Apa perlunya sih manajemen risiko di era New Normal seperti ini? Sepenting apa sih? 

Sebelum berbicara soal manajemen risiko di era new normal seperti ini, saya ingin berbagi cerita tentang bagaimana kondisi kesehatan keluarga besar saya dua tahun terakhir ini. Ketika pandemi saya banyak kehilangan saudara, guru, kerabat, dan hampir semua (sampai detik ini) terpapar virus Covid-19 yang penyebarannya sangat cepat ini.

Meskipun gejala yang terjadi pada kami berbeda-beda, dari berat hingga ringan, namun tetap saja pada akhirnya saya mengkhawatirkan apa yang terjadi jika virus tak jua lenyap dari dunia ini. Oleh karena itulah saya memikirkan persoalan tentang Manajemen Risiko di tengah pandemi seperti ini.

manajemen risiko di era new normal

Manajemen Risiko di Era New Normal

Banyak perubahan besar yang terjadi saat pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia. Tidak hanya di sektor bisnis yang menyebabkan banyak terjadi krisis ekonomi di berbagai belahan dunia. Tapi juga sosial, pendidikan, semuanya deh. 

Bahkan salah satu saudara saya terpaksa harus kehilangan rumahnya karena tidak bisa melanjutkan cicilan KPR (sebab dirinya sendiri juga terkena PHK). Bisa dibayangkan ya gimana nyeseknya?

Bahkan organisasi sektor publik pun tidak lepas dari kerugian besar akibat pandemi ini. Begitu juga dengan saya, dan juga teman-teman, tentu tidak akan terlepas dari yang namanya risiko atau ancaman terhadap pendapatan maupun kesehatan.

Penting bagi saya menuliskan soal manajemen risiko sebagai pengingat untuk diri sendiri dan juga untuk teman-teman setia jeyjingga.com.

Apa Itu Manajemen Risiko?

Menurut crrmsindonesia.org, manajemen risiko adalah proses mengidentifikasi, menilai, dan mengendalikan ancaman terhadap modal dan pendapatan  organisasi, Pemerintah hingga tingkat keluarga. Ancaman tersebut bisa berasal dari berbagai sumber. Sebagai contoh seperti :

  • ketidakpastian kondisi finansial
  • kewajiban hukum
  • kesalahan strategi manajemen
  • kecelakaan
  • bencana alam
  • pandemi

Oleh karena itulah kita memerlukan langkah-langkah untuk melakukan manajemen risiko di era new normal agar ketika risiko tersebut terjadi, kita bisa mempertahankan apa yang kita miliki atau mencegah kebangkrutan.

Langkah Manajemen Risiko di Era New Normal Untuk Keluarga

Berikut adalah beberapa langkah manajemen risiko yang bisa kita lakukan :

1. Mengidentifikasi dan Menganalisis Risiko

Salah satu tantangan terbesar yang diakibatkan wabah covid-19 adalah dampaknya terhadap setiap komunitas. Tak jarang para wakil rakyat mengumumkan anjuran yang kontradiktif sehingga membuat masyarakat menjadi bingung. Misalnya, mewajibkan physical distancing tetapi memberikan izin kerumunan untuk acara demonstrasi atau pernikahan.

Oleh karena itu kita perlu banget nih mengidentifikasi risiko untuk menyelamatkan diri sendiri dan juga saudara kita. Ambil risiko terkecil yang bisa kita putuskan. Jangan sampai mengambil risiko besar atas sesuatu yang sebenarnya bisa kita tunda. Misalnya saja dengan tidak mengadakan hajatan apapun selama pandemi. Bagi-bagikan saja makanan jika memang untuk syiar/pengumuman.

2. Mengevaluasi Risiko

Jika di tingkat Pemerintahan dilakukan evaluasi seperti memetakan risiko Covid-19 bisa dilakukan berdasarkan regional atau wilayah yang terpapar. Selanjutnya, hasil evaluasi tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menghasilkan kebijakan yang tepat. Harapannya tentu saja agar wabah Covid-19 cepat mereda tanpa menyebabkan pengaruh buruk yang signifikan terhadap kondisi ekonomi negara.

Bagaimana dengan di tingkat keluarga? Jika kemarin suami sempat positif Covid-19 dengan gejala sedang, maka saya pun harus mengevaluasi risiko tersebut. Cukupkah hanya dengan BPJS biaya kesehatan suami dan keluarga saya bisa terjamin? Atau apa yang harus saya lakukan untuk meminimalisir penularan di rumah sedangkan suami bekerja di Rumah Sakit?

cara manajemen risiko3. Mengantisipasi Risiko

Tiga mitigasi risiko yang dilakukan oleh Pemerintah sejak awal pandemi adalah physical distancing, penutupan fasilitas umum untuk sementara waktu (terutama pusat perbelanjaan, sarana hiburan, dan sekolah), dan pertemuan jarak jauh seperti Work From Home (WFH), meeting virtual, dan webinar.

Selain ketiga tindakan tersebut, masih banyak tindakan lainnya yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko penyebaran Covid-19. Begitu juga saat di rumah. Antisipasi apa saja yang telah saya lakukan untuk mengantisipasi risiko kesehatan tersebut?

Maka salah satu jalan untuk menerapkan manajemen risiko meliputi mengevaluasi dan mengantisipasi risiko yang terjadi di tengah-tengah keluarga kami, saya mulai mendaftarkan suami ke asuransi jiwa dan mendaftarkan suami, saya dan anak untuk punya asuransi kesehatan yang dapat mengcover penyakit-penyakit endemi atau pandemi.

Kalau kita masih punya sisa uang untuk dialokasikan untuk asuransi, maka disarankan untuk membeli asuransi ini. Apalagi perempuan risiko kesehatannya paling tinggi. Jadi bisa dikatakan, asuransi ini akan bersifat komplementer nantinya. Meskipun sudah BPJS, tidak ada salahnya juga punya asuransi kesehatan kalau kita mampu membayarnya. Kembali lagi pada risiko kesehatan pada perempuan. Itulah kenapa perempuan itu premi asuransinya lebih tinggi. Karena dianggap risikonya lebih tinggi juga.

Pentingnya Asuransi Untuk Manajemen Risiko di Era New Normal

Salah satu asuransi yang menjadi rujukan saya yakni Asuransi Sinar Mas dan Sompo Insurance. Keduanya memiliki Risk Based Capital di atas 200% sesuai dengan anjurak OJK. Proses klaimnya juga mudah dan tidak bertele-tele kok. Mengapa asuransi perlu kita masukkan ke dalam Manajemen Risiko sebenarnya sudah saya bahas pada artikel sebelumnya tentang Analogi Asuransi Lifepal yang memudahkan kita untuk memahami sepenting apa asuransi itu.

Namun sebelum menentukan pada asuransi mana kita akan melabuhkan kepercayaan, kita perlu tahu dulu bahwa memilih asuransi kesehatan, asuransi kendaraan, asuransi pendidikan, hingga asuransi jiwa terbaik bisa didapat dengan mengetahui kebutuhan dan anggaran kita saat ini. Termasuk dalam mengalihkan risiko kesehatan, jiwa, pendidikan bahkan hingga kendaraan pada perusahaan yang kredibel.

 

Nah, bagaimana dengan teman-teman nih? Sudahkah memiliki manajemen risiko di era new normal seperti saat ini untuk anggota keluarga tercinta?

Referensi :

crmsindonesia.org

lifepal.co.id