Berbagai pertanyaan sempat berlalu-lalang ketika dulu salah satu saudara saya ada yang lahir dalam kondisi prematur. Apakah bayi prematur bisa sehat dan normal? Apakah mereka bisa tumbuh dengan baik dan bertahan hidup sebagaimana anak-anak yang lahir di usia normal lainnya? Bagaimana ya cara memberikan nutrisi yang tepat untuk bayi prematur?

Berbagai macam spekulasi datang dengan sendirinya tanpa permisi. Semata karena saya khawatir bagaimana jika saya berada di posisi seorang Ibu dengan anak yang lahir prematur.

Bersama dengan Danone Indonesia, beberapa hari lalu saya mengikuti sebuah webinar dalam rangka World Prematurity Day (WPD) atau Hari Prematur Sedunia yang diperingati setiap tanggal 17 November dan sejalan dengan tema tahun ini yaitu ‘A Parent’s Embrace: A Powerful Therapy”. Sayang banget gitu mau melewatkan kesempatan untuk menimba ilmu soal ini.

Seperti gayung bersambut, beruntung banget saat itu Danone Specialized Nutrition Indonesia menyelenggarakan edukasi dengan topik “Peran Orang Tua untuk Dukung Anak Prematur Tumbuh Sehat dan Berprestasidengan menghadirkan pembicara yakni Prof. Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo, SpA(K) selaku Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatologi dan Irma Gustiana Andriani, S.Psi., M.Psi selaku Psikolog Anak dan Keluarga, secara daring pada 15 November 2022 lalu.

Hadir pula orang tua dari Shahnaz, seorang gadis dengan segudang prestasi yang dulunya dilahirkan prematur. Dalam sesi webinar saat itu disebutkan pula lho bagaimana trik dari Ibunya untuk mendidik Shahnaz hingga memiliki segudang prestasi tersebut. Selengkapnya simak artikel ini sampai habis yuk!

Apa Itu Bayi Prematur? Apakah Bayi Prematur Bisa Sehat dan Normal?

Jika mendengar pemaparan dari Ibu Prof. Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo, SpA(K) – Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatologi, bayi prematur merupakan bayi yang dilahirkan kurang dari 37 minggu usia gestasi atau usia kehamilan yang sesungguhnya. Karena kelahirannya tidak sesuai dengan waktu yang “seharusnya”, oleh karena itu bayi prematur dikategorikan sebagai anak yang high risk atau berisiko tinggi.

Kenapa Bayi Prematur Punya Risiko Tinggi?

Kok bisa punya risiko tinggi? Ya, karena janin yang ada di dalam perut mengalami pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan waktu yang telah dibuktikan secara ilmiah. Misalnya penyempurnaan sel-sel yang membentuk paru-paru di minggu ke-18, pembentukan sel-sel otak di minggu-minggu ke-20 hingga 30 dan seterusnya. Bayangkan bagaimana jika anak-anak tersebut lahir ketika pembentukan organ-organnya belum sempurna?

Tentu saja hal tersebut berisiko tinggi bukan? Oleh karena itu pertumbuhan dan perkembangan anak-anak tersebut harus dipantau.

“Semua anak butuh dipantau, terlebih bayi prematur. Mereka punya risiko serta tantangan yang lebih kompleks dibandingkan anak-anak yang lahir cukup bulan di awal kelahirannya,” tegas Prof Rinawati.

Apakah kemudian pemantauan bayi prematur cukup di 1000 hari pertamanya? Tidak berhenti di situ ya ternyata teman-teman. Menurut pemaparan Prof Rinawati ketika memasuki usia sekolah, yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah kesehatan metabolik anak. Karena sering kali menjelang usia remaja, muncul gejala pubertas terlalu dini karena gangguan hormon.

Inilah salah satu alasan mengapa pemantauan anak-anak prematur harus dilakukan sesering mungkin dengan melibatkan berbagai macam dokter spesialis. “Idealnya anak dengan risiko tinggi harus ditangani oleh tim khusus yang terdiri atas tenaga kesehatan dari berbagai ilmu multi disiplin.”

Dengan melakukan pemantauan secara rutin maka intervensi nutrisi juga dapat dilakukan optimal. Meski anak prematur lahir dengan berat badan yang tidak sama dengan anak lahir cukup bulan, bukan berarti targetnya kemudian adalah menjadikan anak itu gemuk. Bagaimana menjadikan anak lahir prematur yang berat awalnya 500 gram menjadi ideal?

“Itu tugas dokter. Menaikkan berat badan anak prematur tidak perlu cepat-cepat karena tidak ada yang instan. Semua harus diupayakan dengan sungguh-sungguh,” jawabnya.

Artinya orang tua harus berkonsultasi dengan dokter anak untuk mengetahui intervensi nutrisi yang tepat untuk anak lahir prematur. Terkait berat badan, sambung Prof. Rinawati, yang terbaik adalah protein hewani. “Harus ada protein hewani seperti daging, telur atau ikan.”

world prematurity day

source: https://desmoines.momcollective.com/

4 Hal yang Harus Diperhatikan dalam Tumbuh Kembang Sehingga Bayi Prematur Bisa Sehat dan Normal

Masih dari Prof Rinawati bahwa bayi prematur bisa sehat dan normal kok. Namun ada empat hal yang harus diperhatikan oleh orang tua dalam tumbuh kembang anaknya, yaitu:

  • Physical health masalah kesehatan dapat timbul pada anak lahir prematur dengan berbagai macam kondisi. Mulai dari gangguan pernafasan dan ketergantungan oksigen karena masalah pada paru hingga gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran yang harus dideteksi sedini mungkin. Begitu juga dengan masalah stunting yang membuat pertumbuhan otaknya yang tidak optimal.
  • Learning and Cognition : harus distimulasi agar mampu mencerna informasi serta berkomunikasi dengan orang di sekitarnya. Hal ini yang akan memengaruhi keterampilan pra sekolah dan akademisnya. Dalam Journal of America Medical Associaton atau JAMA mengungkapkan, hampir semua anak prematur di semua kategori (moderate to late preterm, very preterm dan extremely preterm) dapat masuk sekolah tepat waktu, sama dengan anak normal lainnya, baik TK, sekolah dasar, maupun menengah. Bahkan tak sedikit dari mereka yang memiliki bakat luar biasa yang tak disangka-sangka.
  • Mental Health : Jangan banding-bandingkan dengan anak lain, karena setiap anak itu unik dan hanya milik si anak itu sendiri. Ibu-ibu aja ngga mau kan dibandingkan dengan Ibu-ibu lain? Begitu pun si anak.
  • Quality of Life : Bu Irma selaku Psikolog Anak yang hadir dalam rangkaian webinar kemarin juga menambahkan bahwa anak prematur dapat menjalani kehidupan yang sehat dan Tangguh dengan fungsi keseluruhan yang baik. Bahkan kebutuhan skin to skin contact yang tinggi akan memaksimalkan perkembangan otak anak. Kualitas hidupnya pun punya peluang yang sama dengan anak yang lahir dengan cukup bulan.

Namun sekali lagi, orang tua harus selalu berperan aktif dalam memonitor tumbuh kembangnya.

“Orang tua tidak boleh acuh, pemantauan anak yang lahir dalam kondisi high risk harus terus dilanjutkan, tidak hanya berhenti sampai perawatan selesai atau sampai usia 2 tahun saja. Pemantauan anak-anak, termasuk anak risiko tinggi seperti anak yang lahir prematur harus dilakukan bahkan sampai dia memasuki usia dewasa agar berkembang menjadi SDM yang unggul,” – Prof. Rinawati.

Pernyataan Prof Rina juga didukung oleh Bapak Arif Mujahidin selaku Corporate Communication Director Danone Indonesia. Beliau juga menambahkan bahwa betapa pentingnya peran orang tua dalam intervensi nutrisi bayi prematur dan bayi normal sekalipun sejak dini.

“Adalah hak anak Indonesia untuk tumbuh berprestasi dan menjadi generasi maju, tidak terkecuali anak lahir prematur. Dan orang tua memiliki peran penting untuk mengontrol asupan nutrisi anak lahir prematur sejak dini sehingga kebiasaan makan bergizi seimbang akan membuat anak lahir prematur tumbuh optimal,” ucapnya.

Beruntung sekali saya sebagai seorang Ibu mendapatkan edukasi Bicara Gizi seputar pertanyaan yang selama ini belum terjawab, Apakah Bayi Prematur Bisa Sehat dan Normal?

Dari penjelasan berbagai narasumber mulai dari dokter spesialis anak hingga psikolog anak semakin semakin menegaskan bahwa yang memengaruhi tumbuh kembang anak selain genetika adalah lingkungan. Dimana faktor lingkungan selain status gizi juga termasuk stimulasi dan kualitas pengasuhan.

Dari faktor stimulasi, Bu Irma sebagai psikolog anak menjelaskan bahwa ketika orang tua melakukan stimulasi maka hal tersebut akan merangsang otak untuk membentuk sinaps baru antar sel-sel otak. Semakin sering dirangsang maka akan semakin kuat sinaps antar sel-sel otak. Inilah yang nantinya akan membuat variasi antar sinaps semakin kompleks dan luas.

Inilah mengapa kunci dari stimulasi kognitif adalah belajar melalui pengalaman atau experiental learning. Anak-anak harus diberikan diberikan peluang untuk mengeksplorasi agar dapat mencoba hal baru sehingga banyak neuron di otaknya tersambung secara kuat dan kompleks. Maka dari sinilah tumbuh kembang anak prematur secara kognitif terjadi.

6 Langkah Stimulasi Potensi Anak Prematur

Dalam webinar Bu Irma menyebutkan ada enam langkah stimulasi potensi anak prematur yang bisa dilakukan sejak dini.

  1. Deteksi dini gangguan kesehatan yang artinya penting bagi orang tua untuk berkonsultasi dengan dokter secara aktif untuk menemukan serta mengatasi segala hambatan yang dialami anak sejak dini. Penanganan sedini mungkin sangat penting untuk mencegag ketidakcukupan gizi yang diperlukan untuk perkembangan otak yang optimal.
  2. Meningkatkan imunitas untuk meminimalisir segala gangguan kesehatan.
  3. Menemukan tanda awal potensi anak. Sama halnya dengan anak yang lahir non prematur, anak prematur juga penting untuk mendapatkan pantauan dari orang tua. Perhatikan kebiasaan dan minat anak, berikan peluang untuk eksplorasi dan mendorong kreativitas anak.
  4. Menumbuhkan percaya diri karena mereka rentan terhadap rasa tidak percaya diri. Bagaimana caranya? Yakni dengan memberikan kasih sayang, jangan memberikan label tertentu padanya, memotivasi anak untuk mau mencoba, serta puji usahanya ketika melakukan sesuatu.
  5. Modifikasi kegiatan dan terapi. Anak yang lahir prematur dengan beberapa hambatan membuat orang tua harus berpikir kreatif agar keinginan anak untuk eksplorasi tetap terpacu. Sehingga kesempatan pengembangan potensi anak tetap optimal. Misalnya terapi sensori integrasi untuk mengembangkan kemampuan belajar, konsentrasi dan emosinya.
  6. Menjaga kualitas emosi orang tua. Karena apapun bentuk stimulasi yang diberikan kepada anak untuk mengoptimalisasi kemampuannya akan terhambat jika orang tua tidak terampil mengelola emosinya.

Bicara dari sisi orang tua, Irma menyebutkan ada beragam tantangan psikologis yang bisa dirasakan. Mulai dari ketidaksiapan mental, postpartum emotion, tantangan ketika menyusui, kurang percaya diri, kelelahan, kemampuan finansial, masalah keluarga, dukungan pasangan, hingga stigma tentang anak prematur. Itulah mengapa orang tua harus lebih dulu mampu mengelola emosinya semata agar anak tetap berada dalam hubungan yang aman dan nyaman maka bisa dimulai dari penerapan langkah pertama dan kedua.

Berkenalan dengan Sosok Benazir Shahnaz Alqori, Bukti Bahwa Bayi Prematur Bisa Sehat dan Normal, Bahkan Berprestasi!

Peran orang tua dan lingkungan terdekat dalam mengoptimalkan tumbuh kembang anak lahir prematur menjadi anak yang berprestasi ada pada sosok Benazir Shahnaz Alqori yang akrab disapa Shahnaz. Shahnaz lahir dengan berat 529 gram dengan usia kelahiran 25 minggu.

Kini ia duduk dikelas 9 dan memiliki segudang prestasi mulai dari mengikuti balet selama delapan tahun hingga mengikuti National Science and Mathematics Olympic.

“Insya Allah tanggal 19 November nanti akan mewakili sekolah untuk tampil di Manila Ochestra atas undangan Kedutaaan Besar Indonesia untuk Filipina,” ucap orang tua Shahnaz, Desi Fatwa.

Bagi Desi semua prestasi anaknya  adalah wujud ketekunannya dalam memberikan nutrisi yang optimal dan stimulasi yang baik serta dukungan kasih sayang dari keluarga yang mendampingi tumbuh kembang anaknya. Meski banyak perawatan intensif yang harus dijalani sejak kecil, namun orang tua Shahnaz tetap memberikan kepercayaan bahwa dirinya dapat tumbuh seperti anak-anak lainnya.

Jadi tidak ada alasan bahwa bayi prematur tidak bisa tumbuh dan berkembang secara optimal. Bahkan mereka juga punya kesempatan yang sama dalam meraih prestasi sebanyak-banyaknya. Semoga artikel ini bermanfaat ya!

bayi prematur bisa sehat dan normal

Referensi:

Hasil webinar Bicara Gizi Danone “Peran Orang Tua untuk Dukung Anak Prematur Tumbuh Sehat dan Berprestasi” bersama Prof. Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo, SpA(K) selaku Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatologi dan Irma Gustiana Andriani, S.Psi., M.Psi selaku Psikolog Anak dan Keluarga.