Pencegahan Stunting bersama Danone dan Pemerintah kali ini dikampanyekan melalui iklan layanan masyarakat yang ditayangkan melalui televisi nasional, media elektronik, hingga media sosial yang digunakan oleh lebih dari 200 juta penduduk Indonesia.

Pencegahan Stunting bersama Danone dan Pemerintah ini tak bosan dilakukan sejak dicanangkannya program “Anti Stunting” oleh Pemerintah Indonesia agar pada tahun bonus demografi mendatang, bangsa Indonesia sudah siap menyongsong dan memberikan sumbangsih terbaiknya untuk negeri kita tercinta.

Tentu mereka yang tumbuh dengan gizi yang tercukupi, bahagia, dan pendidikan yang baik akan menjadi penerus para pemimpin bangsa kita menuju Indonesia emas di tahun 2030-2040. Oleh karena itu pencegahan stunting bersama Danone dan Pemerintah ini harus kita dukung bersama ya teman-teman. Namun sebelum saya membahas bentuk dukungan seperti apa yang tengah dijalankan dan seberapa efektif dukungan tersebut, kita perlu tahu dulu nih apa saja bahaya stunting bagi generasi bangsa kita.

Ketahui Dulu Bahayanya, Lakukan Pencegahannya

Jika tahu bahayanya, biasanya masyarakat akan lebih perhatian, akan lebih memprioritaskan agar segera ditangani atau dicegah sebabnya. Oleh karena itu saya pikir penting untuk memberikan sekilas bahaya stunting yang mengintai generasi muda kita.

bahaya stunting dan pencegahannya1. Stunting dapat menurunkan konsentrasi belajar anak

Sebuah penelitian di Filipina menyebutkan bahwa riwayat stunting pada usia 2 tahun pertama kehidupan, berkaitan pada efek pencapaian prestasi di sekolah karena konsentrasi belajarnya hingga dewasa (Bas In, Gultiano dalam Paper Series Childhood Stunting and Schooling attainment of Filipino Young Adults, 2007).

Terkait dengan pencapaian usia dewasa, analisis data dari Indonesian Family Life Survey (IFLS ) tahun 2007 mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan pada pendapatan berdasarkan tinggi badan pekerja. Hal ini menggarisbawahi pentingnya gizi anak sejak usia dini, mengingat bahwa stunting sangat berkaitan erat dengan produktivitas kita di kemudian hari (Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat, Balitbangkes RI).

2. Stunting memengaruhi psikomotorik anak

Ada banyak sekali macam gangguan psikomotorik pada anak, seperti hipokinesia (gerakan atau aktivitas yang berkurang dari yang semestinya), ada juga stupor katatonik (reaksi terhadap lingkungan yang sangat lambat), dan masih banyak lagi. (Maramis, W.F, 2005 dalam Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Airlangga University Press : Surabaya).

Seperti yang kita ketahui bahwa respon anak terhadap lingkungannya adalah hal penting yang akan menunjang kehidupan dewasanya kelak. Dalam hal ini zat gizi memegang peranan penting dalam dua tahun pertama kehidupan seseorang. Perkembangan dan pertumbuhan sel-sel otak memerlukan zat gizi yang adekuat. Kecukupan gizi pada masa ini akan mempengaruhi proses tumbuh kembang anak pada periode selanjutnya, termasuk perkembangan psikomotoriknya.

pencegahan stunting bersama danone3. Stunting memengaruhi motorik kasar dan halus pada anak

Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar, sebagaian besar atau seluruh anggota tubuh, yang dipengaruhi oleh usia, berat badan dan perkembangan anak secara fisik. Contoh kemampuan motorik kasar adalah menendang, duduk, berdiri, berjalan berlari, dan naik turun naik tangga.

Ada banyak penelitian yang menyatakan bahwa stunting dapat mempengaruhi keterampilan motorik kasar dan halus seorang anak. Salah satunya yaitu penelitian dari seorang praktisi kesehatan dalam jurnal thesisnya, Dian Widanarta dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, 2013.

Selain itu hasil uji pada beberapa penelitian menghasilkan korelasi yang menunjukan ada hubungan asupan energi dengan perkembangan motorik halus dan motorik kasar. Jika seorang anak tidak terpenuhi asupan gizinya dalam jangka waktu yang lama (stunting) maka besar kemungkinan perkembangan motoriknya akan terganggu. Karena serebellum otak yang mengoordinasi gerak motorik merupakan bagian paling rentan rusak pada masa bayi, sehingga malnutrisi di awal kehidupan anak akan menghambat perkembangan motoriknya.

4. Stunting memengaruhi integrasi neurosensorik anak

Neurosensory merupakan salah satu kelompok sel syaraf yang berfungsi untuk mengantarkan rangsangan dari luar tubuh menuju saraf pusat. Ada dua jenis syaraf pusat yang menjadi fokus dari sel sensoris, yakni otak dan sistem tulang belakang.

Contohnya adalah ketika permukaan kulit kita menyentuh obyek atau benda. Lalu sel neuron sensoris akan mengantarkan informasi atau sinyal mengenai jenis obyek tadi ke saraf pusat. Jika kasusnya adalah menyentuh dengan sengaja, maka pusat otak yang akan menganalisis dan mengartikan rangsangan tadi. Namun jika yang obyek yang tersentuh tadi tidak sengaja, maka yang bekerja adalah sistem tulang belakang.

Kemudian sistem syaraf pusat akan mengartikan informasi tadi. Memerintah mata untuk mengamati benda apa yang di lihat, serta mengartikan rangsangan yang bawa kulit untuk mengindentifikasi ciri cirinya. Setelah itu, memerintah mulut untuk menjawab obyek apa yang sedang di pegang atau di sentuh tadi.

Pencegahan Stunting Bersama Danone dan Pemerintah Melalui Iklan Layanan Masyarakat

pencegahan stuntingSebagai upaya untuk mendukung Pemerintah dalam percepatan penanggulangan stunting di Indonesia yang juga bertepatan dengan Hari Anak Nasional 2022, Danone Indonesia meluncurkan Iklan Layanan Masyarakat “Cegah Stunting Itu Penting”. Danone Indonesia bersama dengan Pemerintah terus melanjutkan upayanya untuk memberikan edukasi pada publik tentang pencegahan dan penanganan stunting di Indonesia.

Sebagaimana yang telah saya sebutkan di atas bagaimana bahaya-bahayanya, kondisi ini menjadi tantangan bangsa Indonesia dalam upaya mencapai Indonesia Emas 2045 nanti. Karena stunting memang bukan hanya berdampak pada tinggi badan, tapi juga pada tingkat kecerdasan dan daya saing generasi penerus bangsa kita di masa depan.

Jadi sudah sewajarnya kalau stunting diletakkan sebagai isu prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024.

Dalam acara launching Iklan Layanan Masyarakat kemarin, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang diwakilkan oleh Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd menyampaikan terimakasih dan apresiasi kepada Danone Indonesia yang dengan visinya ‘One Planet One Health’, karena telah mendukung penguatan program komunikasi, informasi, dan edukasi untuk pencegahan dan penanganan stunting melalui Iklan Layanan Masyarakat.

6 Pesan Kunci Danone Indonesia dan Pemerintah Untuk Pencegahan dan Penanganan Stunting

Salut banget karena Danone tak lelah menggaungkan problem stunting ini ke masyarakat. Baik melalui media elektronik hingga media sosial. Memang sewajarnya kita sebagai orangtua untuk terus belajar tentang ini demi anak-anak. Inisiatif Danone yang bekerjasama dengan Pemerintah dalam peluncuran Iklan Layanan Masyarakat ini saya harap bisa mendukung target penurunan angka stunting di Indonesia dan masyrakat di seluruh penjuru Indonesia dapat memahami pencegahan stunting itu sendiri.

pencegahan stunting bersama danone

source : tangkapan layar saat zoom meeting

Iklan layanan masyarakat tersebut merupakan media edukasi melalui video yang berisi enam pesan kunci untuk pencegahan stunting. Apa sajakah itu?

  1. Minum tablet pendambah darah setiap hari
  2. Ikuti kelas ibu hamil agar janin sehat
  3. Cukup ASI saja sampai usia 6 bulan
  4. Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir
  5. Menggunakan jamban yang sehat, dan
  6. Rutin ke posyandu setiap bulan

Selain peluncuran iklan layanan masyarakat tersebut, Danone Indonesia juga punya program keren banget lho! Program berbasis multistakeholders ini terus digaungkan di tengah masyarakat seperti edukasi tentang pentingnya gizi seimbang pada program Isi Piringku, meningkatkan kebiasaan minum air putih 7-8 gelas dalam program Ayo Minum Air (AMIR), edukasi anemia untuk memutus mata rantai stunting pada remaja di bawah Generasi Sehat Indonesia (GESID) dengan target yakni edukasi untuk anak remaja.

Danone Indonesia juga memberikan akses air bersih dan penyehatan lingkungan serta pendidikan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi masyarakat melalui Akses Air Bersih dan Sanitasi Higiene (WASH). Sejalan dengan program Pemerintah untuk mewujudkan generasi yang sehat dan produktif.

Masih di dalam forum yang sama, Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, Nissa Cita Adinia, S.Sos, M.Commun., mengatakan bahwa iklan layanan masyarakat, dalam berbagai formatnya saat ini, adalah alat efektif dalam menjangkau masyarakat luas, untuk meningkatkan kesadaran (awareness) publik tentang isu stunting. Melalui iklan layanan masyarakat tersebut, kita juga bisa mengedukasi perilaku kunci yang berpengaruh dalam mencegah stunting yang telah saya sebutkan di atas.

Dalam video yang ditayangkan untuk iklan tersebut, sudah ada kedua figur orang tua atau ayah Ibu yang digambarkan dalam iklan layanan. Ini berarti juga menunjukkan pencegahan stunting dari rumah bukan hanya menjadi tanggung jawab perempuan atau sang Ibu saja. Hal-hal seperti inilah yang penting untuk ditampilkan. Semoga iklan ini mampu mengedukasi kebiasaan-kebiasaan mudah yang selayaknya bisa dilakukan dari rumah untuk mencegah resiko stunting ya teman-teman.

Sudah lihat iklannya belum nih? Yuk intipin di sini :

Semoga artikel ini bermanfaat ya! #CegahStuntingItuPenting #ILMCegahStunting