Cara Berbahagia Tanpa Kepala adalah salah satu novel karya Triskaidekaman yang saya sukai selain Buku Panduan Matematika Terapan dan CADL yang fenomenal itu. Bagi teman-teman yang belum membaca buku ini, yuk deh simak dulu reviewnya di sini sampai habis ya!

Review Cara Berbahagia Tanpa Kepala 

Adakah yang lebih mengerikan daripada kehilangan sebongkah kepala?

Kalau tak ada, apalagi yang harus ditakutkan?

Satu lagi ide gila dari Triskaidekaman yang menjadi sebuah cerita. Tidak hanya menyuguhkan sebuah karya sastra yang epik, namun (sekali lagi) ia juga mengajak kita untuk berpikir halaman demi halaman. Seringkali otak terlalu dimanjakan dengan berbagai macam diksi yang melenakan, namun sejak penulis memuat kata kandar kilas yang tak pernah saya dengar, akhirnya tesaurus dan KBBI lah yang menjadi pendamping saya kala membaca.

review cara berbahagia tanpa kepala

Dibuka dengan pesan dari Kak Triska : Jangan biarkan kepalamu hanya masak di pohon tanpa daya guna bagi orang-orang di sekitarmu!

Pesan yang tajam. Saya jadi ingat akan sebuah filosofi pohon pisang yang pernah disampaikan oleh Ayah saya. Jadilah seperti pohon pisang. Karena pisang tak akan mati sebelum seluruh bagian dari tanamannya bisa dimanfaatkan oleh manusia. Mulai dari batangnya, buahnya, bunganya, hingga daunnya. Jadi kalau pohon pisang saja bertekad untuk memiliki manfaat bagi sekitarnya, bagaimana kita sebagai manusia? Makhluk yang diberi akal oleh Allah?

Saya jadi punya banyak pengetahuan baru tentang kosa kata baku dan padanan kata yang masih asing. Ini yang saya sukai dari Kak Triska. Karena mungkin saya terlalu banyak dimanjakan oleh novel-novel romance. Awalnya saya mengira judul novel ini hanya sebuah slogan atau perumpamaan, ternyata tidak. Saya tidak pernah pula membayangkan bagaimana jika manusia hidup tanpa kepala.

cara berbahagia tanpa kepala

Cara Berbahagia Tanpa Kepala bercerita tentang seorang manusia bernama Sempati yang merasa kepalanya tak memberi solusi atas ragam permasalahan yang dialaminya selama ini. Keluarga yang carut marut, bullying, serta banyak lagi kisah yang tak selesai dalam hidupnya. Termasuk sebuah tanda tanya, apa yang terjadi dengan ibu dan bosnya?Begitu juga dengan ayah tirinya.

Kepingan demi kepingan potongan hidup Sempati belum juga saya temukan hingga setengah bagian dari isi novel. Sempati tetap ingin memisahkan kepala dengan badannya. Kepalanya justru dianggap merepotkan, hingga membuatnya mengikuti sebuah program yang dilarang Pemerintah, yaitu program Bebaskan Kepalamu. Program ini bukan hanya slogan belaka, namun nyata memang program pemenggalan kepala dari badannya. Program inilah yang memungkinkan Sempati untuk menceraikan sementara kepalanya. Tanpa diduga, kepala itu menghilang.

Ya, benar-benar menghilang. M4, seseorang yang membantu Sempati dalam program Bebaskan Kepalamu  juga menghilang tanpa jejak. Malam pemenggalan kepala Sempati, ada mata yang tidak biasa, ada bahasa tubuh yang tak terduga dari M4. Apa sebenarnya yang ditemukannya di dalam kepala Sempati? Bahagiakah Sempati hidup tanpa kepala sesuai dengan ekspektasinya selama ini? Dapatkah Sempati bertahan hidup hingga ia menemukan badannya kembali?

Yah, setelah Buku Panduan Matematika Terapan, Triskaidekaman kembali menghadirkan cerita tak biasa. Cara Berbahagia Tanpa Kepala menggabungkan unsur fiksi ilmiah, surealisme, dan thriller yang sebetulnya sangat saya hindari. Namun kisah yang menggaungkan kegelisahan manusia modern ini benar-benar memberikan kejutan demi kejutan dalam setiap babnya.

Saya tidak bisa membayangkan, apa saja yang ada dalam kepala Triskaidekaman? Idenya benar-benar Out Of The Box, berani, cerdas, dan tetap memberikan pesan moral pada pembacanya. Saya bertekad nanti, tidak akan melewatkan buku ketiganya nanti yang konon katanya novel tanpa huruf E. Penasaran kan? Saya juga.

 

Cara Berbahagia Tanpa Kepala

Oleh Triskaidekaman

Penerbit Gramedia, 300 halaman.

Cetakan Pertama, Mei 2019

4/5