What would it be like to have not only color vision but culture vision, the ability to see the multiple worlds of others. – Mary Catherine Bateson
Dapat dikatakan bahwa Hari Batik Nasional (HBN) yang juga dikenal dengan nama lain Inggris : Batik Day adalah perayaan atau peringatan dengan tujuan untuk memperingati ditetapkannya batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009 oleh UNESCO.
Selain tujuan tersebut, yang paling utama adalah sebagai wujud penghormatan kita terhadap jasa para pahlawan yang telah memperjuangkan serta melestarikan kebudayaan Indonesia, dengan terus melestarikan seni budaya membatik untuk Nusantara bagi generasi muda penerus bangsa.
Batik merupakan salah satu warisan budaya yang menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia.Tidak hanya itu keindahan batik bahkan sudah diakui dunia.Batik telah berkembang menjadi satu ikon fashion budaya Indonesia dengan berbagai warna dan motif.
Dulu Benci Sekarang Cinta, Tumpah Rasaku pada Batik Indonesia
Sebagai generasi muda yang lahir di tahun 90-an, tentu batik bukan menjadi salah satu jenis kain atau pakaian favorit saya. Batik saat itu di mata saya adalah jenis motif kain yang usang dan ketinggalan zaman. Setiap kali dibelikan ibu kain batik, saya menggerutu. Kenapa harus kain dengan motif yang disukai nenek-nenek seperti ini? Begitu kurang lebih apa yang ada dalam pikiran saya.
Namun seiring dengan bertambahnya usia, juga ketika batik sudah diresmikan menjadi warisan budaya yang bernilai oleh UNESCO untuk Indonesia, saya akhirnya membuka mata. Mencoba mencari tahu sejarah di balik motif batik yang mendunia ini.
Memang benar apa kata orang : tak kenal maka tak sayang. Saya yang dulu masih duduk di bangku sekolah tentu saja tak mengerti dan tak mengenal apa itu batik dan mengapa saya harus bangga karenanya. Namun karena mengenalnya, akhirnya batik menjadi salah satu warisan budaya dari nenek moyang yang saya sayangi.
Jadi bagi adik-adik yang mungkin membaca artikel ini, jangan dulu menilai batik adalah motif kuno dan ketinggalan zaman. Namun kenalilah terlebih dahulu bagaimana batik bisa membawa bangsa ini menjadi bangsa yang tangguh menghadapi pahitnya kehidupan di tengah peperangan, bangsa yang kreatif dan juga produktif.
Kalau ditanya, apa yang membuat kamu bangga terhadap batik Indonesia?
Tentu saja saya akan menjawab bahwa batik Indonesia tidak akan pernah kita temui di belahan dunia lainnya. Batik Indonesia adalah ciri khas dan identitas bangsa kita. Kalau sudah punya keunikan semacam itu, mana mungkin saya tidak merasa bangga?
Begitu juga dengan nilai yang terkandung dalam batik. Ada banyak sekali nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, sesuai dengan motif masing-masing. Seperti batik yang menjadi identitas organisasi saya ini.
Sengaja dibuat batik tulis (hand made, bukan dicetak oleh mesin pabrik) berupa garis tiga bertumpuk yang mengadopsi filosofi padi.
Semakin tua, semakin merunduk. Semakin banyak ilmunya, semakin rendah hatilah ia.
Masih banyak lagi nilai yang terkandung dalam batik sesuai dengan motif yang dibuat oleh jari jemari nenek moyang kita.
Mencintai Batik dengan Sederhana
Kalimat di atas; Mencintai batik dengan sederhana adalah kalimat yang meniru salah satu satu puisi karya Eyang Sapardi ;
“aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada”― Sapardi Djoko Damono
Begitu juga perasaan saya pada batik Indonesia. Di balik sejarahnya yang mampu membuat saya tak mampu berkata-kata ternyata ada begitu banyak peluh di setiap titik yang dibuat oleh jari jemari para nenek moyang kita agar menjadi kain-kain batik yang begitu mempesona.
Ada satu kisah yang diceritakan oleh nenek saya. Nenek yang gemar sekali bekerja. Bahkan ketika ia pensiun dari pekerjaannya, beliau masih saja sibuk dengan urusan organisasi yang membuatnya hampir tidak pernah tidur dengan nyaman, karena memikirkan masalah demi masalah yang datang silih berganti. Bak air yang terus mengalir.
Namun, Nenek sangat menyukainya. Waktu masih anak-anak, Nenek memang pekerja keras. Sejak kecil beliau sudah bekerja di tempat saudaranya. Uang hasil bekerja ditabung untuk melanjutkan sekolah dan juga untuk biaya keluarga.
Sepeninggal ibunya, nenek adalah anak piatu, ibunya sudah meninggal dunia lalu ayahnya menikah lagi. Nenek sebagai anak pertama, tanpa diminta tentu terbebani tanggung jawab untuk mencari uang agar adik-adiknya bisa makan.
Namun pancaran matanya begitu ikhlas ketika menceritakan ini semua. Beliau menceritakan hal ini dengan gembira tanpa beban. Kadang beliau dibantu adik-adiknya. Lebih-lebih waktu Belanda datang, gedung sekolah dibumihanguskan. Belanda membuat markas tentara di dua tempat di Kotagede. Di Tegalgendu dan dan di utara kampung Ndalem. Pasar pun sepi.
Orang melakukan jual beli keperluan rumah tangga di halaman masjid besar Kotagede. Itu saja dagangan digendong dan siap lari kalau ada serangan serdadu Belanda. Untung pasar di desa, di Jejeran atau Pleret masih lebih aman dan ramai. Di pasar desa inilah nenek yang masih anak-anak bersama adiknya dan tetangga yang juga masih anak anak berdagang. Dari rumah membawa kain batik warisan keluarga, maklum keluarga nenek ini juragan batik asal Gegulu Kulonprogo, jadi ibunya nenek menyimpan cukup banyak kain batik.
Kain batik ini di pasar desa ditukar dengan beras dan sedikit uang untuk biaya hidup sekeluarga di rumah. Ini rutin dilakukan nenek kalau rumah kehabisan beras dan uang. Jadi bisa dbilang, batik sudah serupa napas dalam kehidupan nenek saya, yang akhirnya menjadi motivasi dan semangat tersendiri untuk kami, cucu-cucunya yang lahir di era 90-an.
Batik-batik tersebut dibuat dengan tangan-tangan para perempuan yang ikhlas dan tak kenal lelah. Setiap motifnya dibuat dengan hati, ditulis pula dengan hati di atas kain untuk menghasilkan motif terbaik. Begitulah motif-motif itu hadir dan menjadi warisan budaya tak benda untuk bangsa Indonesia. Setiap motifnya memiliki arti yang tak biasa. Bagaimana bisa kita tidak mencintai batik warisan nenek moyang itu?
Mencintai Batik ala Keluarga Jingga
Ayah saya termasuk penggemar batik, bahkan bisa dikatakan beliau sangat mencintai batik. Mungkin lebih dari 20 pasang bajunya yang bermotif batik. Mulai dari batik Malang hingga batik Dayak. Begitu juga dengan ibu saya. Oleh karena itu sedikit banyak saya tahu bagaimana cara merawat batik karena kebiasaan orangtua kami.
Selama belasan tahun ayah mencuci baju-baju batiknya menggunakan klerek atau lerak. Buah lerak atau lamuran adalah tumbuhan yang dikenal karena manfaat bijinya yang bisa digunakan sebagai deterjen alami dan ramah lingkungan.
Lerak bermanfaat sebagai deterjen alami dan ramah lingkungan karena mengandung saponin, yang sifatnya bisa membersihkan kotoran. Lerak yang memiliki nama latin Sapindus rarak De Candole ini bermanfaat sebagai deterjen karena tidak hanya bisa membersihkan kotoran, tetapi lerak juga tidak meninggalkan zat residu kimia sehingga lebih aman dan ramah lingkungan.
Buah lerak dihasilkan dari pohon yang tingginya berkisar antara 10 hingga 42 meter. Lerak memiliki daun yang oval, berbentuk runcing, dan memiliki tangkai agak pendek dan berwarna hijau cerah. Biji dari buah lerak terbungkus kulit yang cukup keras berbentuk bulat, dengan warna coklat kehitaman dan permukaan buahnya licin mengkilat.
Untuk menjadikan lerak sebagai deterjen yang alami dan ramah lingkungan, terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan antara lain :
- Siapkan buah lerak yang sudah matang secukupnya,
- Kupah buah lerak dari kulitnya, lalu rebus daging buah lerak dengan air hingga mengeluarkan minyak,
- Saring air rebusannya, dan hasil saringan tersebut yang kita gunakan sebagai deterjen lerak,
- Untuk menambahkan wewangian, bisa menggunakan ekstrak lemon atau bunga agar deterjen lerak menjadi lebih wangi.
Lerak bermanfaat sebagai deterjen yang alami untuk mencuci sekaligus aman dan ramah bagi lingkungan. Deterjen dari lerak juga cocok digunakan untuk mencuci kain batik karena membuat warna batik akan tahan lama dan tidak cepat pudar.
Tidak hanya alami dan ramah lingkungan, deterjen lerak juga lebih baik dibandingkan dengan deterjen berbahan kimia karena membuat kain pakaian menjadi lebih awet. Bahkan deterjen lerak bisa digunakan untuk mencuci perkakas masak.
Melihat alami dan ramah lingkungannya deterjen lerak, diharapkan bisa menjadi salah satu alternatif dan cara untuk masyarakat lebih menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan. Deterjen lerak juga menjadi warisan budaya nasional karena sudah digunakan sejak zaman dahulu.
Namun kini untuk mendapatkan lerak, Ayah tidak perlu lagi memecahnya dengan palu, merebusnya, hingga bisa digunakan sebagai deterjen untuk batik. Karena sudah ada deterjen khusus batik dari Indomart yang saat ini menjadi deterjen kegemaran dan kebanggaan ayah saya.
Serius, ayah selalu rutin memesan deterjen dari lerak ini pada saya. Oleh karena itulah saya tahu bagaimana lerak ini bekerja dan sebegitu bagusnya produk lokal Indonesia untuk kain-kain batik. Ditambah lagi kandungannya yang ramah lingkungan 🙂
Teman-teman bisa dapatkan deterjen khusus batik ini melalui Indomart terdekat. Atau kalau stoknya sedang kosong, kan kita ngga tahu tuh kapan bisa restock lagi, jadi bisa banget kita belanja online melalui indomartklik.com. Melalui fitur pencarian, ketik saja apa yang sedang kita butuhkan, lalu akan keluar di hasil pencarian. Selanjutnya langkah-langkahnya sama dengan berbelanja di marketplace lainnya. Pesan, bayar, antar. Mudah kan?
Jangan lupa juga untuk dimasukkan ke dalam Indomart Poinku ya hehe, lumayan kan siapa tahu dapat undian berhadiahnya 🙂
Selain itu, teman-teman juga bisa mendapatkan informasi bermanfaat lainnya melalui blogklikindomaret.com
Yuk rawat batik kita dengan pilihan deterjen yang pas dan ramah lingkungan. Budaya memakai batik memang harus dilestarikan, agar kita tidak lupa bagaimana sejarah menghasilkan warisan budaya tak benda seperti batik yang saat ini sudah sangat bervariasi bentuk motifnya.
Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menjadikan generasi muda semakin mencintai batik ya sebagai warisan budaya kita ya. Selamat Hari Batik Nasional!
Referensi :
airkami.id
indomartklik.com
semenjak sekolah diminta pakai kemeja batik tiap jumat, sekarang sudah dewasa jadi makin cinta dan mulai mengumpulkan batik bentuk kain supaya bisa lebih trendy 😀
Awalnya saya juga enggan memakai batik, soalnya kok keliatannya kayak abah-abah gitu. Keliatan tua. Namun semakin ke sini kok, corak batik semakin bagus, nggak cuma untuk orang tua aja, tapi juga cocok untuk anak muda. Desainnya juga update mengikuti tren yang berkembang.
Ini lomba blog Indomaret ya? Wah saya ketinggalan info nih. Good luck Mba Jihan. Pasti jawara ini mah….
Asli saya baru tahu disini itu ada deterjen adisi batik. Keren banget!
Kalau saya dan keluarga menghargai batik dengan selalu bikin pakaian sarimbit alias bahan batik yang sama untuk keluarga
dulu saya juga malas banget pakai batik tapi sejak SMA dan lihat macam2 batik keren2 baru deh mulai pilah pilih terus mulai pede pakai batik..
Sekarang batik juga makin lestari Mbak.. Sampai desain pakaian stylish pun menyisipkan tema batik. Dan, memang hasilnya cantik banget. Makin cinta sama batik.
Lerak itu ternyata dari buah, ya. Saya pikir dari campuran apa gitu. Hehe. Mantap nih Indomaret punya detergen khusus untuk batik jadinya nggak ribet lagi ya kita cari buah Lerak. Kira-kira kalau buat sasirangan bisa juga nggak ya?
Iya juga ya. Kain batik memiliki penanganan khusus dalam mencuci. Begitu yang emakku bilang kala aku memakai sarung batik Madura. Nggak bisa sembarangan pakai detergent biasa. Karena beresiko memudarkan warna batiknya yang menawan dan rupawan. Maklum sih kalau misalkan kemudian ada batik yang mahal. Wong tingkat kerumitan batiknya juga beda.
Daku juga awalnya seperti kak Jihan. Namun pas udah kerja, karena melihat motifnya yang makin keren, dan juga pakai batik itu asik bisa buat momen santai atau formal, jadilah seneng mengenakannya
Aku jadi ingat dulu waktu masih di jakarta sering terima jahit pakaian wanita. Ada tetangga yang suka banget minta di jahitkan baju batik dengan berbagai model supaya nggak terlalu terkesan jadul.
Aku baru tahu kalau ada deterjen packing batik ini. Lucu banget ya.
wah iya, sekarang batik makin bisa dipadukan dengan gaya modern ya mbak
batik bisa dipakai untuk semua usia
Baru aja kemarin hari batik nasional yah kak
Emang pakai batik tuh kece banget, bangga juga. Berasa cinta Indonesia karena batik punya tanah air kita tercinta ini. Koleksi batikku aja banyak banget saking sukanya haha
Eh, ternyata ada deterjen buat batik ya. Wah, udah gak susah-susah lagi musti rebus lerak nih. Kalau saya dari dulu suka batik, Mbak. Habis gimana, lha wong saya ini sejak kuliah bakul batik.
Kebayang repotnya kalo mesti mecahin buah lerak ya, Kak. Selama ini aku pake detergent biasa buat nyuci batik. Mm, baru tahu kalo ternyata ada detergent khusus buat nyuci batik. Auto nyari, buat stok, ah
Dulu aku juga bukan orang yang senang pakai batik, ngerasa kalo orang2 tua aja yang cocok. Terus sering jalan2 ke jawa selalu diajak mampir liat batik ama teman akhirnya jadi suka. Apalagi sekarang modelnya juga trendy2.. Jadi siapapun cocok aja makenya
Cerita tentang nenek, mirip sama cerita buyutku. Dulu beliau juga berdagang kain termasuk batik dari kampung ke kampung. Yang pernah ngerasain diajak keliling kakakku yang pertama, aku sih enggak soalnya waktu itu masih kecil banget…
Batik ini motifnya cantik dan keren-keren semua, apalagi yang sering di pajang di pameran, atau mall dan toko-toko lainnya. Berasa banga dan elegant kalau sudah menggunakan baju batik. Baru tahu sekarang sudah ada detergen khusus yang aman buat kain batik, jadi gak perlu takut luntur lagi kalau mencucinya.
Asiknya sekarang ada deterjen khusus batik. Selama ini untuk pakaian dari batik dan kain tenun, biasanya sama mamaku dicuci dengan tangan. Sudah begitu nggak boleh banyak pakai sabun cuci buat menjaga warnanya. Jadilah nggak wangi. Asiknya kalau ada detergen khususnya begini, jadi memudahkan dan bikin tenang dalam merawat busana dari batik.
Aku sekarang tahu kenapa Hari Batik diperingati pada 2 Oktober.
Ya karena pada tanggal itu, UNESCO menjadikan batik sebagai warisan budaya
aku suka banget ama batik, allhamdulillah pas hari batik kemarin juga make batik, lebih bangga aja gitu kalo make batik. Waow ada detergen batik ya, motifnya jadi pengen beli
Wkwkwk sama kak dulu juga nggak suka dengan baju batik karena terlihat kuno. Tapi sekarang desain pakaian yang berbahan dasar kain batik sudah lebih modern. Bikin kita yang makai jadi kelihatan kece badai.