berbahagia bersama aplikasi mindtera

Sebelum bercerita tentang pengalaman bersama Mindtera, saya ingin membagi sebuah kisah indah sebagai berikut :

Alkisah, di Jepang ada seorang samurai yang sering bertarung. Samurai ini menantang seorang pendeta untuk menjelaskan bagaimana konsep surga dan neraka. Tetapi, sang pendeta menjawab dengan nada menghina, “Kau hanyalah orang bodoh, aku tidak mau menyia-nyiakan waktu untuk orang sepertimu.”

Merasa harga dirinya direndahkan, samurai itu naik darah, sambil menghunus pedang ia berteriak, “Aku dapat membunuhmu karena kekurangajaranmu.” Pendeta pun menjawab dengan tenang, “Nah, itulah neraka.”

Takjub dengan kebenaran yang ditunjukkan sang pendeta akan amarah yang menguasai dirinya, samurai itu menjadi tenang, menyarungkan pedangnya kembali dan meminta maaf serta berterimakasih atas penjelasan sang pendeta. “Dan baru saja itu surga,” ujar sang pendeta.

Kesadaran mendadak si samurai terhadap amarahnya sendiri menggambarkan perbedaan pentingnya kecerdasan emosional. Sesuai dengan ajaran Socrates, di saat kamu bisa mengenali dirimu sendiri, di situlah kecerdasan emosional timbul.

(Daniel Goleman, Emotional Intelligence)

Jika ditelusuri, sekarang ini sekolah dan budaya kita lebih mengutamakan kemampuan akademis anak dibandingkan kecerdasan emosional serta sosialnya. Padahal sesungguhnya, kecerdasan emosional memiliki pengaruh besar dalam hubungan antar manusia. Misalnya, kita punya teman yang sebenarnya sangat pintar. Tapi sayangnya, kelakukan sehari-hari dia sangat kasar dan mau menang sendiri. Tentu tidak nyaman bukan berteman dengannya?

Jika ini tidak dikembangkan dengan baik, akan banyak orang yang tidak tahu bagaimana memposisikan diri dalam masyarakat. Dalam dunia kerja sekalipun, orang dengan kecerdasan emosional dan sosial yang baik masih lebih diandalkan daripada orang yang IQ-nya tinggi.

Pentingnya Multiple Intelligence

Multiple Intelligences dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai kecerdasan majemuk atau kecerdasan ganda merupakan salah satu teori kecerdasan yang memperoleh banyak pengakuan akhir-akhir ini. Teori ini dicetuskan oleh Howard Gardner, psikolog dari Harvard.

Dalam bukunya berjudul Emotional Intelligence, seorang pakar psikologi yang meraih PhD nya di Harvard University, Daniel Goleman mengungkapkan sebuah penelitian yang disebut Project Spectrum.

multiple intelligence

Hasil dari project ini menyatakan bahwa keterampilan emosional (mengetahui dan menangani perasaan sendiri dengan baik, dan mampu membaca dan menghadapi perasaan orang lain dengan efektif) memiliki keuntungan dalam setiap bidang kehidupan.

Gardner menyebutkan dalam bukunya Frames of Mind (1983), bahwa untuk meraih kesuksesan tidak bertumpu pada kecerdasan monolitik yang disebut IQ saja, melainkan ada spektrum kecerdasan yang lebih lebar dan disebut Emotional Intelligence (EI) dan juga Social Intelligence.

Kita semua memiliki IQ dan kecerdasan emosional dengan kadar yang berbeda-beda. Tetapi, Daniel Goleman menyebutkan bahwa gambaran angka-angka pada IQ dan bagaimana kecerdasan emosional manusia menyajikan suatu pandangan instruktif tentang apa yang ditambahkan secara terpisah oleh masing-masing dimensi ini terhadap ciri seseorang.

Sejauh seseorang mempunyai kecerdasan kognitif dan emosional sekaligus, atau yang biasa disebut dengan Multiple Intelligence, gambaran-gambaran ini berbaur. Namun, di antara keduanya, kecerdasan emosional menambah jauh lebih banyak sifat yang membuat kita menjadi lebih manusiawi.

IQ memang penting, tapi jauh lebih penting bagaimana kita bisa membawa diri sendiri dengan baik di tengah-tengah masyarakat. Tentu akan menyenangkan bukan kalau kita jadi orang disukai, daripada dibenci?

Setidaknya ada 9 macam kecerdasan majemuk yang perlu kita ketahui :

  • Kecerdasan Verbal-Linguistik
  • Kecerdasan Logis-Matematis
  • Kecerdasan Spasial-Visual
  • Kecerdasan Kinestetik-Jasmani
  • Kecerdasan Musikal
  • Kecerdasan Intrapersonal
  • Kecerdasan Interpersonal
  • Kecerdasan Naturalis

Pada dasarnya, tak ada anak yang hanya memiliki satu jenis kecerdasan saja. Kombinasi 8 kemampuan dari multiple intelligence membantu setiap orang melakukan berbagai aktivitas yang berbeda.

Misalnya anak yang jago bermain bola tidak hanya memiliki kecerdasan kinestetis, tapi juga kecerdasan spasial yang membantunya memperkirakan pergerakan bola yang dilempar, serta kecerdasan interpersonal yang membantunya berinteraksi dengan anggota timnya yang lain.

Karena itulah stimulasi yang mendorong berkembangnya multiple intelligence sangat penting, sehingga kita tidak hanya akan mengembangkan 1 macam kecerdasan saja.

multiple intelligence bersama mindtera

Multiple intelligence yang terlatih baik akan membantu kita untuk mengembangkan potensi secara maksimal. Bukan tidak mungkin jika seseorang mengembangkan ke-8 kecerdasan majemuk yang ia miliki dengan baik, lho. Apalagi, kalau orang tersebut mendapatkan dukungan dan stimulasi yang tepat dari orang-orang terdekatnya.

Kalau kecerdasan majemuknya berkembang dengan baik, seseorang akan memiliki arahan yang baik untuk menentukan cita-citanya dan melakukan usaha yang ia perlukan untuk mencapai cita-citanya tersebut. Tentu akan lebih baik kalau cita-cita yang ia miliki sesuai dengan hal yang suka dilakukan.

Ketika kita melakukan hal yang disukai dan memiliki kecerdasan untuk melakukan hal tersebut, peluang kesuksesan yang akan kita raih tentu akan semakin besar. Karena itu, sebagai orangtua peran besarnya yakni untuk menggali kemampuan si kecil sejak dini, dan memberi mereka stimulasi yang cukup untuk membantu  mengembangkan kecerdasan majemuknya secara maksimal.

Mengembangkan ke-8 kecerdasan yang dimiliki anak hingga tingkat tertinggi memang tidak mudah, tapi juga tidak mustahil. Kalaupun yang bisa berkembang optimal hanya sebagian dari 8 kecerdasan tersebut, hal ini tetap akan membantu anak mengetahui kemampuannya dan menentukan arahnya sendiri. Yang jelas jangan bosan untuk terus memberikan stimulus pada masing-masing kemampuan tadi.

Atas berbagai macam alasan dan teori yang telah disebutkan di atas, kemudian saya tertarik bagaimana Mindtera ini memberikan edukasi pada masyarakat Indonesia bahwa masing-masing dari kita ini spesial. Masing-masing dari kita punya macam kecerdasan masing-masing yang dapat memengaruhi tujuan dan impian kita.

Mindtera, Aplikasi Pertama di Indonesia yang Mengembangkan Multiple Intelligences

aplikasi mindtera

Beberapa waktu lalu saya berkenalan dengan Mindtera Aplikasi yang merupakan aplikasi edutech pengembangan diri melalui multiple intelligence pertama di indonesia. Saat pekerjaan sampingan yang saya sukai sudah mulai “membosankan”, Mindtera menjadi “pelarian” saya saat itu. Saat saya merasa, kok bekerja di sini rasanya tidak membuat saya berkembang ya? Mindtera membuka mata saya.

Mindtera adalah platform edukasi pengembangan diri untuk membantu masyarakat Indonesia dalam menjalani kehidupan terbaik mereka melalui kurikulum pelatihan kecerdasan emosi, sosial, fisik yang terstruktur dan komprehensif.

Salah satu kunci, kenapa sih aku ngga bisa seperti dia di tempat kerja? Kenapa sih aku ngga bisa produktif? Kenapa sih aku selalu kalah dalam kompetisi? Kenapa sih cuma aku saja yang disuruh-suruh untuk mengerjakan pekerjaan anak SD ini? 

Dan masih banyak lagi sebab yang membuat kita merasa stress hingga burn out karena apa yang dialami di tempat kerja maupun rumah. Dulu, saya tak mengerti tentang kecerdasan majemuk ini. Asal nilai bagus, orangtua bangga, selesai. Namun siapa sangka bahwa nilai bagus tidak menjamin kebahagiaan kita?

Mindtera membantu kita untuk mulai belajar memetakan pikiran. Pemetaan pikiran ini penting banget lho. Tidak hanya untuk meredakan atau menghilangkan stress, tapi juga dapat membantu kita untuk mengembangkan potensi dan kualitas hidup kita, baik itu dalam keluarga, cinta dan juga karier.

Bagaimana caranya?

Konsep Mindtera ini memiliki kurikulum self-mind mastery yang terdiri dari empat pilar pembelajaran. Yakni kecerdasan emosi, kecerdasan sosial, kecerdasan fisik, dan pengembangan diri.

Kecerdasan Emosi ini adalah untuk mengenal, menerima, dan mengelola ragam emosi dalam diri kita. Adapun kecerdasan sosial yakni kemampuan untuk membangun hubungan sosial yang sehat dan berdaya. Lalu kecerdasan fisik yakni emampuan memahami koneksi antara tubuh dan pikiran kita.

Sedangkan untuk pilar terakhir, yakni pengembangan diri merupakan kemampuan untuk menyeimbangkan antara kehidupan profesional dengan personal. Empat pilar tersebut dapat membantu kita untuk mengembangkan potensi diri sambil tetap menjalani hidup dengan versi terbaik kita 🙂

atasi stres bersama aplikasi mindtera

Menariknya, Mindtera ini memiliki program berjenjang tidak lebih dari 5 menit sehari dan dibawakan oleh fasilitator profesional dan berpengalaman. Jadi kita tidak akan dibuat burn out dengan sesi belajarnya, hehe. Yang tidak kalah pentingnya lagi, Mindtera bantu Kelola Hidup Lebih Baik dan #SemuaBisaDikelola.

Yuk optimis, pasti bisa sukses!

Pengalaman Bersama Mindtera : (PPPS) Pertolongan Pertama Pada Stress

Begitu mendapat kesempatan untuk mengikuti sesi gratis bersama Mindtera, tanpa perlu pikir panjang, saya memberi jawaban YA, saya bersedia. Seperti kalimat yang dilontarkan seorang wanita setelah mendengar kekasih yang dicintai melamarnya. Hehe..

Sejak awal, opening yang dibawakan Mindtera sudah seperti magis yang membawa saya pada “kedamaian” sekaligus semangat. Seperti ada energi positif yang mengelilingi saya saat itu.

Kali pertama kami berkenalan dengan Coach Divi, beberapa pertanyaan diberikan pada kami yang akan mengikuti sesi kelas gratis tentang Mengelola Stress.

Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang harus kami jawab tersebut ternyata ada hasil di bagian akhir, dan skor saya saat itu adalah 18,5%.

Ternyata angka-angka tersebut mewakili beberapa penjelasan sebagaimana yang teman-teman lihat pada gambar di bawah ini.

tingkat stress

Angka 18,5 ternyata masih dalam taraf aman, yakni bearable stress. Kondisi yang masih bisa kita atasi jika ingin tidak mengganggu produktifitas kita dalam bekerja.

Sesi Pemetaan Pikiran Bersama Mindtera

Sesi bersama Mindtera tidak berhenti di situ. Selanjutnya, Coach Divi juga menginstruksikan pada kita untuk menganalisis, tiga sebab yang menjadikan kita merasa stress.

sebab stress

Mana yang menjadi sebab teman-teman merasa stress nih kira-kira?

Apakah itu unspoken feeling atau perasaan yang tidak sempat atau tidak bisa terungkap? Apakah itu karena multitask yang seringkali kita kerjakan sebagai ibu rumah tangga sekaligus freelancer? Apakah itu tight deadline yang mencekik?

Nah, dari sesi ini saja saya sudah belajar untuk memetakan : mana yang menjadi penyebab perasaan stress yang mengganggu pekerjaan itu? Kalau sudah tahu bagaimana sebabnya, biasanya kita akan lebih mudah untuk menemukan solusinya, tentu saja dengan bantuan instruktur dari Mindtera.

Jika kita memang merasa stress atau tertekan dengan pekerjaan, kita perlu tahu dulu bagaimana sih selama ini ketika kita bekerja?

Coach Divi juga menyebutkan bahwa ternyata cara kerja kita adalah proyeksi dari motivasi. Motivasi itu sendiri adalah dorongan untuk bertindak atau berkarya agar mencapai suatu tujuan dan tidak mudah menyerah.

Motivasi itu sendiri berasal dari dua sumber yakni intrinsik dan ekstrinsik.

Bagi orang-orang dengan tipe intrinsik, ia melakukan pekerjaannya karena punya motivasi dari dalam dirinya sendiri. Ciri-cirinya sebagai berikut :

sumber motivasi seseorang

Tipe intrinsik ini biasanya tidak akan banyak terpengaruh oleh pandangan orang lain atas apa yang ia kerjakan. Karena ia sudah merasa puas karena berkontribusi pada orang lain dengan usahanya yang maksimal.

Ia juga menikmati seluruh proses pekerjaannya dan ia menganggap pekerjaan ini adalah bagian dari karyanya. Oleh karena itu dampaknya juga akan sangat baik pada personal growth-nya.

Jika tipe intrinsik merasa bosan, jenuh atau bahkan stress karena pekerjaannya. Ada strategi yang bisa kita terapkan dari Coach Divi Mindtera.

strategi manajemen stress

Strategi untuk tipe intrinsik tersebut dapat kita lakukan dengan menemukan ilmu baru untuk inspirasi, menemukan kembali kenapa kita menyukai pekerjaan ini? Lalu ingat kembali bagaimana nilai hidup kita dengan pekerjaan, dan bagaimana hasil kerja kita ternyata bermanfaat untuk banyak orang.

Memetakan pemikiran-pemikiran tersebut di atas bisa kita terapkan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan stress itu sendiri dengan bantuan aplikasi dari Mindtera.

Lalu bagaimana dengan tipe ekstrinsik?

Orang-orang dengan tipe ekstrinsik biasanya memiliki motivasi seperti uang, popularitas, penghargaan, atau bahkan karena dorongan orang-orang yang dicintai.

Oleh karena itu, Mindtera tentu memberikan strategi yang berbeda. Untuk strategi orang dengan tipe ekstrinsik yang disampaikan oleh Coach Divi adalah sebagai berikut :

strategi untuk tipe ekstrinsik

Ketika tipe ekstrinsik sudah mulai stress dengan beban pekerjaan maupun kehidupan sehari-harinya, mereka bisa melakukan strategi tersebut di atas.

Mencari hal-hal baru yang disukai di luar pekerjaan, mengingat kembali hal-hal yang selama ini kita dapatkan dari pekerjaan (uang, tunjangan, fame, penghargaan, dan lain sebagainya), mencoba untuk menemukan value diri dan juga mengingat kembali apakah yang kita lakukan tidak sia-sia dan berdampak pada orang lain?

Perangkat Mindfulness dari Mindtera

Selama ini saya mengira bahwa bahwa batas self-awareness atau kesadaran diri adalah tahu kelemahan dan kelebihan sendiri. Namun di sesi belajar bersama Mindtera beberapa waktu lalu membuat saya mengetahui satu fakta tentang self awareness itu sendiri.

Self-awareness ternyata lebih luas daripada itu. Jika terus dikembangkan, proses memahami diri ini juga bisa mengasah empati, hingga membuat karier kita sukses.

Coach Divi menyebutkan bahwa self awareness ini bisa menjadi perangkat mindfulness untuk diri kita.

aplikasi mindtera pemetaan pikiran

Langkah pertama dari Coach Divi yakni, kita bisa mereview kembali value hidup kita dengan memilih 2 prioritas value lalu membuat prioritas waktu untuk setiap value yang kita pilih.

aplikasi mindtera

Lalu yang kedua kita bisa menentukan strategi macam apa yang bisa kita gunakan untuk mengembalikan keseimbangan antara keduanya. Kita bisa melatih jeda atau melakukan kegiatan journaling sebagai perangkat mindfulness itu sendiri.

Serta ada beberapa tips yang bisa teman-teman dapatkan lebih lengkap dengan mengikuti sesi sharing bersama Mindtera ya.

Tips Meningkatkan Produktivitas dari Mindtera

Saat itu kami juga mendapatkan beberapa tips dari Coach Divi Mindtera tentang bagaimana meningkatkan produktivitas dalam melakukan pekerjaan. Ini jadi bonus menyenangkan ketika mengikuti sesi bersama Mindtera lho, hehe.. Saya jadi tahu apa yang harus dilakukan setelah ini agar menjadi perempuan yang selalu produktif.

Diantara tips yang diberikan yakni :

tips meningkatkan produktivitastips meningkatkan produktivitas dalam bekerja

Rasanya inilah yang menjadi sesi favorit saya di Mindtera. Ilmu soal pemetaan pikiran dan juga belajar bagaimana mengatasi solusi dari setiap permasalahan, serta tips meningkatkan produktivitas kerja adalah nutrisi bagi otak dan jiwa saya.

Setelah melakukan pemetaan pikiran, lalu mencoba menemukan benang merah dan mengatasinya dengan solusi, Mindtera juga memberikan investasi untuk otak saya yang tak ternilai harganya. Kenapa tak ternilai? Karena bahkan kebahagiaan pun tak akan bisa ditukar dengan angka berapapun itu, kecuali dengan ketenangan hati dan juga pikiran.

Terimakasih Mindtera, kini hari-hariku jadi lebih produktif dan bahagia karena salah satu sesi bersamamu kemarin 🙂

Kalau

aplikasi mindtera

#SemuaBisaDikelola dengan Aplikasi Mindtera

Kalau ditanya mana sesi favorit saya, sejauh ini paling suka dengan materi mengelola stress menjadi energi positif untuk lebih produktif ini sih. Teman-teman juga bisa menjalani sesi bersama Mindtera sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Ada sesi tentang keluarga, cinta, karier, bahkan juga menjadi orangtua yang baik dan berbahagia bersama anak-anak.

Yuk Raih Prestasi dan Kelola Hidup Lebih Baik bersama Aplikasi Mindtera

“Nak, kamu harus jadi anak pintar!” Demikian kira-kira nasihat orangtua kepada kita saat masih kecil. Atau mungkin nasihat kita pada anak-anak yang kita lahirkan di era seperti ini. Tertanamlah dalam benak kita saat itu bahwa pintar itu adalah seorang insinyur (sekarang Sarjana Teknik) atau seorang dokter dengan angka 9 atau 10-nya di rapor yang dibagikan tiap akhir semester.

Saat itu pula sebagian kita berpikir bahwa insinyur dan dokter itu adalah “orang pintar”. Sementara untuk mencapai cita-cita itu orangtua tak lupa mengingatkan, “Nak, makanya kamu harus belajar supaya pintar”. Segala hal tentang kepintaran dan kecerdasan itu akhirnya mengarah pada :

Bahwa anak yang cerdas dan pintar adalah mereka yang meraih nilai rapor atau indeks prestasi tertinggi. Bahkan cum laude (nilai tertinggi dalam perguruan tinggi yang artinya “sempura/dengan pujian”)

Namun pendapat di atas tertepis oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Thomas J. Stanley, seorang dosen di beberapa Perguruan Tinggi ternama di Amerika. Diantaranya ia mengajar pemasaran di Universitas Tennessee , Universitas Georgia dan Universitas Negeri Georgia (tersemat dalam namanya sebagai Profesor Luar Biasa Omicron Delta Kappa).

everyone is special with mindtera

 

Dalam sebuah penelitian tentang faktor-faktor yang menyebabkan seseorang menjadi sukses, ia menemukan bahwa ternyata NEM/nilai akhir ujian sekolah maupaun ujian nasional, atau IPK mahasiswa itu tidak menjadi faktor utama yang menentukan kesuksesan seseorang.

Dalam penelitian yang dilaukan terhadap 733 orang jutawan di Amerika, Stanley berhasil membuktikan bahwa ada 30 faktor yang menentukan suksesnya seseorang. Dari 30 faktor tersebut, hanya tiga faktor yang berhubungan dengan faktor kecerdasan seseorang, itupun menduduki peringkat terbawah.

Faktor yang menduduki tiga peringkat teratas yang harus dimiliki setiap anak adalah sikap jujur, disiplin, dan pintar bergaul. Sedangkan tiga posisi terbawah dalam faktor yang menentukan kesuksesan dan kehebatan anak adalah IQ tinggi, sekolah di sekolah ternama, dan lulus dengan nilai tertinggi menempati peringkat 30.

Teori dan Gardner dan Stanley yang sudah saya tuliskan di atas sudah cukup membuktikan bahwa prestasi itu tidak hanya tentang angka-angka dalam nilai akademis. Namun ada yang jauh lebih penting dan menentukan dibanding itu semua.

mengapa memilih aplikasi mindtera

Faktor kejujuran, kedisplinan, pintar bergaul, pandai mengelola emosi, dan pilar lain yang mendukung keberhasilan seseorang dalam karirnya semua ada di dalam Mindtera. Sebuah Platform edukasi untuk belajar kecerdasan emosi,sosial,fisik dan pengembangan diri seputar keluarga, cinta, dan kerja. Keseimbangan diantara semua itu adalah yang menjadi fokus penting dari Mindtera.

Prestasi tidak lagi soal nilai atau angka, tapi juga bagaimana kita bisa mengelola dengan baik kehidupan yang akan kita jalani. Karena #SemuaBisaDikelola, Mindtera percaya bahwa setiap manusia unik dan punya potensi untuk melahirkan karya-karya hebat dari hasil pemikiran mereka. Stres, tekanan, ketidakpercayaan terhadap diri sendiri, #SemuaBisaDikelola bersama aplikasi Mindtera.

Selain mengelola stress, kita juga bisa mengikuti kelas bersama Mindtera terkait dengan permasalahan dalam kehidupan kita agar kita bisa menjalani hari-hari dengan lebih percaya diri, lebih produktif dan yang tak kalah penting adalah lebih berbahagia.

Untuk teman-teman yang penasaran dan ingin mencoba program untuk belajar bagaimana memetakan pikiran, mengelola perasaan serta pikiran dalam kehidupan sehari-hari dan tercapainya sukses dalam cinta, keluarga dan karier, yuk bisa langsung download aplikasinya melalui link berikut :

Link Download Appstore:

Link Download Playstore:

Follow juga sosial media Mindtera dan dapatkan informasi dan edukasi seputar karir, cinta, dan juga keluarga yang pasti bermanfaat untuk kehidupan kita.

Website : www.mindtera.com

Instagram @mintera.id

Facebook : Mindtera

Twitter : @mindteraID

Selamat mencoba dan jangan lupa beri jeda setiap harinya ya! 🙂

Jangan lupa kelola stres dengan berkesadaran, kelola hidup dengan lebih baik agar menjadi manusia yang berbahagia ya teman-teman! Semoga bermanfaat 🙂

bahagia bersama mindtera

Referensi :

Mindtera.com

female.kompas.com/multilple-intelligences

Emotional Intelligences by Daniel Goleman

Social Intelligences by Daniel Goleman