Pasti ada yang pernah punya pengalaman tidak menyenangkan ketika menghadapi keingintahuan seseorang. Misalnya,
“Kapan nikah?” atau
“Kapan hamil?” atau
“Kapan punya adik?” dan berbagai pertanyaan lain yang berkenaan dengan takdir.
Sekilas mungkin sepele, tapi ternyata bisa ngrusak mood juga sih kalo terlalu sering.
Contohnya nih ada satu cerita yang saya ingat dari berbagai cerita yang menurut saya membuat perasaan mendadak mendung.
Pagi itu mumpung sedang ngga ke kantor, saya mencoba untuk main ke tetangga yang juga punya bayi seusia Isya. Disitulah bermula satu pikiran yang membuat saya untuk membuat mantra tersendiri ketika menghadapi kalimat yang menyakitkan.
Kebetulan ada ibu-ibu yang juga ikut nongkrong di situ. Begitu lihat Isya beliau langsung nyeletuk,
“Gendutnyaaa. Ih ya ampun aku kok ngga suka ya punya anak yang gendut banget gitu?” katanya dalam bahasa Jawa, sambil tetap memaksa minta Isya buat digendong.
Dalam hatiku,
“Lah itu kan urusan ibuk mau suka mau ngga, busyet dah dia curhatnya nyakitin.”
Lalu saya jawab dengan senyuman saja, daripada rame ya kan.
Percuma meladeni orang seperti ini.
Suatu kali ada juga yang berkomentar kalau punya anak bayi itu harus begini dan begitu. Ada juga yang tanya, lahirannya normal apa sc? Minum asi apa sufor? Ih kok sufor? ASI nya kenapa? ASI tu penting lho, blablabla~
Sempat malas keluar untuk kasih Isya haknya mandi sinar matahari. Apakah saya harus bikin pengumuman di depan rumah detail kelahiran si bayi? Seringkali karena ingin menghindari pertanyaan menyakitkan saya pun urung mengajak Isya berkeliling sekitar rumah.
Bayangkan, sedetail itu. Bayangkan juga bagaimana saya harus menjawabnya dengan kondisi tidak pernah merasakan kehamilan, tidak juga melahirkan. Bukan suatu hal yang mudah untuk menelan bulat-bulat pertanyaan yang kadang menyakitkan di telinga dan juga hati.
Tapi kadang juga menjadi penghiburan tersendiri buat saya. Kok ada ya orang sepeduli itu? Apakah setelah dijawab dia akan memberikan solusi selanjutnya? Untuk kasih ASI setiap hari mungkin? Alangkah lucunya negeri ini *sambil manggut-manggut*
Kalimat-kalimat itu mungkin bagi sebagian orang lain biasa saja. Bahkan mungkin setelah ini ada yang bilang, Ah jangan sensi, gitu aja baper.
Tapi bagi saya ini ngga ada hubungannya dengan sensitif atau tidak. Karena setiap orang punya perasaan, bukan kamu saja. Jadi akan lebih baik jika kita menahan kekepoan yang sebenarnya tidak penting dan tidak ada faedahnya bagi diri sendiri serta orang yang ditanyai.
Tapi yah sekali lagi saya berpikir, untuk apa memikirkan kata-kata yang mengandung racun seperti itu ya? Karena hal terpenting adalah saya dan Isya sehat.
Untuk itulah mantra ini ada,
“People dont have to like me! Biar saja, this is my style leading to happiness.”
Teman-teman, let’s live a happy life. Ucapkan “Je m’en fous” kalau ada yang mengganggu pikiranmu. Jangan sampai pikiran-pikiran negatif dan mengganggu itu merusak sel-sel sehat yang ada dalam tubuh kita.
Kita punya hak untuk bahagia seperti kita punya hak untuk mengabaikan berbagai macam omongan orang. Karena yah sekali lagi, kita tidak bisa mengontrol apa yang orang ucapkan. Tapi kita bisa menutup kedua telinga dari apa yang mereka ucapkan.
Be happy Mom! Selamat Hari Minggu, selamat menikmati liburan 珞❤️
I know thats feel…
Bahkan kadang ada yang japri begini: maaf kok ga pernah posting tentang keluarga yaa? Bagiku ini semacam cara halus untuk bertanya kamu udah menikah dan punya anak atau belum siih… 😚
hihi iya juga ya mbak.. halus poll >.<