Wedang Ronde Kearifan Lokal sebenarnya hanya julukan saya pada ronde yang biasa mangkal di dekat rumah saja. Karena yang namanya ronde ya sudah pasti dari Indonesia kan? Eits tunggu dulu teman bloger. Ternyata, ronde bukan berasal dari Indonesia lho! Pemahaman saya selama ini salah, hehee. Atau mungkin sudah ada yang tahu ya ronde itu darimana. Ternyata ada cerita tersendiri asal muasal ronde ini. Yuk simak cerita selengkapnya!
Pertemuan Pertama dengan Ronde
“Lek, ronde dua ya dibungkus.” Kata saya saat itu. Malam yang dingin akhirnya membawa saya membeli ronde yang selama ini dihindari. Karena ngga suka aja sih, bukan karena alasan lain.
“Siap mbak, monggo duduk dulu..” Lek Ronde mempersilakan saya untuk duduk di atas kursi kecil plastik di dekatnya.
Bau semerbak rempah-rempah langsung terasa begitu saya duduk di dekat panci pemanas. Hmm wangi jahe! Meskipun saat itu saya tidak suka mengonsumsi jahe, namun menyium wangi jahe saya suka.
Kenapa saya tidak suka jahe? Karena begitu masuk kerongkongan rasanya panas dan tidak nyaman. Padahal kata Ibu jahe itu tanaman surga. Benarkah? Hmm, kapan-kapan cari literatur soal itu ah. Namun sejak pandemi yang terjadi akhirnya saya mau minum jahe. Kebiasaan meminum jahe pun akhirnya menjadi rutin di tengah keluarga kami.
“Kuahnya wangi banget ya Lek..” ucap saya sambil mengamati setiap pergerakan paklek Ronde yang sedang membungkus pesanan.
“Iya, jahenya untuk menghangatkan badan mbak. Mau kuahnya dilebihin?”
“Eh nggausah Lek, saya ngga suka jahe. Ini saya belikan Ibuk di rumah. Kalo bunder-bundernya itu saya mau Lek. Tanpa wedang, ” ujarku sambil tertawa.
“Wah, kenapa ndak suka padahal enak wedangnya. Kalau rondenya kuah manis jadi kayak Orang cina mbak, hehe…”
“Masa sih Pak?”
“Iya, ronde kan aslinya Tangyuan dari Cina itu. Ada kuah manis, asin, rempah-rempah.” Jelas beliau sambil memberikan satu kresek bungkusan ronde yang saya pesan.
“Lha kalau pake wedang jahe ronde mana?” Saya tertarik untuk meneruskan percakapan kami ini, namun ternyata bungkusan ronde sudah hadir di depan saya.
“Ronde kearifan lokal mbak, hehehe…”
Saya ikut tertawa, Lek Ronde ternyata pengetahuannya lebih luas daripada saya. Jadi benar sekali apa yang dikatakan oleh Bapak Roem Topatimasang bahwa setiap buku adalah ilmu dan setiap orang adalah guru.
Sore itu, saya jadi tahu asal muasal ronde dan beberapa jenis kuahnya.
Resep Wedang Ronde
Maka sore itu saya pun berseluncur mencari tutorial cara membuat wedang ronde. Nyari dan disimpan dulu sih, entah kapan praktiknya.
Wedang memiliki arti yaitu minuman hangat. Wedang yang paling umum di Indonesia terbuat dari jahe yang punya citarasa pedas sekaligus memberikan sensasi hangat dari senyawa zingeron yang terkandung di dalamnya. Yup, minuman hangat inilah yang paling sering dicari untuk menghangatkan badan saat kondisi kurang sehat atau saat cuaca dingin. Teman bloger pasti sudah tahu ya sejuta manfaat dari jahe ini.
Lalu darimana ya sebenarnya Wedang Ronde ini pertama kali dimodifikasi di tanah Nusantara? Yes, wedang yang satu ini berasal dari daerah Solo. Wedang ronde terbuat dari air rebusan jahe yang diberi gula merah, pandan, serai, serta isiannya seperti kacang tanah, potongan roti, potongan kolang-kaling, dan ronde bola-bola ketan yang telah direbus. Rasa jahe yang hangat dan ronde yang lembut menjadikan wedang ronde ini disukai banyak orang. Termasuk ibu dan ayah saya.
Melansir Sajian Sedap, bahan yang perlu disiapkan adalah bahan ronde, bahan isi ronde, dan sirup jahe.
Bahan untuk membuat ronde adalah
- 150 gram tepung ketan putih,
- 1/4 sendok teh garam, 135 ml air hangat,
- 2 tetes pewarna hijau tua, dan
- 2 tetes pewarna merah cabai.
Siapkan juga bahan untuk isian ronde yaitu :
- 50 gram kacang tanah kupas yang telah di sangrai.
- Lalu 1 sendok teh wijen, juga sudah disangrai, 25 gram gula pasir, dan
- 1/8 sendok teh garam.
Selanjutnya bahan untuk kuah jahe sebagai berikut :
- siapkan 2.000 ml air, 300 gram gula pasir,
- 100 gram jahe, yang sudah dibakar lalu dimemarkan.
- 1 sendok teh garam,
- 4 lembar daun pandan,
- 6 batang serai yang telah dimemarkan.
Cara membuat wedang ronde :
Dimulai dengan membuat isian ronde. Blender kacang tanah hangat-hangat, wijen, gula pasir, dan garam sampai rata. Jika tidak ada blender bisa ditumbuk. Selanjutnya bisa dibentuk menjadi bulatan-bulatan kecil, lalu sisihkan.
Setelah itu teman bloger bisa membuat adonan ronde.
- Pertama, campurkan tepung ketan dan garam. Aduk rata, tambahkan air hangat sedikit-sedikit sambil diuleni sampai kalis dapat dipulung.
- Bagi adonan menjadi tiga bagian terlebih dahulu untuk memberinya warna. Satu untuk adonan yang diberi warna hijau, satu untuk adonan yang diberi warna merah, dan satu adonan untuk warna putih yang dibiarkan saja.
- Tambahkan pewarna makanan merah dan hijau ke masing-masing adonan yang sudah dibagi lalu uleni sampai rata..
- Jika sudah, ambil bahan adonan ronde kira-kira setara dengan bakso yang ukuranya kecil. Lalu pipihkan beri adonan isi di tengahnya dan bentuk bulat. Lakukan hal yang sama sampai isian dan adonan ronde habis. Selanjutnya teman bloger bisa langsung merebus air, dan jika sudah mendidih masukan ronde.
- Selanjutnya biarkan ronde mengapung sebagai tanda sudah matang. Jika sudah matang, maka bisa langsung ditiriskan.
- Langkah selanjutnya adalah membuat kuah jahe. Mudah saja : rebus semua bahan kuah jahe yaitu gula, jahe, daun pandan, dan serai rebus dengan api kecil sampai mendidih dan harum.
Untuk penyajiannya sesuai selera yaa, teman bloger bisa mngambil beberapa butir ronde dan siram dengan kuah jahe. Nikmati selagi hangat.
Kalau teman bloger, suka ronde ngga?
Referensi : Resep Wedang Ronde dari Sajian Lezat
Baca Juga Bakso Tengkleng Mas Bambang
Ih, lucuk rondenya warna warni, aku tadi mikirnya semacam kue gitu, ternyata minuman ya, haha.. belum pernah nyoba blass sih, aku tahunya bandrek aja 😀
Waah baru tau kalo ronde bukan asli Indonesia. Ternyata kayak blasteran gitu ya ronde kearifan lokal hehehehe
Enak nih dimakan lagi hujan-hujan begini
[…] kuliner legendaris Malang apalagi yang pernah teman bloger […]
[…] Jihan Mawaddah : Wedang Ronde Kearifan Lokal. Darimanakah Asal Ronde? […]
Aku batu tahu kalau sebenarnya Ronde itu mwnu khas kaum Tionghoa yang mengalami akulturasi budaya dengan lokalitas nusantara lalu dicampurlah dengan Wedang. Dan baru tahu juga jika Wedang Ronde ya dari Solo. Kukira Jogja karena sering ada di alun alun lor maupun kidul.