Bu Kom, mohon maaf anak saya tidak bisa masuk hari ini karena masih demam dan bapil..

Bu Kom, anak saya juga izin ngga masuk ya masih bapil juga..

Setidaknya setiap hari ada saja yang mengirimkan pesan semacam itu di grup wali murid sekolahnya Isya, anak saya, akhir-akhir ini. Masih PAUD sih dan ke sekolahnya pun hanya 3x saja dalam seminggu. Jadi kalau ada yang tidak masuk, berarti memang kondisinya benar-benar mendesak karena sakit atau bepergian.

Apalagi akhir-akhir ini sedang musim-musimnya batuk pilek. Tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun juga. Kekhawatiran ibu-ibu saat pandemi masih berlanjut karena ada kasus dihentikannya ditsribusi untuk sementara obat sirup yang beredar di pasaran sebab kasus kematian 69 anak di Gambia terkait dengan obat batuk sirup terkontaminasi yang diproduksi di India.

Siapa sangka kalau ternyata memang daya tahan tubuh anak-anak kita memang sangat rentan dibanding sebelumnya? Bagaimana jika obat sirup yang beredar di Indonesia sesungguhnya aman namun anak-anak yang sempat terinveksi virus Covid-19 lah yang punya kemungkinan lebih besar untuk menerima risiko obat yang “dianggap” mengandung kontaminan itu sendiri?

Bagaimana jika perkembangan kognitif anak-anak kita memang terhambat selama 2 tahun terakhir pandemi kemarin? Lho memang ada hubungannya?

Menilik Hubungan Perkembangan Kognitif dan Daya Tahan Tubuh Anak Bersama Ahlinya Yuk!

Saya tidak mengira bahwa perkembangan kognitif dan daya tahan tubuh pada anak ternyata berhubungan. Siapa sangka ternyata daya tahan tubuh anak juga dipengaruhi oleh perkembangan kognitifnya, bukan hanya bagaimana ia mendapat asupan makanan, bagaimana ia menyesuaikan dengan lingkungan, dan hal semacamnya.

Perkembangan kognitif dan daya tahan tubuh anak ini ternyata berkaitan erat lho! Dalam webinar bersama para narasumber yang ahli di bidangnya, yakni Dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi, dr. Molly Dumakuri Oktarina, Sp.A(K), lalu hadir juga Ratih Ibrahim, M.M., Psikolog Klinis, Parenting Expert, CEO & Founder Personal Growth membuat pemahaman saya lebih jelas dan tahu alasannya mengapa perkembangan kognitif dan daya tahan tubuh anak ini punya hubungan yang erat.

Sistem Imun dan Perannya pada Perkembangan Otak 

Bersama dr. Dr. Molly spesialis anak dan UKK Alergi Imunologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) saya memahami bahwa dalam 1000 hari pertama kehidupan, apa yang kita alami, lakukan ataupun makan selama 1000 hari pertama kehidupan akan memberikan konsekuensi yang panjang terhadap kesehatan di masa depan.

Dalam 1000 hari pertama kehidupan tersebut terjadi pertumbuhan berat dan tinggi badan, pertumbuhan sel-sel otak, dan juga perkembangan sel-sel imun. Sistem imun dan perkembangan otak tentu saja berjalan beriringan. Dimana sistem itu sendiri adalah proteksi keseimbangan kehidupan yang manusia miliki.

Sistem imun sendiri terdiri dari sistem imun alami dan sistem imun didapat yang berfungsi untuk melawan dan mengenali zat asing yang masuk tubuh. Namun sensitivitasnya memang berbeda-beda. Ada yang sensitivitasnya tinggi, dan normalnya yang kita miliki ya dengan sensitivitas sedang.

Nah perkembangan otak dan perkembangan sistem imun yang berjalan beriringan ini juga secara tidak langsung memengaruhi kemampuan kognitif dan perilaku. Jika sistem imun tidak berjalan dengan baik, perkembangan sel-sel dalam otak pun juga akan terganggu.

Secara teori, hipokampus (yang merupakan lokasi pusat pembelajaran dan memori (kognitif)) serta sel neurons dan neuroglial yang berperan sebagai sel imun dalam otak merupakan hasil dari perkembangan sel-sel otak yang terbentuk dalam 1000 hari pertama kehidupan manusia tersebut.

Secara singkat, teman-teman bisa melihatnya dalam gambar berikut ya:

perkembangan kognitif dan daya tahan tubuh anak

Jika terjadi disregulasi sistem imun hingga pada sistem saraf pusat maka akan terjadi perubahan perkembangan otak, kognitif dan juga perilakunya. Bahkan disebutkan oleh dokter Molly bahwa risiko infeksi maternal selama kehamilan dapat menyebabkan peningkatan risiko ASD (autism) pada anak.

Banyak penelitian yang mengatakan bahwa pravelansi diare yang tinggi berhubungan dengan perkembangan negatif kognitif anak. Oleh karena itulah di sini dokter Molly menekankan pentingnya stimulasi dini dan nutrisi pada perkembangan anak; dan diare itu sendiri merupakan faktor risiko gangguan perkembangan.

Duh terus apa yang harus kita lakukan agar terhindar dari risiko-risiko tersebut di atas?

Lalu Apa yang Harus Dilakukan Untuk Optimalkan Perkembangan Kognitif dan Daya Tahan Tubuh Anak?

Masih dari materi yang dokter Molly paparkan, kita bisa Optimalkan Perkembangan Kognitif dan Daya Tahan Tubuh Anak sejak anak-anak masih dalam masa kehamilan.

Hal-hal yang bisa ibu lakukan untuk optimalkan perkembangan kognitif dan daya tahan tubuh anak di masa kehamilan diantaranya:

  • menjaga kebersihan
  • mencegah infeksi
  • memberi asupan nutrisi yang lengkap dan seimbang untuk tubuh
  • menghindari stress
  • menghindari alkohol dan asap rokok

Pemberian nutrisi merupakan salah satu faktor penting pada perkembangan sistem imun anak

Jika bayi sudah lahir, ASI akan memberi perlindungan terhadap infeksi dan alergi. Juga akan merangsang pertumbuhan sistem kekebalan tubuh pada bayi. Hingga dilanjutkan bersama makanan padat mulai usia 6 bulan hingga usia 2 tahun setidaknya.

Memangnya seperti apa sih nutrisi yang baik itu?

Nutrisi yang Baik Untuk Optimalkan Perkembangan Kognitif dan Daya Tahan Tubuh Anak

Dikatakan nutrisi yang baik itu jika nutrisi tersebut dapat meningkatkan kematangan dan kedewasaan sistem kekebalan. Yakni:

  • Vitamin: A, betakaroten, B5, C, D, dan E.
  • Mineral: yodium, selenium, dan seng
  • Asam amino: Arginin, glutamin dan histidin
  • Asam lemak: omega3, PUFA, Omega6 PUFA
  • Fitokimia: Capsaicin, glutatione, monoterppenes, phytic acid, alkaloid, quercetin, resveratrol, rutin
  • Prebiotik dan probiotik

Selain itu juga adanya vaksinasi akan menjadi faktor penting yang dapat meningkatkan sistem kekebalan pada anak. Selain pemenuhan nutrisi yang cukup anak juga perlu mendapatkan stimulasi yang tepat sesuai tahapan tumbuh kembangnyaDalam webinar kemarin, soal “stimulasi yang tepat” ini juga didukung oleh psikolog klinis dan seorang parenting expert lho!

Pentingnya Stimulus yang Tepat Untuk Optimalkan Perkembangan Kognitif dan Daya Tahan Tubuh Anak

Ratih Ibrahim, M.M., Psikolog Klinis, Parenting Expert, CEO & Founder Personal Growth dalam kesempatan webinar saat itu juga turut menyampaikan bahwa selain nutrisi, anak juga perlu mendapatkan stimulasi yang sesuai agar dapat mendorong perkembangan kognitifnya.

Pada 5 tahun pertama merupakan tahun-tahun usia emas untuk anak-anak belajar. Selain itu juga menjadi masa-masa sensitif dan kritis. Lalu jendela perkembangan anak pada usia-usia tersebut terbuka lebar-lebar. Sehingga stimulasi menjadi sangat penting untuk optimalkan perkembangan kognitif dan daya tahan tubuh anak.

menstimulasi perkembangan kognitif anak

Perkembangan kognitif sendiri merupakan proses memperoleh, memahami, dan memproses informasi yang diterima untuk membantu menuntun anak berpikir dan bertindak.

Faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan kognitif dan daya tahan tubuh anak selain nutrisi juga sebuah stimulasi. Nah dalam stimulasi ini, orang tua berperan besar dalam menstimulasi perkembangan kognitif anaknya. Hal ini dapat bermanfaat bagi:

  • Bahasa dan perilaku adaptif
  • Performa akademi hingga usia remaja
  • Kemampuan berhitung

Selain itu, juga harus adanya keterlibatan orang tua yang dapat memengaruhi dukungan pada pertumbuhan anak serta engagement dengan anak dan pelatihan makan pada anak.

Selain itu faktor interaksi dengan dunia sekitar juga menjadi penting untuk mendukung perkembangan kognitif dan daya tahan tubuh anak. Karena anak dapat belajar melalui pengamatan dan interaksi dengan benda-benda, teman sebaya, dan orang lain.

Orang tua sendiri berperan sebagai mediator yang memperkenalkan anak dengan lingkungan sekitar. Orang tua dapat menggunakan 8 aspek perkembangan kognitif untuk memahami perkembangan kognitif anak yang multidimensi dan kompleks.

Kedelapan aspek tersebut yakni attention, focus, memory, language, psychomotor, logic, reasoning dan decision making.

8 Parameter Perkembangan Kognitif pada Anak:

  • Perhatian/Attention: yakni mengarahkan perhatian terhadap satu hal tertentu dan dapat menyelesaikan tugas yang diberikan
  • Fokus: memusatkan perhatian dan minatnya terhadap satu hal dan dapat menyelesaikan tugas tanpa teralihkan
  • Daya Ingat/Memory: mengingat informasi yang diterima mengenai benda, orang, dan kejadian
  • Kemampuan Berbahasa/Language: mampu mengekspresikan atau mengkomunikasikan pikiran dan perasaannya secara lisan maupun tertulis.
  • Psikomotor: bergerak dan mengontrol gerakan tubuhnya. Motorik kasar melibatkan gerakan otor kasar (berjalan, berlari) dan motorik halus melibatkan gerakan otor kecil (menulis, mewarnai).
  • Logika: berpikir dengan penilaian yang tepat dan dapat mengikuti serangkaian aturan.
  • Penalaran: memahami argumen atau bukti untuk menilai atau mehamahi sesuatu
  • Membuat keputusan: menentukan keputusan dari antara dua pilihan atau lebih atas kemauannya sendiri.

Beberapa latihan untuk menstimulasi kognitif anak yang disarankan oleh psikolog klinis Ratih yakni seperti bermain puzzle, menyusun balok/lego, bermain stop and go, membaca dongeng, hingga kegiatan berbelanja.

Seru kalau dilakukan bersama bukan?

Dalam menjawab kebutuhan orang tua untuk pemantauan perkembangan kemampuan kognitif anak, Danone Specialized Nutrition Indonesia bekerja sama dengan ahli yang memiliki kredibilitas di bidangnya, yaitu Personal Growth untuk mengembangkan 8 Winning Skills Interactive Assessment. Dengan  memanfaatkan teknologi digital,  orang tua dapat memonitor milestones perkembangan kognitif anaknya sehingga dapat memaksimalkan tumbuh kembang anaknya.

Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia percaya bahwa setiap anak dilahirkan menjadi pemenang. Peran orang tua adalah membekali anak sejak dini untuk menjadi pemenang dan mendorong anak agar mampu mengasah kemampuan nya untuk menghadapi kehidupan masa depan yang penuh tantangan.

Sebagai perusahaan yang memiliki kepedulian terhadap kesehatan dan kecukupan nutrisi masyarakat di Indonesia, Danone SN Indonesia berharap dapat memberikan lebih banyak lagi edukasi khususnya kepada orang tua, sebagaimana misi perusahaan yakni membawa Kesehatan kepada sebanyak mungkin orang. 

perkembangan kognitif dan daya tahan tubuh anak

Kita dapat memanfaatkan perkembangan teknologi dan kemajuan ilmu sains dan kesehatan untuk membantu Mama-mama Indonesia mengoptimalkan perkembangan kognitif anaknya. Kita tidak ingin riset terkini di bidang perkembangan kognitif anak berhenti sampai di ranah akademisi atau peneliti saja, namun kami berupaya supaya hasilnya bisa digunakan secara praktis oleh masyarakat, didukung oleh pesatnya perkembangan dunia digital.

Oleh karena itu, Danone Indonesia meluncurkan 8 Winning Skills Interactive Assessment yang telah divalidasi oleh para ahli di bidangnya untuk membantu orang tua memahami perkembangan kognitif anaknya.

Orang tua dapat mengakses 8 Winning Skills Interactive Assessment melalui mynutri.club/twl. Selanjutnya orang tua dapat memilih usia anak, lalu memilih salah satu aspek Winning Skill untuk kemudian diberikan lima pertanyaan tentang anaknya untuk mengukur apakah hasilnya sudah baik atau masih harus ditingkatkan.

Kemudian orang tua akan menerima rekomendasi aktivitas yang sesuai dengan kemampuan anaknya serta stimulation kit gratis berupa e-book untuk melatih 8 Winning Skill anak. Alat asesmen interaktif ini diharapkan dapat membantu para orang tua dalam mengoptimalkan bekal untuk menyiapkan anak menjadi pemenang di masa depan melalui perkembangan kemampuan kognitifnya.

Gimana? Menarik dan bermanfaat kan alat tersebut? Cobain yuk Bun!

Semoga artikel tentang Optimalkan Perkembangan Kognitif dan Daya Tahan Tubuh Anak di Era New Normal ini bermanfaat ya! Sehat selalu untuk Ibu, Ayah dan seluruh anak Indonesia!

Perkembangan Kognitif dan Daya Tahan Tubuh Anak