Menjadi pasangan suami istri selama 10 tahun terakhir membuat kami menambah banyak syukur dan menekan ego masing-masing, lalu mengamini bahwa tidak ada hal yang mustahil jika segala ikhtiar sudah kita lakukan lalu berdoa dengan segenap harap, termasuk saat kami berikhtiar dengan program hamil.
Sebelum memiliki “Isya” yang saat ini sudah berusia empat tahun, kami getol banget belajar kesana sini tentang program hamil itu sendiri. Namun entah bagaimana kok ngga terpikir ke Fertility Center gitu lho. Tempat yang tentunya lebih tepat untuk didatangi di kala kita sedang program hamil tentu saja.
Pesan Dokter Untuk Program Hamil di Fertility Center
Selain memaksimalkan doa pada Sang Maha Pencipta dan Pemberi Segalanya, tentu saja teman-teman tidak bisa hanya berpangku tangan menunggu keajaiban. Benar tidak?
Oleh karena itu teman-teman juga harus berikhtiar semaksimal mungkin. Agar tidak hanya mendapatkan hasil yang memuaskan tapi juga bisa menerima takdir apapun yang diberikan oleh Tuhan.
Dokter Spesialis Kebidanan Kandungan, Konsultan Fertilitas dr. Marinda Suzanta., D.Mas.,F.ART, Sp.OG (K-Fer) yang praktek di RS EMC Tangerang dan RS EMC Pekayon menjelaskan bahwa rata-rata pasien datang ke rumah sakit sudah dalam tahap ‘lelah’ karena ketidakberhasilan promil yang dilakukan sebelumnya.
Oleh karena itu, ketika pasien datang ke klinik fertilitas hal pertama yang dilakukan dr Marinda tidak langsung mendiagnosa. Melainkan mendengarkan ‘cerita’ para pasien lalu mengedukasi.
Seperti saya contohnya, ada “kisah-kisah” di balik sebuah usaha, ada tawa dan air mata di balik sebuah pengharapan hingga akhirnya pasangan suami istri pasrah lalu menyerahkannya pada dokter, pada ahlinya.
dr. Marinda juga menjelaskan bahwa perkara fertilitas dan program hamil ini sangat membutuhkan yang namanya motivasi diri. Jika tidak ada motivasi dari keduanya (istri dan suami) maka akan susah mendapatkan hasil yang diinginkan.
Ada beberapa hal yang ditekankan oleh dr. Marinda dalam penjelasannya melalui laman emc.id jika ingin program hamil berjalan dengan lancar. Meskipun nantinya teman-teman melihatnya sebagai suatu hal yang mudah, namun dalam praktiknya cenderung susah, apalagi membutuhkan konsistensi.
Lalu apa saja sih sebenarnya hal-hal yang ditekankan oleh dr. Marinda jika kita sedang menjalani program hamil?
1. Olahraga
Jika sudah menikah selama 12 bulan, melakukan hubungan intim tanpa alat kontrasepsi namun belum dikaruniai keturunan, artinya kamu atau pasanganmu mengalami gangguan kesuburan (infertilitas). Oleh karena itu, setiap pasien yang datang ke dokter kandungan, akan dihitung massa indeks tubuhnya untuk mengetahui rentang ideal berat badan.
Maka dari itu, dokter pasti menyarankan agar pasien melakukan olahraga rutin untuk meningkatkan kesuburan, melancarkan proses ovulasi dan menstruasi, hingga mempersiapkan kehamilan dan persalinan di kemudian hari.
2. Tidak Stress
Tak dapat dipungkiri, stres menjadi salah satu hal yang sulit dihindari ketika pasangan tengah menjalankan program hamil. Bahkan sebelum menjalankan program hamil pun terkadang sudah dilanda stres. Nah, kegelisahan ini memang sering kali muncul di setiap pasangan karena berbagai macam faktor.
Sehingga tidak hanya mengganggu metabolisme dalam tubuh, tapi juga memengaruhi sel-sel dalam otak kita, pusat seluruh kendali dalam tubuh.
Sebaiknya teman-teman bisa bersikap “bodo amat” dengan seluruh omongan orang lain yang memperbesar risiko kita terkena stres.
3. Bahagia
Tak dapat dipungkiri lagi bahwa kebahagiaan menjadi obat dari segala macam obat. Sebagaimana penjelasan dr.Marinda bahwa keberhasilan kehamilan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu fisik dan psikis. Selain stres, bahagia menjadi faktor penting dalam program hamil ya teman-teman.
Oleh karena itu kita harus tahu terlebih dahulu, apa saja hal-hal yang membuat kita bahagia. Kita juga harus menyadari secara penuh bahwa kebahagiaan dapat tercipta lewat aktivitas bercinta. dr. Marinda menyaranan agar ada baiknya tak menjadikan aktivitas bercinta hanya sebagai kewajiban untuk memiliki anak.
Yuk Program Hamil Bareng RS EMC
Bagi pasangan yang belum dikaruniai keturunan, yuk konsultasikan program hamilmu kepada ahlinya. Salah satunya teman-teman bisa berkonsultasi soal program kehamilan di Fertility Center RS EMC. Teman-teman bisa bertanya apa saja tentang promil bersama dokter profesional.
Atau hanya ingin tahu bagaimana tingkat fertilitas diri sendiri maupun pasangan? Fertility Center RS EMC bisa menjadi rujukan bagi teman-teman nih. Teman-teman juga bisa berkonsultasi mengenai ginekologi juga lho!
Nah, semoga ikhtiarmu untuk bisa mendapatkan keturunan melalui program hamil dimudahkan ya! Semangaat untuk seluruh pejuang garis biru!
Jadi dulu nunggu 5 tahun ya Mbak baru lahir si Isya?
Dengan program hamil ke dokter maka akan diketahui penyebabnya dan bisa cepat diatasi, hamil dehh ehh tentu saja dengan kuasa-Nya.
Biasanya memang kita dipandu untuk bergaya hidup sehat dulu. Klinik kesuburan gini sangat membantu para pasangan yang ingin punya keturunan
Insya Allah bila sudah rezeki, pasti diberikan buah hati ya, Mbak. jadi memang harus terus ikhtiar, termasuk mengikuti program hamil. Paling penting, terus menjaga kesehatan juga.
Gak hanya gaya hidup sehat saja ya yang dirutinkan, tetapi juga motivasi kuat dari suami dan isteri ini diperlukan agar promilnya bisa sukses
Postingan ini begitu menamparku, haha.. kami juga mayan lama buat dapet anak dulu, tapi ya sma nggak pernah kepikiran fertility center, maennya kurang jauh nih kita, Mbak Jii haha..
Btw, jujur masih susaj buat olga sih. Etapi EMC ini belum ada di Bali yah keknya? Coba konsul onlen bisa kan Mbak?
Fertility Center RS EMC ini bisa menjadi patner bagi teman teman yang memulai program hamil ya mbak
Yups.. Betul banget, tetap ikhtiar buat para ejuang garis 2. Jangan menyerah buat ikut program hamil. Insyallah segera mendapatkan momongan.
Perlu suasana yang mendukung antara suami dan istri ya untuk program hamil ini didukung juga dari klinik yang tepat dan support system yang ciamik dari semua pihak supaya berhasil
Aku pny tmn kntr nih yg udh lbh dr 10 thn menikah tp blm diberikan keturunan. Yg istrinya udh ngebet. Eh suaminya santai2. Malah dia ga mau diajak periksa. Sempat sebel sih. Tp ya mgkn blm dikasih kepercayaan aja.
Bgm pun, kita ttp hrs berusaha. Mendatangi dokter utk konsultasi ini udh paling awal deh. Aku mau cb ksh tau ke temenku di Depok nih. Siapa tahu mau dtg ke Tangerang/Pekayon itu.
Wah, ternyata program hamil gak cuma masalah teknis medis aja ya, tapi juga perlu banget motivasi dan dukungan mental dari kedua belah pihak. Salut deh buat dokter Marinda yang bisa dengerin cerita pasien dulu sebelum langsung beraksi. Ini ngingetin kita juga buat tetap semangat dan konsisten dalam berikhtiar sambil tetap berdoa. Semoga buat yang lagi promil bisa dapet hasil terbaik. Aamiin! 🙏
Semangat Mbak Ji, promil lagi ya untuk temennya Isya, biar rumah makin ramai dan makin hidup . Isya jadi punya temen main juga di rumah.
Saya untuk dapat momongan nunggu 8 bulan. Konsul di dokter baik2 aja setelah diperiksa.
salah satu sahabatku pejuang dua garis biru juga mba, mereka udah nunggu 11 tahun tapi belum di karuniai baby juga. aku bisa rekomendasiin program hamil di RS EMC nih, meski agak jauh juga dari Bandung, tapi siapa tau ya bisa berhasil
Kalau sudah terlalu lama, memang jadinya “agak” putus asa yaa..
Aku suka sekali buku yang ditulis Ninit Yunita berjudul “Testpack”. Rasanya semuanya sesuai dengan culture orang Indonesia. Yang bikin stres biasanya pertanyaan-pertanyaan dan nasehat orang-orang di circle tersebut.
Jadi kudu tetap santai, hidup sehat dan jangan lupa konsul rutin ke dokter untuk mengikuti Program Hamil di Fertility Center.
Bismillah yaa semoga setelah melewati setahun pertama pernikahan, dan melakukan tips2 promil bisa membuah kan hasil segera nih mba