Satu lagi bakso enak yang ada di Kota Malang. Sebenarnya bakso sudah bukan makanan istimewa lagi kalau di Malang. Makanan ini bisa kita temui dimana pun, bahkan di luar Kota Malang sekalipun. Namanya pun beragam, Bakso Solo, Bakso Kepanjen, Bakso Trowulan, dan lain sebagainya. Namun tetap saja bagi saya bakso Malang adalah jenis bakso paling enak yang pernah saya rasakan dibanding bakso-bakso yang sudah saya sebutkan di atas.

Para pemerhati kuliner tentu sudah memberikan ulasan bakso-bakso terkenal di Malang. Namun kali ini saya ingin mengulas tentang bakso tanpa nama yang baru-baru ini saya temukan di depan sebuah sekolah dengan kios kecilnya yang ‘mungkin’ tak meyakinkan. Tidak seperti bakso-bakso ala artis yang tempatnya mewah dan nyaman, bakso tanpa nama ini letaknya di depan sebuah sekolah swasta di Kota Malang yang akrab disebut Panjura. SMA Panjura sendiri berada di Jalan Kelud, tempat festival literasi Patjar Merah kemarin diadakan. Saya tahu bakso ini karena beberapa kali berkunjung ke Patjar Merah dan melihat ada banyak manusia yang mengantre untuk makan disini.

Jadi kalau kita memasuki Jalan Kelud, akan tampak deretan kios/toko di sepanjang jalannya. Diantara kios ini lah bakso tanpa nama itu eksis. Tepat di depan bekas gedung bioskop Kelud, ada kios bakso mungil dengan gerobak dorong. Warna gerobaknya coklat susu. Kontras dengan warna dinding kios yang berwarna kuning.

Pertama kali mencoba bakso ini bersama teman, sungguh membuat lidah saya tidak berhenti bekerja sama dengan gigi untuk mengunyah. Rasa pentolnya yang lembut namun kenyal begitu enak saat dirasakan oleh indra pengecap. Rasa asinnya pas, begitu juga dengan kuahnya. Sambelnya pun tidak terlalu pedas, sehingga dua sendok sambal yang dicampur satu mangkok bakso pun tetap bisa dinikmati tanpa harus cepat-cepat dimakan karena kepedesan. Rasa gorengnya tak kalah lezat dengan gorengan yang dijual oleh Bakso President, Bakso Prima atau Bakso Kota Cak Man. Rasanya gurih, crunchy, tapi begitu disiram kuah, lumernya ngga nahaaann! Entah bagaimana mendeskripsikan rasa bakso tanpa nama ini.

Harganya pun relatif murah. Satu pentol dibandrol Rp 2.000,- untuk pentol telur puyuh Rp 3.000,- gorengan, tahu dan mie hanya Rp 500,- saja. Kita juga bisa mengambil sayuran sebanyak-banyaknya (asal ngga malu aja sih) gratis! Selain itu Ibu penjualnya pun sangat ramah. Tidak heran beliau punya banyak langganan.Karena seenak apa pun rasanya, kalau yang jagain galak malas juga mau datang lagi. Pelayanan, rasa, dan kebersihan menjadi nilai plus dari saya untuk bakso ini. Kekurangannya hanya satu, tempatnya yang kurang luas. Sehingga untuk bisa makan harus berhimpitan dengan pengunjung lain, apalagi saat jam makan siang. Kalau mau sepi, bisa datang kesana lebih pagi ya.

Makan apa lagi ya minggu depan? Rekomendasikan kuliner di Kota Malang untuk diulas di blog ini yuk!