Duh kenapa sih harus mens segala – ucap saya saat itu, momen pertama kalinya ketika mendapat menstruasi.
Menangis, tidak terima, dan berandai-andai ingin menjadi lelaki. Tapi kalau jadi laki-laki saya pun takut disunat. Akhirnya saat itu saya berpikir, ya sudah ngga apa-apa menstruasi aja daripada sunat.
Ketidaksiapan mengalami menstruasi saat itu ternyata juga berkaitan erat dengan pola asuh dan pendidikan keluarga sejak kecil. Meskipun di sekolah sudah pernah mendapatkan pelajarannya, tetap saja ternyata saat itu saya juga membutuhkan informasi perihal menstruasi dari ibu. Tidak hanya saat sudah mengalami menstruasi, tapi juga jauh sebelum anak perempuan menunjukkan tanda-tanda pubertasnya. Cerita selengkapnya soal pengalaman menstruasi pertama, simak selengkapnya di artikel ini ya.
Bicara Soal Manajemen Kebersihan Menstruasi di Menstrual Hygiene Day
Menstrual Hygiene Day yang diperingati tiap 28 Mei ternyata baru saya ketahui saat sesi webinar bersama Dinas Kesehatan Provinsi Jakarta yang diwakili oleh dr. Dwi Oktavia Handayani, M.Epid, lalu ada juga Prof. Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, Sp.OG(K), MPH selaku anggota pengurus besar Perkumpulan Obsetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), juga psikolog Anna Surti Ariani, S.PSi, M.Si serta Betadine.
No stigma, no shame. Periods are just as natural as breathing. Without periods, no one would be here – UFNPAasia –
Ternyata peringatan Menstrual Hygiene Day setiap 28 Mei ini ada filosofinya juga lho. Mengapa tanggal 28? Karena angka 28 dianggap mewakili siklus bulanan yang dialami oleh perempuan. Sementara 5 (angka yang mengacu untuk bulan Mei) mewakili rata-rata lama menstruasi seorang perempuan.
Makna yang sangat dalam ya?
Berkaitan dengan Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM), siapa sangka ternyata kesadaran MKM perempuan Indonesia sangatlah rendah. Meskipun menstruasi adalah kondisi “normal” yang terjadi pada seorang perempuan, namun soal kebersihan tentu tidak bisa disepelekan.
Kalau pembaca ada yang perlu mendalami apa dan bagaimana sih hakikat menstruasi itu? Materi yang disampaikan oleh Prof Dwiana ini barangkali bisa menjadi bahan untuk menjelaskan pada anak-anak perempuan kita kelak.
Apa Sih Menstruasi Itu?
Jadi menstruasi adalah kondisi dimana darah keluar selama beberapa hari (3-7 hari) dari organ intim wanita. Satu periode setiap bulannya (sekitar setiap 28, atau 21-35 hari). Menstruasi pada awalnya menandakan seorang perempuan sudah siap untuk bereproduksi (memiliki anak), karena haid didahului oleh proses matangnya sel telur yang dibuahi.
Darah yang dikeluarkan saat menstruasi juga sebetulnya merupakan lapisan dalam rongga rahim yang dipersiapkan sebagai tempat menempelnya sel telur yang sudah dibuahi, dan selanjutnya akan berkembang menjadi janin.
Nah, kalau sudah memahami bagaimana menstruasi dan darimana darah tersebut berasal, kita perlu tahu nih bagaimana Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM). Selain untuk mengedukasi diri sendiri, juga sebagai bekal untuk mengedukasi anak-anak perempuan kita dan orang di sekitar kita agar terhindar dari berbagai macam penyakit yang timbul karena kurangnya menjaga kebersihan saat menstruasi.
Beruntung sekali Prof. Dwiana membagikan pengetahuannya tentang Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) pada sesi webinar dalam rangka Menstrual Hygiene Day kali ini.
Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM)
Jika tidak menjaga kebersihan menstruasi, bisa-bisa kita akan mengalami hal-hal buruk seperti infeksi saluran reproduksi, infeksi jamur, infeksi saluran kemih, hingga peningkatan risiko kanker serviks.
Ngerinya data di Indonesia mengatakan bahwa kesadaran perempuan Indonesia akan pentingnya manajemen kebersihan selama periode menstruasi masih sangat rendah.
1 dari 2 anak perempuan tidak tahu apa yang harus dilakukan saat mengalami menstruasi untuk pertama kalinya. Lalu 1 dari 3 anak perempuan mencuci tangan sebelum dan sesudah mengganti pembalut. Lalu masih 1 saja dari 3 anak perempuan Indonesia mengganti pembalutnya setiap 4-12 jam sekali. Sisanya mengganti pembalutnya 2 kali sehari.
Cara Menjaga Kebersihan Masa Menstruasi
Prof Dwiana memberikan pemaparannya terkait cara-cara yang bisa kita lakukan untuk menjaga kebersihan selama periode menstruasi.
- Cuci bersih pembalut yang sudah dipakai dan masukkan ke dalam kantong plastik.
- Buanglah pembalut yang sudah dipakai ke tempat sampah.
- Apabila menggunakan pembalut cuci ulang, cuci pembalut tersebut setelah digunakan
- Pembalut sebaiknya diganti setiap 4-5 jam sekali dan gunakan pembalut yang bersih.
- Mandi 2 kali sehari untuk menjaga kebersihan dan kesegaran tubuh
- Selalu mencuci tangan memakai sabun sebelum dan sesudah mengganti pembalut.
- Menggunakan air bersih yang mengalir saat membersihkan area kewanitaan (tentu saja tidak hanya dilakukan saat menstruasi ya).
- Bila menggunakan cairan pembersih vagina sedapat mungkin sesuai dengan ph normal vagina (yaitu antara 3.5-4.5). Hindari memakai sabun mandi biasa untuk mencuci area kewanitaan ya.
Selain itu, perhatikan pula bagaimana cara membuang pembalut dengan benar. Terlebih jika kita bisa menggunakan menstrual pad yang tidak menyebabkan banyaknya gunungan sampah, menurut saya itu lebih baik sih. Karena dengan begitu, kita juga ikut menjaga lingkungan sekitar 🙂
Yuk Kenali Berbagai Macam Gangguan di Area Kewanitaan
Berbagai macam gangguan atau penyakit yang dapat muncul di area kewanitaan akibat tidak memperhatikan Manajemen Kebersihan Menstruasi diungkapkan oleh Prof. Dwiana, diantaranya yaitu :
1. Vaginosis Bakterialis
Prof. Dwiana menyebutkan dalam presentasinya, Vaginosis bakterialis sendiri adalah infeksi vagina yang disebabkan oleh terganggunya keseimbangan jumlah bakteri alami (flora normal) di dalam vagina.
Meskipun bukan kondisi yang berbahaya namun infeksi ini dapat menimbulkan gejala yang mengganggu, seperti gatal-gatal dan keputihan. Infeksi ini juga berhubungan dengan peningkatan risiko infeksi HIV, HPV (penyebab kanker serviks) dan juga komplikasi persalinan.
Salah satu faktor risiko timbulnya penyakit ini adalah karena penggunaan berulang/jarang digantinya pembalut serta higienitas yang buruk.
2. Kandidosis Vulvovaginalis
Dalam paparannya, Prof Diana juga menyebutkan bahwa Kandidosis Vulvovaginalis adalah infeksi saluran reproduksi wanita yang disebabkan oleh jamur Candida albicans. Penyakit ini dapat menyebabkan rasa gatal ekstrem dan pembengkakan vagina dan vulva serta keputihan yang menggumpal.
Tidak jauh-jauh juga, penyakit ini juga dapat berhubungan dengan risiko HIV dan HPV.
Salah satu faktor risiko dari penyakit ini adalah higienitas wanita yang buruk, terutama saat menstruasi. Kondisi organ reproduksi yang terlalu lembab serta iritasi pada penggunaan pembalut yang tidak tepat dapat menimbulkan infeksi ini.
3. Infeksi Saluran Kemih
Nah, infeksi saluran kemih (ISK) ini merupakan kondisi organ sistem/saluran kemih, seperti ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra yang mengalami infeksi. ISK memberikan gejala yang bermacam-macam, mulai dari demam, sakit di perut dan panggul, nyeri saat buang air kecil, dan lain sebagainya.
Kalau tidak ditangani dengan baik, dapat menimbulkan komplikasi yang serius hingga bisa menyebabkan kematian. Salah satu faktor risiko dari penyakit ini adalah apabila perempuan memiliki kebersihan yang buruk. Seperti pembersihan organ kelamin luar yang tidak tepat dan menggunakan produk yang tidak higienis.
Persoalan tentang menstruasi di menstrual hygiene day kemarin ternyata tidak hanya membahas tentang bagaimana seharusnya kita menjaga kebersihan saat menstruasi. Tapi saya juga mendapatkan banyak ilmu, khususnya sebagai ibu yang memiliki anak perempuan. Menstrual Hygiene management tidak hanya memberikan saya insight baru terkait manajemen kebersihan menstruasi, tapi juga bagaimana berkomunikasi dengan anak-anak kita terkait dengan siklus normal mereka sebagai perempuan.
Menghindari Berbagai Macam Gangguan di Area Kewanitaan Bersama Betadine
Tentu kita tidak ingin gangguan di area kewanitaan tersebut pada akhirnya mengganggu aktivitas kita atau bahkan menjadi pemicu penyakit yang lebih serius ya. Oleh karena itu senang sekali ketika Betadine ternyata tidak hanya mempersembahkan produk untuk pengobatan dan kebersihan mulut.
Ternyata ada juga rangkaian lengkap untuk menjaga kesehatan dan kebersihan area kewanitaan yang sudah teruji secara klinis.
Seperti yang telah kita ketahui, area kewanitaan memiliki perlindungan alaminya sendiri. Sebaiknya juga jangan kita rusak dengan sabun mandi biasa ya teman-teman 🙁 Ini penting untuk kita sebarkan, karena faktanya 1 dari 2 wanita Indonesia masih membersihkan area kewanitaan dengan sabun mandi.
Beruntung Betadine saat ini sudah meluncurkan produk rangkaian lengkap untuk menjaga kesehatan dan kebersihan area kewanitaan. Apalagi saat menstruasi risiko infeksi kuman meningkat, sehingga kita perlu memberi perlindungan ekstra untuk mengatasi infeksi kuman itu sendiri.
Betadine dengan antiseptik PVPI 10% dan mengandung prebiotics, ph-balance, paraben free, hypoallergenic, dan sudah melalui gynaecologically tested akan membantu perempuan dalam mengatasi gejala infeksi kewanitaan. Seperti keputihan, iritasi vagina tingkat ringan, bau tak sedap, dan gatal-gatal.
Harapannya, kita bisa menghindari berbagai macam infeksi dan jenis penyakit yang lebih berbahaya dengan bantuan Betadine Menstrual Kit (Rangkaian lengkap untuk menjaga kesehatan dan kebersihan area kewanitaan).
Untuk pembelian Betadine rangkaian lengkap untuk menjaga kesehatan dan kebersihan area kewanitaan bisa klik di sini ya.
Ibu Bicara Menstruasi di Menstrual Hygiene Day
Senang sekali saat menghadiri webinar dengan tema Menstrual Hygiene Day kemarin juga ditemani oleh Psikolog Anna Surti Ariani, S.PSi, M.Si, yang membuka mata saya sebagai seorang Ibu untuk terus belajar dan terus memperbaiki diri demi anak-anak.
Terlebih yang berkaitan dengan kesehatan mereka, khususnya kesehatan alat reproduksi. Mungkin saat saya masih anak-anak, pembicaraan ini adalah tabu. Saya bahkan tidak pernah membicarakan soal menstruasi dengan ibu. Bersyukur sekali saat itu sekolah memberikan pelajaran khusus tentang menstruasi. Sehingga ketika waktunya tiba, saya sudah tidak kaget lagi.
Sedih mungkin iya, karena awalnya merasa tidak nyaman dan ingin menjadi laki-laki saja. Saat itu saya berpikir, kenapa ribet banget sih jadi cewek? Apa saya harus seperti ini terus sepanjang hidup?
Sebenarnya kalau dipikir-pikir lebay juga. Namun, di usia saya saat itu memang tidak banyak soal edukasi seperti ini. Terlebih lagi soal Manajemen Kebersihan Menstruasi. Semuanya berjalan alami apa adanya. Pengetahuan yang kurang jadi pemacu untuk saya agar lebih banyak belajar soal MKM.
Paparan data yang diberikan saat webinar kemarin oleh Psikolog Anna, menunjukkan bahwa membicarakan soal menstruasi nampak sulit dalam masyarakat kita. Mengapa sulit?
Karena pembicaraan soal menstruasi masih dianggap tabu. Tak jarang juga Ibu bingung memulai pembicaraan soal menstruasi. Mau dimulai darimana?
Selain itu juga tidak jarang Ibu kurang pengetahuan atau pengalaman untuk berbicara soal menstruasi ini. Padahal menurut survey DITPSD tahun 2017 mengatakan bahwa : Lebih dari 90% anak perempuan percaya kepada orangtua dan guru mereka sebagai sumber informasi.
Mereka mengharapkan kita bisa memberikan informasi tentang menstruasi yang dibutuhkan. Selain dari ibu, mereka akan menggalinya dari teman/saudara perempuan, guru di sekolah, petugas kesehatan, hingga buku atau film atau artikel di internet. Jadi Bu, jangan lepaskan anak perempuan kita begitu saja.
Bahkan saat dirinya sudah remaja pun, mereka tetap membutuhkan arahan dan bertukar pikiran dengan ibunya.
Pertanyaannya adalah, sudah siapkah kita menjadi sumber informasi tentang menstruasi bagi mereka?
Inilah yang menjadi tugas kita besama sebagai seorang Ibu.
Apa yang Terjadi Jika Tidak Dibicarakan?
Dulu saat mendapat menstruasi pertama kali, saya menangis. Bukan karena takut, tapi lebih pada “tidak mau menerima kenyataan”. Saya kemudian sadar bahwa saat itu ternyata saya tidak punya komunikasi yang baik dengan ibu. Saya juga tidak menyalahkan, karena Ibu pun saat itu juga adalah ibu pekerja yang tentu tidak punya pilihan lain.
Saya tidak juga malu karena mendapat menstruasi. Namun emosi negatif berupa kemarahan dan kecemasan menghinggapi diri saya. Meskipun bisa dikatakan saat itu saya termasuk anak yang terlambat mendapatkan menstruasi dibanding teman-teman sebaya.
Maka benar adanya jika Bu Anna mengatakan bahwa soal menstruasi ini idealnya memang harus dibicarakan, antara ibu dan anak-anak. Bahkan tidak hanya anak perempuan.
Karena jika tidak dibicarakan, akan timbul emosi negatif seperti yang pernah saya alami. Seperti takut, cemas, malu, marah, dan lain-lain. Selain itu juga anak perempuan menjadi tidak siap menghadapi menarke jika tidak dibicarakan terlebih dahulu. Seringkali anak-anak juga salah paham tentang menstruasi.
Namun jika dibicarakan, menurut Adam (2018) dalam paparan Psikolog Anna, maka manfaatnya akan bisa kita dapatkan, baik ibu maupun anak perempuan. Seperti :
- Kesehatan reproduksi remaja menjadi lebih baik
- Menunda hubungan seksual pertama
- Mengurangi risiko masalah kesehatan mental terkait seksualitas, serta
- Relasi ibu dan remaja akan menjadi lebih dekat
Bagaimana caranya ya berbicara soal menstruasi pada anak? Berikut tips dari psikolog Anna pada Menstrual Hygiene Day.
7 Tips Bicara Menstruasi dari Menstrual Hygiene Day
1. Ibu adalah Harapan Terbesar
Ibu adalah sumber informasi tentang menstruasi yang paling diharapkan oleh anak perempuan. Oleh karena itu sangat penting untuk kita agar membekali diri dengan pemahaman yang tepat tentang menstruasi.
Ibu juga perlu paham mana yang mitos mana yang fakta tentang menstruasi. Jangan sampai kita memberikan informasi yang salah pada anak. Selain ilmu tentang menstruasinya, kita juga perlu bekal dasar tentang “bagaimana cara mengkomunikasikannya”.
2. Bicara Menstruasi Itu Tidak Tabu Kok!
Kita tanamkan dalam diri kita dan anak-anak perempuan kita bahwa pembicaraan tentang menstruasi itu penting, bukan lagi pembicaraan yang tabu. Karena semua itu semata untuk meningkatkan kesehatan reproduksi perempuan generasi penerus bangsa.
3. Membicarakannya Berulang Kali
Membicarakan topik “menstruasi” berulang kali cukup membantu lho. Sebagai ibu, kita bisa membicarakannya sejak ada tanda-tanda awal pubertas atau sebelumnya. Sesuaikan saja dengan usia anak kita.
4. Bersikap Positif
Mencoba bersikap positif adalah usaha untuk meredakan lonjakan hormon akibat menstruasi. Terlebih ketika isu-isu pubertas (termasuk menstruasi) bisa jadi topik yang sensitif untuk remaja.
5. Banyak Bertanya dan Berdiskusi
Kalau kata Psikolog Anna, lebih baik bertanya dan mendengarkan jawaban remaja, dibandingkan banyak menceramahi atau menasihati. Ini terbukti benar juga lho, ketika saya mendapatkan pelajaran soal menstruasi di sekolah, rasanya hanya masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri.
Selain karena seperti diceramahi, juga materinya memang tidak saya sukai.
Tips dari Psikolog Anna dalam Menstrul Hygiene Day kemarin, sebagai ibu kita bisa berbagi pengalaman pribadi secara positif. Jika kita tak siap menjawab pertanyaan anak, kita hanya perlu mengatakan bahwa ibu butuh waktu berpikir dulu. Lalu kita cari informasi dan menjawabnya.
6. Jelaskan Secara Konkret
Menjelaskan dengan gambar anatomi tubuh sederhana sambil menunjukkan pembalut dan mengajari anak-anak perempuan kita cara menggunakannya adalah salah satu jalan yang cukup menyenangkan.
Atau bisa juga dilakukan dengan games, misalnya menstrual maze (Tran&Choi, 2018).
8. Jelaskan Juga pada Anak Laki-laki
Nah, yang tidak kalah penting juga sebagai orangtua adalah menjelaskan soal menstruasi ini kepada anak laki-laki. Tujuannya apa sih?
Semata agar anak laki-laki dapat lebih menghargai dan memahami perempuan. Jika mereka memahami siklus yang terjadi pada perempuan, harapannya mereka tidak akan mengejek atau mempermalukan anak perempuan yang sedang menstruasi sebagaimana yang telah banyak terjadi di sekitar kita.
Malahan, anak laki-laki diharapkan dapat membantu anak perempuan. Bantuan ringan semisal ikut menutupi teman perempuan yang mengalami ‘bocor menstruasi di roknya’, atau membawakan minuman hangat untuk teman yang lesu karena menstruasi.
Peran Pemerintah dalam Menstrual Hygiene Day
Kini, jika ada yang bertanya tanggal 28 mei diperingati sebagai hari apa? Saya sudah bisa menjawabnya. Menstrual Hygiene Day tidak hanya digaungkan oleh aktivis perempuan atau juga petugas kesehatan, namun Pemerintah juga sudah gencar mengkampanyekan hal ini lho.
dr. Dwi Oktavia dari Dinas Kesehatan Provinsi Jakarta menyebutkan bahwa ada program-program Pemerintah yang mendukung tentang kesehatan reproduksi remaja. Diantaranya ada UKS, Posyandu remaja, ABAT (Aku Bangga Aku Tahu), hingga vaksinasi HPV.
Pemerintah juga gencar mengedukasi masyarakat bahwa baik remaja putri maupun wanita dewasa harus mendapatkan informasi Manajemen Kebersihan Menstruasi sejak dini agar dapat menjaga kesehatan reproduksinya dengan baik. Oleh karena itu diharapkan para ibu dapat memberikan informasi yang tepat terkait Manajemen Kebersihan Menstruasi kepada putri-putrinya.
dr. Dwi berpesan bahwa informasi manajemen kebersihan menstruasi yang valid dapat diperoleh dari tenaga kesehatan atau puskesmas terdekat untuk menghindari informasi atau mitos menstruasi yang tidak tepat.
Yuk, ikut berpartisipasi dengan membagikan informasi ini pada teman, kerabat, anak-anak, hingga masyarakat luas. Anak bangsa sehat untuk Indonesia kuat!
Happy Menstrual Hygiene Day!
Bagus…pengetahuan yg sangat penting
Sanagat bermanfaat dan mengedukasi bagi keluarga yang memiliki anak gadis yang mulai dewasan (mendapat menstruasi)
Informasi yang sangat membantu sekali.. Kebetulan anak saya sudah mulai menggenal menstruasi
Senang ya Mbak karena edukasi menstruasi jadi lebih mudah saat ini
Nggak ragu share ke anak karena sudah banyak medianya
Aku dulu diajari ibu ketika membuang pembalut itu, isi pembalutnya dibuang di closet (karena kapas pembalut itu jika terkena air akan berubah menjadi gel dan hancur) menyisakan hanya bagian luar dan plastiknya untuk dicuci bersih barulah dibungkus dan dibuang. Benar tidak ya seperti ini yang seharusnya cara membuang yang benar?
Ngeri ya Mbak kalau menstruasi pertama tidak ditangani dengan baik. Ini terutama buat anak ABG karena kurangnya pengetahuan yang ternyata bahaya banget. dengan manajemen kebersihan menstruasi, periode bulanan ini bisa dilalui dengan taktis berkat bantuan Betadine agar wanita tetap produktif dalam banyak aktivitas.
Kadang ibu merasa ribet kalo harus mengajari ajak padahal penting banget ya agar anaknya tahu harus bagaimana. Terutama jika mendapat haid pertamanya.
kalo sy dulu malah menanti2 karena temen2 udah pada mens sy belum pdhal sudah kelas 3 smp. khawatir juga sih. trus ibu bilang yaudah nanti tahun depan kalo belum mens kita ke dokter. eh beberapa bulan kemudian mena juga tapi ga merah gt..
Edukasi menstruasi memang perlu dilakukan apalagi saat jelang pubertas, agar si remaja perempuan tersebut bisa mendapatkan informasi yang benar dan tepat
Pengetahuan penanganan menstruasi harus diajarkan kepada anak perempuan menjelang usia menstruasi. Agar pada saatnya, mental dan perlakuan menstruasi tidak kaget. Karena menstruasi itu bawaan setiap wanita menjelang remaja.
Perlu disampaikan pada putri2 kita dan tetangga putri kita, it’s worth.
mba Jingga pasti happy banget niy dapat ilmu banyak dari webinar ini, apalagi soal menstruasi penting banget untuk kita sebagai perempuan agar tetap bersih dan sehat selama menstruasi itu
Selain ke anak perempuan saya pun ngobrolin ke anak yang laki-laki meski ga detil. Biar bisa memahami kondisi perempuan kalau pas lagi dapet
Sempat merasa sesendirian itu juga sih waktu pertama kali mengalami menstruasi.. Rasa aneh dan mengapa harus merasa seperti ini. Ternyata maku membicarakan masalah menstruasi begini menimbulkan banyak masalah baru akibat ketidaktahuan, terutama soal manajemen kebersihan menstruasi yang banyak mempengaruhi kesehatan perempuan.
Allhamdulillah dapet banyak banget ilmu nih soal kebersihan pas menstruasi
emang penting banget, aku sering ganti pembalut juga nih, soalnya kadang risih
Inget betul, dulu pertama menstruasi langsung malu ih mau ke sekolah, hihii..
Bersyukur saya juga menghadiri webinar ini, Mbak. berasa menemukan titik terang dari kegundahan saya selama ini. Kebetulan anak saya sudah 10 tahun dan kami sedang bersiap menyongsong masa praremaja. Saya butuh ilmu untuk berbicara dengannya, khususnya tentang mens pertama. Dan semua terjawab di webinar kemarin
penting banget untuk pendidikan reproduksi dan kesehatan bagi laki laki dan perempuan. Ini membuat laki laki paham dan menghargai wanita saat haid
edukasi seperti ini udah harus di dapatkan oleh anak perempuan saat pertama kali menstruasi agar tidak lupa apa” saja yang harus di lakukan dan dibersihkan
Iya mbak aku juga baru tau ada hari kebersihan mesntruasi kemarin ini waktu ikutan webinar. Ternyata anak laki-laki juga perlu diberikan informasi mengenai menstruasi ya, apalagi buat remaja putri banyak juga yang belum tau cara menhafa kebersihan waktu menstruasi
Sebelumnya memang sering dianggap tabu ya kalo ngomongin masalah kewanitaan, salah satunya menstruasi. Namun justru keterbukaan informasi jauh lebih penting dari rasa tabu itu sendiri.
Selain itu juga para orang tua sebaiknya perlu menambah wawasan seputar masalah menarke atau menstruasi pertama ini. Jadi biar bisa jawab pertanyaan anak-anak jika mereka menanyakannya atau minimal bisa memberikan mereka wawasan baru.
Setelah membaca artikel super keren ini, saya jadi tau ada Hari Kebersihan Menstruasi. Thanks for sharing it
Baru tahu tiap tanggal 28 Mei diperingati hari menstruasi. Saya termasuk yang boros nih mbak kalau pakai pembalut. Siang ada bisa ganti 3x malam juga, hihihi. Namun memang kebersihan harus terjadi ya pas menstruasi
Bener banget nih. Menjaga kebersihan kewanitaan memang wajib karena bisa berakibat fatal ya
Lengkap banget ya produk perawatan miss v dari betadine… Ada yang khusus untuk red days, cari ah…
serunya pasti dapat ilmu banyak dari acara webinar ini ya mba Jingga, jadi pengen ikutan. Biar lebih tahu banyak lagi soal menjaga kebersihan area perempuan
Penting banget ya edukasi tentang menstruasi ini.. Khususnya untuk anak masa pubertas.. Sebagai seorang ibu harus aktif untuk mencari tahu dan mengajarkan tentang menstruasi ini ke anak” kita kelak yaa..
Edukasi tentang menstruasi ini sangat penting ya mbak kepada anak perempuan maupun laki-laki. aku termasuk generasi yang ga dapet informasi itu dari ortu, justru banyak dapet dari sekolah dan teman2. maka dari itu aku berikhtiar sungguh-sungguh untuk anak-anakku
Ternyata bukan cuma anak perempuan ya, anak laki-laki juga perlu diedukasi terkait hal ini. Dan orang tua terutama ibu punya peran besar dalam mengedukasi anak agar tahu pentingnya menjaga kebersihan menstruasi
Wah terima kasih Mbak sudah mau berbagi ilmu yang didapatkan di webinar terkait menjaga kebersihan menstruasi. Sangat mengedukasi banget ya dan sebagai ibu kita memang perlu mengajari anak perempuan sedini mungkin untuk jaga kebersihannya saat haid
Masya Allah, lengkap banget informasinya mba. Emang penting banget si edukasi tentang menstruasi ini.
Aku jadi ingat juga Mbak Ji saat pertama kali dulu haid bingung banget usia 10 tahun masih SD 🤣 sama orang tua dikirain jatuh dari sepeda gitu wkwka
Hahahahaaku y pernah berpikiran enak jadi anak laki ya jwkakaka. H ribet astagfirulloh.
Semakin dewasa jadi belajar banyak hal terkait peran masing2.
Iya betul anak2 itu percaya kbanyakan sama innercircle merrka. Ortu dan guru..sampai aku punya pengalaman berkaitan ini lho..
Bener banget, mbak. KAlau saya saat lagi mestruasi, selangkanya juga suka gatal-gatal gitu dan di tambah lagi dengan baunya yang gak enak. Rasanya gak enak gimana gitu, awalnya saya juga kepikiran mau nyari obat buat pengharum atau pembersih vagina gitu. Akhirnya ketemu juga rekomendasi Betadine khusus kewanitaan dari mbak, termakasih mbak nanti saya coba deh 🙂
Lengkap sekali coba ini ulasannya mbaa… Selalu memberikan informasi yang lengkap deh tulisan mba Jihan ini, apalagi tentang menstruasi ini banyak sekali yg belum paham.. membaca ini saya yakin semua orang bakal teredukasi mbaa…
Beruntunglah anak² yg dilahirkan di zaman modern ini yaa mba..
Mau topik apapun termasuk mens ini gk di anggap lagi tabu utk dibicarakan, tapi emang sesuatu yg harus segera diberi pemahaman yg layak yaa..
Momen pertama kali saya dapat mens, hati saya langsung dag dig dug kencang kayak orang ketemu sama yang ia suka ehh. Iya berdegup gitulah, terus saya inisiatif beli pembalut sendiri belom bilang ke ibu. Terus udah lega terpakai, agak sorean atau malam lupa deh, baru bilang ke ibu. Pengalaman yang awkwkk
Penting banget ini membersihkan area kewanitaan terutama saat mengalami menstruasi