Berbicara soal alergi pada anak, saya ingin bercerita tentang alergi yang dialami oleh suami saya juga.

Beberapa kali suami saya mengalami reaksi alergi yang “katanya sih ngga begitu mengganggu.” Ada bentolan-bentolan yang muncul di sekitar wajah dan leher ketika secara tidak sengaja ia makan udang, kepiting, atau makanan laut lainnya. Ya, suami saya punya alergi seafood. Meskipun tidak semua seafood ya..

Begitu juga dengan anak saya yang usianya belum genap 4 tahun. Beberapa kali, ia juga sempat mengalami bengkak di bibir, di pipi, pernah juga sekitar matanya. Mulanya saya mengira bengkak tersebut karena gigitan serangga. Namun setelah diperiksakan ke DSA, ternyata anak saya punya reaksi alergi. Namun saat itu saya belum tahu, si kecil alergi terhadap apa, karena reaksi alerginya tidak secara langsung setelah ia makan sesuatu. Kadang sehari setelahnya atau bahkan dua hari setelahnya.

Inilah yang membuat saya kesulitan mencari alergi apa yang dialami oleh anak saya. Setelah beberapa waktu saya baru bisa menyimpulkan bahwa setiap si kecil makan sesuatu yang mengandung kacang, keesokan harinya ada bengkak di bagian bibir, pipi maupun matanya. Tidak jarang semua reaksi tersebut disertai dengan demam dan muntah-muntah.

Beberapa kali DSA langganan saya memberikan untuk kami obat anti alergi, dan alhamdulillah semuanya berhasil membuat demam dan mual yang dialami oleh anak saya jauh berkurang.

mengatasi alergi pada anak

Beruntung banget kemarin saya mengikuti webinar bersama Danone dan beberapa pakar serta praktisi yang berbicara tentang alergi ini. Ibu yang awam ini akhirnya tahu apa sebab alergi yang dialami oleh anak dan juga suami saya.

Tahu Ngga? Ini Salah Satu Sebab Alergi pada Anak

Sebagai seorang Ibu yang jarang banget skip sayur ketika menyajikan makanan, saya agak kaget juga kenapa anak saya jadi ikut-ikutan punya alergi seperti Bapaknya (meskipun bentuk alerginya tidak sama). Karena sejak kecil saya pun tidak punya alergi terhadap makanan atau apapun itu.

Namun setelah saya evaluasi, anak saya memang jarang sekali mau makan sayur. Meskipun saat MPASI hampir selalu ada sayur dalam piringnya. Namun ketika sudah mulai menginjak usia 2 tahun, anak saya mulai memilih-milih makanan. Sayur jarang, buah pun demikian.

Makan saja harus penuh perjuangan agar ada gizi yang masuk ke dalam tubuhnya. Ada banyak insight yang saya dapatkan pada webinar yang diadakan oleh Danone Indonesia bersama Bapak Arif Mujahidin (Corporate Communication Director Danone Indonesia), lalu ada juga dokter Endah Citraresmi, Sp.A(K) (dokter spesialis anak dan Konsultan Alergi Imunologi), serta Anastasia Satriyo, M.Psi, Psikolog (psikolog anak dan penulis buku).

obat alergi pada anak

Masalah Nutrisi yang Sebabkan Alergi pada Anak

Dalam sesi bersama dokter Endah bahwa nutrisi yang tidak seimbang akan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan. Salah satunya adalah alergi pada makanan tertentu atau kondisi tertentu.

Alergi disebabkan bukan hanya karena faktor imunitas yang terbentuk dari nutrisi yang masuk ke dalam tubuh kita. Namun juga bisa berasal dari lingkungan atau genetik. Namun satu hal yang saya garis bawahi, bahwa alergi makanan pada anak secara umum disebabkan karena kurangnya asupan serat ke dalam tubuhnya.

Apalagi adanya gaya hidup modern yang turut mendukung timbulnya berbagai macam alergi makanan pada anak. Sehingga jika ingin anak tidak ingin alergi makanan, yuk kita coba benahi pola makan dan juga asupan nutrisi yang harusnya seimbang.

Kondisi Alergi pada Anak Juga Berdampak Pada Masalah Psikologisnya lho!

Dalam sesi webinar tersebut, saya juga baru tahu bahwa anak-anak dengan alergi ternyata juga memiliki kemungkinan mendapatkan “masalah” dengan emosinya. Mbak Anastasia sebagai psikolog saat itu menjelaskan bahwa kondisi alergi anak dapat berdampak ke masalah emosi, kognitif, hingga perilaku anak.

Sehingga masalah tersebut nantinya akan berdampak ke sosialisasi anak dengan lingkungannya. Anak bisa jadi lebih sensitif, merasa rendah diri, dan tak jarang pula yang menutup diri terhadap lingkungannya.

Meskipun reaksi alergi dapat memengaruhi emosional anak, namun kondisi anak tetap saja lebih terpengaruh dari bagaimana cara kita sebagai orangtua mengelola emosi dan merespon emosi anak tersebut. Kalau kita bisa mengelola emosi dengan baik dan meresponnya dengan terbuka dan kehangatan, anak pun akan merasa nyaman dan akan memengaruhi bagaimana ia menghadapi lingkungan di luar rumahnya.

Dalam hal ini, sebagai orangtua kita bisa menerapkan co-regulation. Sebagai salah satu solusi  untuk membantu masalah emosi dari anak yang mengalami alergi.

alergi pada anak

Apa itu co-regulation? Berikut yang bisa kita lakukan dalam menerapkan co-regulation :

  1. Mengelola emosi dengan latihan nafas sadar dan rileks
  2. Berlatih menamai emosi-emosi yang kita rasakan sehingga bisa membantu anak menamai emosi yang muncul
  3. Anak merasa orangtua menerima dan memvalidasi emosinya

Teman-teman perlu tahu bahwa relasi yang hangat dari orangtua dan lingkungan berperan sangat penting untuk anak-anak. Baik anak-anak dengan alergi maupun tidak. Mereka akan merasa aman, dan secara emosi dapat membantu pemulihan anak yang menderita alergi. Karena alergi rentan terpicu oleh stres emosi-psikologis.

Yuk Penuhi Gizi Seimbang pada Anak Untuk Indonesia Emas

Setelah mengikuti webinar kemarin, saya jadi sadar betapa pentingnya menyeimbangkan asupan gizi untuk badan. Anak tidak cukup hanya didampingi dan diberikan makanan mahal, karena mahal kalau ngga seimbang, ya percuma juga kan?

Bersyukurnya anak saya masih suka susu, kentang sebagai pengganti nasi, ikan-ikanan, daging ayam maupun sapi untuk memenuhi asupan protein hewani, jamur, dan yang masih jadi PR banget ya soal buah dan sayur. Padahal saya termasuk suka banget sama sayur. Sedih rasanya kalau anak ngga terpenuhi gizi seimbangnya.

Padahal serat tidak hanya bermanfaat untuk imunitas tubuh anak, tapi juga sangat bermanfaat untuk kesehatan saluran cernanya. Oleh karena itu kadang kita temui anak-anak yang tidak lancar buang air besarnya, metabolisme tubuh yang tidak maksimal, atau bahkan kondisi hormonnya saat masa baligh yang tidak seimbang, semua itu dikarenakan kurangnya asupan serat dalam tubuh.

Saya masih terus berusaha agar anak dan suami selalu terpenuhi gizi seimbangnya. Terutama anak yang benar-benar tidak suka dengan sayur.

Untuk ibu-ibu yang punya ide agar anak bisa suka dengan sayur dan buah, boleh dong bagikan di kolom komentar!

Semoga artikel ini bermanfaat ya!