cerpen dari berbagai kontributor yang dimuat dalam buku ini. Semua cerita yang ditulis menggambarkan kekhasan yang dimiliki oleh setiap kontributor, baik dari segi nilai yang disisipkan, tokoh yang berbeda-beda hingga latar yang dinamis.

Mengapa diberi judul Kontemplasi Kisah Semesta? Berikut blurbnya :

Beragam kisah, macam-macam nilai, tokoh, hingga latar yang dinamis adalah anasir-anasir yang menyusun semesta pemikiran seorang penulis dalam menerjemahkan peran dan perjalanan hidupnya. Maka, sebuah antologi yang merangkum berbagai pemikiran ini mengemban peran yang sangat esensial untuk menjadi pusat pertukaran pemikiran dan perasaan. Hingga membuka semesta-semesta yang baru dan bermanfaat bagi pembacanya.

Kontemplasi Kisah Semesta 1 oleh One Day One Post Community

Embrio Publisher, Cetakan 1 Februari 2020, 219 halaman.

Baca juga : Every Body Lies, Review