Orang pertama yang bangun dini hari, lalu bermunajat bersimpuh bersujud kepada Allah, doa-doa beliau selalu menggema hingga kamarku. Doa keselamatan anak-anak, cucu serta jamaahnya.
Lirih lisannya membaca Quran.
Usai Subuh masih disempatkan untuk membuat catatan. Apalagi hari ini hari Jumat, menyiapkan materi khutbah adalah kebiasaan.
Ayah, entah mengapa waktu terasa begitu cepat. Sepertinya baru kemarin kau antar aku pergi ke sekolah. Masih dengan badan yang gagah dan rambut yang hitam.
Ayah, mengapa sudah terlewatenam puluh tahun saja usiamu hingga rambut dan jenggotmu memutih. Tidak bisakah kita kembali ke masa lalu? Saat vespamu melaju pelan mengantarku hingga pintu gerbang sekolah. Kudekap erat tubuhmu karena kau bilang jika tak berpegangan, aku akan jatuh.
Ayah, kau tak mengizinkan seorang pun menyakitiku. Maka aku pun ingin begitu. Tak ada seorang pun yang boleh menyakitimu. Sampai lantai licin yang membuatmu hampir terpeleset kemarin ingin sekali segera kuganti dengan yang baru.
Ayah, semoga usiamu penuh keberkahan. Nikmatilah masa-masa ini dengan berhenti sejenak dari segala persoalan umat yang selalu datang.
Aku pun kehabisan kata untuk menuliskan segala hal tentangmu hari ini. Kami menyayangimu Ayah. Sehat-sehat selalu ya ❤️