Cantik Itu Luka adalah novel karya Eka Kurniawan yang pertama kali saya baca. Atas rekomendasi seorang teman dan sebuah komunitas baca, akhirnya saya memberanikan diri untuk membaca karya Eka Kurniawan ini. Kesan pertama? Epic! Berkat cantik itu luka, akhirnya saya ketagihan membaca karya Eka yang lainnya.
Definisi Cantik Itu Luka
Siapa yang menyangka bahwa Cantik itu akan mendatangkan luka?
Siapa yang sangka ketika kecantikan justru berujung nestapa?
Membaca buku ini awalnya hanya karena teman-teman yang sedang mengusung project baca keroyokan. Saya pun memburu novelnya di toko buku terdekat dan segera membacanya halaman demi halaman hingga tengah malam. Saking penasarannya dengan alur cerita yang disajikan di awal. Penuh kejutan dan membuat pembaca penasaran. Membayangkan novel ini penuh dengan fantasi cerita dari pengarangnya saja tidak pernah, pun dengan latar belakang yang diceritakan sebelum kemerdekaan Indonesia. Tidak ada yang menyangka bahwa novel ini bahkan membahas sebagian sejarah pendudukan Belanda dan Jepang di Indonesia.
Berawal dari seorang wanita cantik bernama Dewi Ayu yang telah melalui kehidupannya dengan banyak luka dan kesakitan. Hingga dia melahirkan putri-putri yang tak jauh beda dari parasnya. Cantik.
Namun anak terakhirnya ternyata berbeda dengan saudara-saudaranya yang lain. Bab demi bab disajikan dengan sangat manis. Hingga pada bagian akhir kisah disajikan dengan banyak membahas kehidupan si Cantik, begitu nama anak bungsu Dewi Ayu yang sudah beranjak dewasa. Begitu juga dengan saudara-saudaranya yang beruntun diterpa kemalangan karena kehilangan.
Penuturan kisah yang tegas, lugas serta sarkas khas penulis terkadang memunculkan tanya mendalam tentang kejadian yang seolah nyata.
Pada bagian akhir kisah ini, juga akan diungkap segala teka-teki yang selama ini saya pertanyakan sejak membuka halaman pertama.
Ada apa sebenarnya dengan Dewi Ayu? Ibu si Cantik. Serta berbagai penyebab rentetan kejadian yang menimpa keluarga Dewi Ayu.
Segalanya terjawab di akhir cerita, tentu saja. Meskipun masih menyisakan beberapa pertanyaan dalam pikiran saya.
Seperti misalnya, setelah Dewi memutuskan untuk mati, kemudian bangkit kembali setelah sekian lama, bagaimana dia melakukan ini?
Atau kisah Alamanda dan mantra sihirnya. Atau kisah si Maman Gendeng dan moksa yang berhasil dia lakukan.
Jika bertemu dengan penulisnya, pertanyaan-pertanyaan khayalan semacam itu mungkin kuajukan karena memang menimbulkan rasa penasaran yang tak berujung hingga saat ini. Sampai-sampai saya mencari informasi tentang semua hal itu melalui mesin pencari google, termasuk apa itu binatang ajak-ajak.
Yang jelas, buku ini sungguh memikat pembacanya, bab demi bab selalu saja ada tragedi yang disajikan untuk diselesaikan.
Ini sih Harry Potter versi Indonesia kali ya >.<